Masruroh, Ririn and Hery Toiba, S.P,M.P., Ph.D. and Dr. Tri Wahyu Nugroho, S.P., MSi (2024) Dampak Adopsi Tabela Terhadap Produktivitas Padi dan Pendapatan Usahatani Desa Sumbertlaseh Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pertanian adalah mata pencaharian utama bagi sebagian orang di negara berkembang, selain itu penduduk miskin didaerah pedesaan di negara berpenghasilan rendah dan menengah yang secara langsung maupun tidak langsung bergantung pada pertanian untuk mata pencaharian mereka mereka (Hidayah and Susanti 2022). Konsumsi beras di dalam negeri terus naik. Melalui survei Susenas BPS September 2022 menemukan, 98,35% rumah tangga di Indonesia mengonsumsi beras. Untuk mengimbangi peningkatan tersebut, produksi beras nasional harus meningkat secara memadai dalam rangka mempertahankan kecukupan pangan, Untuk itu diperlukan strategi peningkatan produksi padi untuk pemenuhan beras dalam negeri yang akan dilakukan melalui peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam. budidaya padi sawah dituntut untuk menggunakan sistem yang lebih efisien, baik tenaga kerja, pemanfaatan air, maupun penggunaan waktu. Sistem yang dapat memenuhi kriteria tersebut adalah sistem tanam benih langsung (tabela). Sistem tanam benih langsung memiliki beberapa keunggulan yaitu tidak melalui proses persemaian, kebutuhan tenaga kerja relatif kurang dan jangka waktu panen relatif singkat (Fiansyah 2023). Penelitian ini bertujuan 1). Menganalisis persepsi petani terhadap adopsi sistem tabela, 2). Menganalisis Faktor-faktor apa yang mempengaruhi keputusan petani untuk mengadopsi sistem tabela, 3). Menganalisa perbandingan output petani padi yang menerapkan sistem tabela dengan yang tidak menerapkan sistem tabela. Analisis data dalam Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kuantitatif, populasi dalam penelitain adalah 671 Petani diDesa Sumbertlaseh dengan Jumlah Sampel 78 petani padi dengan menggunakan teknik random sampling dan dianalisis menggunakan Skala Likert, Metode regresi probit dan PSM (Propensity Score Matching) dengan bantuan Software stata /MP 17.0. Dari keseluruhan responden dalam penelitian ini terdapat 38 petani mengadopsi sistem tabela dan 40 petani padi tidak mengadopsi sistem tabela. Dengan variable independent yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari jenis kelamin (X1), Umur (X2), Pendidiikan (X3), Pengalaman (X4), Luas lahan (X5), Jumlah anggota keluarga (X6), status kepemilikan lahan ( X7), Partisipasi (X8), tenaga Kerja (X9) dan Bibit (X10). Berdasarkan hasil analisis regresi probit diperoleh bahwa kondisi sosio demografi berpengaruh terhadap adopsi sistem tabela sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi tabela adalah Jumlah anggota rumah tangga dan jumlah tenaga kerja hal ini dimungkinkan Ketika seseorang memiliki anggota rumah tangga yang banyak informasi terkait sistem tabela yang diterima semakin besar dan sistem tabela lebih mudh dalam penanaman sehingga tida perlu menggunakan tenaga yang banyak, sedangkan jenis kelamin, umur, Pendidikan, pengalaman, luas lahan status kepemilikan lahan, partisipasi dan bibit tidak berpengaruh signiikan terhadap adopsi tabela. Selain itu, temuan dari penelitian ini adalah adanya perbedaan positif antara petani yang mengadopsi sistem tabela, dan yang tidak mengadopsi sistem tabela yaitu produktivitas meningkat sebesar 91,876 Kg/Ha dengan metode NNM dan dengan menggunakan metode kernel meningkat sebesar 482,983 Kg/Ha. Hal tersebut juga terjadi pada pendapatan yanitu meningkat sebesar Rp. 2.840.000/Ha Menggunakan metode NNM dan menggunakan metode kernel menginkat sebesar Rp 3.180.000/Ha, namun perbedaan positif produktivitas dan pendapatan tersebut tidak berpengaruh signifikan karena t hitung lebih kecil dari t tabel. Penelitian ini memberikan saran kepada para akademisi untuk penelitian selanjutnya hendaknya menambah jumlah responden dengan tidak membatasi kriteria responden. Hal ini agar hasil yang didapatkan mampu menjelaskan pengaruh secara nyata dan lebih baik lagi dari sebelumnya. Adopsi inovasi sistem tabela seharusnya mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan secara nyata namun kurangnya informasi atau pengetahuan yang diterima oleh petani Desa Sumbertlaseh mengakibatkan permasalahan yang dihadapi petani tidak terselesaikan sebaiknya, Pemerintah melalui Badan Penyuluh Pertanian untuk lebih aktif melakukan penyuluhan kepada petani Desa Sumbertlaseh Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro terkait dampak adopsi tabela kepada petani padi agar pengetahuan yang diperoleh petani lebih banyak dan resiko gagal panen lebih kecil serta meningkatkan kualitas dalam pengelolaan pertanian dan meningkatkan komunikasi kepada petani padi. Badan penyuluhan pertanian juga bisa mengenalkan adopsi inovasi terbaru yang cocok untuk karakteristik petani desa sumberltaseh dan sesuai dengan keadaan demografi Desa Sumbertlaseh supaya tercapainya produktivitas padi yang dapat menyebabkan pendapatan usahatani optimal dan bisa meningkatkan kesejahteraan petani Padi Desa Sumbertlaseh.
English Abstract
Agriculture is the main livelihood for many people in developing countries. Additionally, the poor population in rural areas of low- and middle-income countries directly or indirectly depends on agriculture for their livelihoods (Hidayah and Susanti 2022). Domestic rice consumption continues to rise. According to the BPS Susenas survey conducted in September 2022, 98.35% of households in Indonesia consume rice. To keep up with this increase, national rice production must be adequately boosted to maintain food sufficiency. Therefore, strategies to increase rice production are necessary to meet domestic rice demand through productivity enhancement and expansion of the planting area. Rice cultivation is required to use more efficient systems in terms of labor, water utilization, and time. One system that meets these criteria is the direct seeding system (Tabela). The direct seeding system has several advantages: it does not require a nursery process, requires relatively less labor, and has a relatively short harvesting period (Fiansyah 2023) This study aims to: 1) Analyze farmers' perceptions of the adoption of the Tabela system, 2) Analyze the factors influencing farmers' decisions to adopt the Tabela system, and 3) Compare the outputs of rice farmers who implement the Tabela system with those who do not. The data analysis in this study uses quantitative descriptive methods. The population of the study consists of 671 farmers in Sumbertlaseh Village, with a sample of 78 rice farmers selected using random sampling techniques. The data were analyzed using the Likert Scale, probit regression method, and Propensity Score Matching (PSM) method with the assistance of Stata/MP 17.0 software. Among all the respondents in this study, 38 farmers have adopted the Tabela system, while 40 rice farmers have not adopted the Tabela system. The independent variables used in this study include gender (X1), age (X2), education (X3), experience (X4), land area (X5), number of family members (X6), land ownership status (X7), participation (X8), labor (X9), and seeds (X10). Based on the probit regression analysis, it was found that socio-demographic conditions affect the adoption of the Tabela system. The factors influencing Tabela adoption are the number of household members and the amount of labor. This could be because having more household members increases the amount of information received about the Tabela system, and the Tabela system is easier to implement, requiring less labor. However, gender, age, education, experience, land area, land ownership status, participation, and seeds do not significantly affect Tabela adoption. Additionally, the findings from this study show a positive difference between farmers who adopt the Tabela system and those who do not. Productivity increased by 91.876 kg/ha with the NNM method and by 482.983 Kg/Ha using the kernel method. Similarly, income increased by Rp. 2,840,000/Ha using the NNM method and by Rp. 3,180,000/ha using the kernel method. However, these positive differences in productivity and income were not statistically significant, as the t-value was smaller than the t-table value. This study suggests that future research by academics should increase the number of respondents without limiting respondent criteria. This approach will help obtain results that can explain the effects more accurately and effectively than before. The adoption of the Tabela system should significantly improve productivity and income. However, the lack of information or knowledge received by the farmers in Sumbertlaseh Village results in unresolved issues.The government, through the Agricultural Extension Agency, should be more active in providing education to the farmers in Sumbertlaseh Village, Dander District, Bojonegoro Regency, about the impact of Tabela adoption on rice farmers. This will help farmers gain more knowledge, reduce the risk of crop failure, enhance agricultural management quality, and improve communication with rice farmers. The Agricultural Extension Agency can also introduce the latest innovative adoptions suitable for the characteristics and demographic conditions of Sumbertlaseh Village to achieve optimal rice productivity, which can lead to increased farm income and improved welfare for the rice farmers in Sumbertlaseh Village
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 042404 |
Divisions: | S2/S3 > Magister Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 14 Oct 2024 02:10 |
Last Modified: | 14 Oct 2024 02:10 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/228080 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Ririn Masruroh.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |