Pemberian Terapi Musik Nature Sound untuk Menstabilkan Indikator Fisiologis pada Pasien di Ruang ICCU RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan

Mewalo, Elizabeth and s. Shila Wisnasari, S.Kep., M.Biomed. (2024) Pemberian Terapi Musik Nature Sound untuk Menstabilkan Indikator Fisiologis pada Pasien di Ruang ICCU RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Indikator fisiologis merupakan fungsi biologis terukur (tanda-tanda vital) yang memberikan gambaran tentang kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Indikator fisiologis digunakan sebagai acuan untuk mendiagnosis suatu penyakit, memantau efisiensi pengobatan, dan mengidentifikasi potensi risiko kesehatan sebelum terjadi perburukan. Indikator fisiologis yang tidak stabil dapat mengindikasikan ketidakstabilan hemodinamik yang berdampak pada masalah serius seperti syok dan kematian khususnya pada pasien yang dirawat di ICCU. Terapi musik adalah terapi non farmakologis yang dapat diterapkan secara sederhana tidak selalu membutuhkan kehadiran ahli terapi, harga terjangkau dan tidak menimbulkan efek samping. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk melihat gambaran penerapan pemberian terapi musik nature sound sebagai terapi tambahan untuk menstabilkan indikator fisiologis pada pasien di Ruang ICCU RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Adapun kriteria inklusi penelitian ini yaitu pasien di ICCU RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan yang sudah dirawat lebih dari dua malam, pasien dengan kesadaran compos mentis dan bersedia diberi intervensi musik nature sound, pasien tidak memiliki gangguan bicara dan pendengaran, pasien tidak diberi obat narkotika 5–6 jam sebelum pemberian intervensi, selanjutnya kriteria eksklusi ialah pasien yang tidak bersedia untuk dijadikan responden dan pasien yang tidak kooperatif atau penurunan kesadaran. Data diperoleh dengan melakukan pengukuran indikator fisiologis seperti heart rate, tekanan darah sistolik dan diastolik, MAP, SpO2, dan RR sebelum dan sesudah intervensi. Intervensi dilakukan selama 2 hari berturut-turut pada rentang waktu 08.00 – 09.00, dengan durasi 30 menit pemberian musik nature sound. Diperoleh hasil yaitu responden studi kasus ini hanya menggunakan 1 klien yaitu Ny. S (60 tahun) yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Diperoleh selisih indikator fisiologis sebelum dan setelah diberikan intervensi yaitu HR 19x/mnt, TD Sistolik 26 mmHg, TD Diastolik 1 mmHg, MAP 10 mmHg, RR 2x/mnt, dan SpO2 0%. Berdasarkan hasil yang didapat, heart rate, tekanan darah sistolik dan diastolik, MAP, dan RR klien mengalami perbaikan positif setelah diberikan intervensi terapi musik nature sound. Pada SpO2 tidak tampak perubahan pada hasil dikarenakan klien menggunakan alat bantu napas selama 2 hari intervensi, namun terdapat perbaikan kondisi yang dilihat dari penurunan penggunaan alat bantu napas yang semula HFNC flow 20 menjadi NRBM 10 lpm yang disebabkan oleh terapi farmakologis.

English Abstract

Physiological indicators are measurable biological functions that provide insight into the health and well-being of an individual. Physiological indicators are used as a reference for diagnosing a disease, monitoring the efficiency of treatment, and identify potential health risks before it got worse. Unstable physiological indicators may indicate hemodynamic instability that can affect to serious problems such as shock and death, espessially patient hospitalized in the ICCU. Music therapy is a non-pharmacological therapy that can be applied simply, does not always require the presence of a therapist, affordable, and does not cause side effects. The objective of this study is to see an overview of the application of nature sound music therapy as additional therapy to stabilize physiological indicators among patient in the ICCU at RSUD Bangil, Kabupaten Pasuruan. This study case used a descriptive method using a case study approach. Inclusion criteria were patient hospitalization for more than two nights in the ICCU RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan, compos mentis, agreed to be given the intervention, the ability to communicate and no hearing disorders, and no use narcotics 5–6 hours before the intervention. Exclusion criteria were patient who did not agree to be given the intervention and patient with serious physical complications such as loss of consciousness. The result was obtained by measuring physiological indicators such as heart rate, systolic and diastolic blood pressure, MAP, SpO2, and RR before and after the intervention. The intervention was carried out for 2 days between 8-9 AM in 30 minutes duration of playing nature sound. The intervention of this case study only applied to 1 client, Mrs. S (60 years), who qualified the inclusion and exclusion criteria. The differences obtained in physiological indicators before and after the intervention was given were HR 19x/mnt, SBP 26 mmHg, DBP 1 mmHg, MAP 10 mmHg, RR 2x/mnt, and SpO2 0%. Based on the result, the client’s heart rate, systolic and diastolic blood pressure, MAP, and RR decreased after being given natural sound, that showed positive improvement. There was no changed in SpO2 because the client used a breathing equipment during the 2 days of intervention, however there was improvement of condition as seen from the changed of breathing equipment, from HFNC with flow 20 to NRBM 10 lpm, that may caused by pharmacological therapy.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	0524160095
Uncontrolled Keywords:	Indikator fisiologis, Nature sound, Pasien ICCU.Physiological indicators, Nature sound, Patient hospitalized in the ICCU.
Divisions:	Fakultas Ilmu Kesehatan > Profesi Keperawatan
Depositing User:	Sugeng Moelyono
Date Deposited:	05 Nov 2024 07:57
Last Modified:	05 Nov 2024 07:57
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/228109

Text (DALAM MASA EMBARGO) Elizabeth Mewalo.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB)

Actions (login required)

View Item