Hilmy, Ayu Nur Izzati and Dr. Ir. Susilo Kusdiwanggo, ST., MT., CIQaR and Dr.techn. Ir. Yusfan Adeputera Yusran, ST., MT.Ars., IPM, ASEAN (2024) Ruang Liminal pada Masyarakat Asimilatif di Pulau Gili Iyang Kabupaten Sumenep”. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Keragaman budaya Indonesia memberikan latar belakang yang unik untuk memahami dinamika asimilasi budaya. Di Pulau Gili Iyang, Kabupaten Sumenep, asimilasi budaya terjadi melalui pertemuan masyarakat Bugis-Makassar, Buton- Binongko, dan Sumenep-Madura. Sejak abad ke-13, pulau ini telah menjadi tempat tinggal yang mencerminkan proses asimilasi budaya melalui berbagai ritual. Asimilasi budaya di Pulau Gili Iyang ditunjukkan melalui ritual-ritual seperti andherenat, rokat bhumi, dan rokat tase’ yang memadukan elemen budaya dari tiga suku yang berbeda. Ritual-ritual ini tidak hanya berfungsi untuk memperkuat identitas kolektif masyarakat asimilatif tetapi juga sebagai sarana untuk menavigasi perubahan sosial dan transisi kehidupan, menunjukkan kondisi liminal yang mencerminkan fase transisi identitas sosial. Meskipun banyak yang diketahui tentang pentingnya ritual dalam pembentukan identitas kolektif, terdapat kesenjangan pengetahuan mengenai bagaimana kondisi liminal dan ruang liminal terbentuk dan difungsikan dalam konteks asimilasi budaya yang kompleks. Penelitian ini mengidentifikasi beberapa masalah utama (1) Perbedaan penerapan konsep ruang liminal antara dua kutub teori oleh non-place (Augé, 1995) dan pseudoplace (Boorstin, 1963) dengan liminality (Turner, 1969) dan les rites de passage (van Gennep, 1960) sehingga perlu ditelaah dalam tiga kasus ritual masyarakat asimilatif di Pulau Gili Iyang. (2) Turner hanya menekankan pada aspek-aspek ambiguitas dan pembentukan komunitas sementara selama kondisi liminal dengan mengecualikan dua fase lainnya yakni separation dan incorporation pada saat mengembangkan teori les rites de passage oleh van Gennep sehingga diperlukan peninjauan ulang dalam tiga kasus ritual masyarakat asimilatif di Pulau Gili Iyang. Penelitian ini menggunakan filosofi constructivism, penalaran abduktif, metode kualitatif, dan strategi studi kasus. Dalam memudahkan proses penelitian digunakan unit analisis yang kemudian dikerangkakan dalam bentuk diagram proposisi. Unit analisis terdiri atas Masyarakat Asimilasif (MA), Aktivitas Budaya (AB), Ritual (R), Liminality (L), Liminal Space (LS), Bentuk Ruang (BR), Zona atau area (Z), Boundary/Batas (BT), dan Jaringan ruang dan tempat (J). Unit analisis ini kemudian menghasilkan lima proposisi yang nantinya memandu peneliti dalam mengidentifikasi temuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritual andherenat, rokat bhumi, dan rokat tase' di Pulau Gili Iyang lebih mencerminkan integrasi teori liminality dan les rites de passage. Ketiga ritual ini menciptakan ruang liminal melalui fase separation (pemisahan), liminality (transisi), dan incorporation (penggabungan kembali) yang terjadi secara beriringan, berurutan, dan hierarki dengan cara mengintegrasikan elemen alam dalam ritual, membentuk identitas kolektif yang kuat, dan menjaga hubungan sakral antara alam dan laut, yang membedakan dari masyarakat asimilatif lainnya.
English Abstract
Indonesia's cultural diversity provides a unique backdrop for understanding the dynamics of cultural assimilation. On Gili Iyang Island, Sumenep Regency, cultural assimilation occurs through the interaction of Bugis-Makassar, Buton- Binongko, and Sumenep-Madura communities. Since the 13th century, the island has been a place where cultural assimilation is reflected through various rituals. These rituals, such as andherenat, rokat bhumi, and rokat tase’, blend cultural elements from the three different ethnic groups. These rituals not only strengthen the collective identity of the assimilated community but also serve as a means to navigate social change and life transitions, demonstrating liminal conditions that reflect phases of social identity transition. Although much is known about the importance of rituals in forming collective identity, there is a knowledge gap regarding how liminal conditions and spaces are formed and function in the complex context of cultural assimilation. This study identifies two main issues: (1) The different applications of the concept of liminal space between the theories of non-place (Augé, 1995) and pseudoplace (Boorstin, 1963) with liminality (Turner, 1969) and les rites de passage (van Gennep, 1960), which need to be examined in the context of the three ritual cases of the assimilated community on Gili Iyang Island. (2) Turner focused solely on the aspects of ambiguity and the formation of temporary communities during liminal conditions, excluding the phases of separation and incorporation as outlined in van Gennep's theory, which necessitates a reevaluation in the three ritual cases of the assimilated community on Gili Iyang Island. This research employs a constructivist philosophy, abductive reasoning, qualitative methods, and a case study strategy. To facilitate the research process, units of analysis are used and structured into a propositional diagram. The units of analysis include Assimilated Community (MA), Cultural Activities (AB), Rituals (R), Liminality (L), Liminal Space (LS), Spatial Form (BR), Zones or Areas (Z), Boundaries (BT), and Networks of Space and Place (J). These units of analysis generate five propositions that guide the researcher in identifying research findings. The results show that the rituals of andherenat, rokat bhumi, and rokat tase' on Gili Iyang Island more accurately reflect the integration of liminality theory and les rites de passage. These three rituals create liminal spaces through the phases of separation, liminality, and incorporation, which occur sequentially and hierarchically by integrating natural elements into the rituals, forming a strong collective identity, and maintaining a sacred relationship between land and sea, distinguishing them from other assimilated communities.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 042407 |
Uncontrolled Keywords: | Asimilasi, Liminal, Ritual, Ruang Liminal, Pulau Gili Iyang |
Divisions: | S2/S3 > Magister Arsitektur Lingkungan Binaan, Fakultas Teknik |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 07 Oct 2024 03:37 |
Last Modified: | 07 Oct 2024 03:37 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/228398 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Ayu Nur Izzati Hilmy.pdf Restricted to Registered users only Download (11MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |