Warjito and Dr. Asihing Kustanti, S.Hut., M.Si. and Prof. Dr. Ir. Syafrial, MS. (2024) Pengaruh Penguasaan Teknologi Informasi Komunikasi Dan Faktor-Faktor Lain Terhadap Pengembangan Pertanian Bawang Merah. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sebelum adanya perkembangan teknologi, petani di Desa Bareng, Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro, melakukan penanaman bawang merah secara manual dengan metode tradisional. Proses dimulai dari persiapan lahan pertanian, yang meliputi membersihkan lahan dari gulma dan batu serta membuat bedengan atau alur untuk penanaman. Bibit bawang merah dipilih secara cermat dan ditanam dengan tangan atau alat sederhana seperti cangkul, dengan menjaga jarak yang tepat antara tanaman untuk memastikan pertumbuhan optimal. Namun, tanpa akses teknologi informasi dan komunikasi (TIK), petani menghadapi kesulitan dalam mendapatkan informasi terkini mengenai prakiraan cuaca, teknik pertanian terbaru, dan manajemen pertanian efektif. Hal ini menghambat kemampuan mereka untuk mengoptimalkan waktu tanam, pemupukan, dan penjadwalan aktivitas pertanian lainnya. Penggunaan metode manual juga dapat menyebabkan penggunaan sumber daya yang tidak efisien, seperti penggunaan air irigasi yang tidak terkontrol atau pupuk yang berlebihan karena kurangnya pengaturan yang tepat. Di tengah potensi besar pertanian bawang merah, Desa Bareng masih menghadapi tantangan dalam mengadopsi teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor pertanian. Pemahaman dan keterampilan terbatas dalam TIK menjadi hambatan utama, mengakibatkan kesulitan dalam mengakses informasi penting seperti teknik pertanian terbaru, perkiraan cuaca, dan informasi pasar yang dapat mendukung peningkatan hasil pertanian secara signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa faktor terhadap pengembangan pertanian bawang merah di Desa Bareng, Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro yaitu penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), jumlah pupuk kimia, jumlah tenaga kerja luas area tanam, jumlah bibit, dan jenis bibit terhadap produksi bawang merah. Penelitian ini mengadopsi pendekatan kuantitatif untuk menginvestigasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan pertanian bawang merah di Desa Bareng, Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro. Metode ini menggunakan pendekatan sistematis dengan pengumpulan data berupa angka atau data kuantitatif. Populasi penelitian mencakup seluruh petani di Desa Bareng, dengan jumlah sampel yang ditentukan sebesar 93 orang menggunakan metode purposive sampling. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner dan dokumentasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi pustaka. Analisis data dilakukan menggunakan teknik statistik seperti analisis regresi linear berganda untuk menguji hubungan antara variabel independen seperti penguasaan TIK, jumlah pupuk kimia, luas area tanam, jumlah dan jenis bibit dengan variabel dependen pengembangan pertanian bawang merah. Studi tentang produksi bawang merah di Desa Bareng, Kabupaten Bojonegoro, menunjukkan beberapa temuan penting. Pertama, penguasaan TIK oleh petani berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan pertanian bawang merah, menunjukkan bahwa semakin tinggi penguasaan TIK, semakin baik pengembangan pertanian tersebut. Kedua, penggunaan jumlah pupuk yang tepat berkontribusi positif dan signifikan terhadap produksi bawang merah, meningkatkan hasil panen. Namun, ketiga, peningkatan jumlah tenaga kerja justru berdampak negatif dan signifikan terhadap produksi, karena masalah efisiensi atau koordinasi. Keempat, luas area tanam dan jumlah bibit menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap produksi bawang merah, di mana peningkatan keduanya dapat meningkatkan jumlah hasil panen.
English Abstract
Before the development of technology, farmers in Desa Bareng, Sekar District, Bojonegoro Regency, traditionally planted shallots manually. The process began with land preparation, involving clearing the land of weeds and stones, and creating ridges or furrows for planting. Shallot bulbs were carefully selected and planted manually using tools like hoes, ensuring optimal spacing between plants for optimal growth. However, without access to Information and Communication Technology (ICT), farmers faced difficulties in obtaining timely information such as weather forecasts, latest agricultural techniques, and effective farming management practices. This hindered their ability to optimize planting times, fertilization, and scheduling other farming activities. The use of manual methods also led to inefficient resource use, such as uncontrolled irrigation water or excessive fertilizer due to lack of proper monitoring and regulation. Despite the significant potential of shallot farming in Desa Bareng, the village continues to face challenges in adopting modern technology to enhance efficiency and productivity in agriculture. Limited understanding and skills in ICT remain major obstacles, making it difficult for farmers to access important information on the latest farming techniques, weather forecasts, and market information that could significantly improve agricultural yields. This research aims to investigate the influence of several faktors on the development of shallot farming in Desa Bareng, Sekar District, Bojonegoro Regency, namely the mastery of Information and Communication Technology (ICT), quantity of chemical fertilizers, workforce, planting area, number of seedlings, and types of seedlings on shallot production. Adopting a quantitative approach, the study employs a systematic method with quantitative data collection. The research population includes all farmers in Desa Bareng, with a sample size of 93 determined through purposive sampling. Primary data is gathered through questionnaires and documentation, while secondary data is obtained from literature reviews. Statistical techniques such as multiple linear regression analysis are used to examine the relationships between independent variables like ICT mastery, fertilizer quantity, planting area, number and types of seedlings, and the dependent variable of shallot farming development. The study on shallot production in Desa Bareng, Bojonegoro Regency, reveals several significant findings. Firstly, ICT mastery among farmers positively and significantly influences shallot farming development, indicating that higher ICT mastery improves agricultural development. Secondly, the appropriate use of chemical fertilizers contributes positively and significantly to shallot production, enhancing harvest yields. However, thirdly, an increase in workforce negatifly and significantly impacts production, possibly due to inefficiencies or coordination issues. Fourthly, both planting area and number of seedlings show positive and significant effects on shallot production, with increases in these faktors leading to higher harvest yields.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 052404 |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 15 Nov 2024 06:11 |
Last Modified: | 15 Nov 2024 06:11 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/228174 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
WARJITO.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |