Rahma, Aisha Hawina and Dr. Eng. Lilya Susanti, ST., MT and Dr. Eng. Ir Ming Narto, W, ST., MT., M.Sc, (2024) Kekuatan Lentur Berdasarkan Umur Balok Bertulang Dengan Persentase Ground Granulated Blast Furnace Slag 30%. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Bahan struktural utama dalam konstruksi adalah beton, yang komposisinya saat ini terdiri dari pasir, batu pecah, dan semen. Penggunaan semen yang masif dalam konstruksi memberikan dampak negatif pada lingkungan. Salah satu cara mengurangi emisi CO₂ adalah dengan menggantikan sebagian semen Portland, dan alternatifnya adalah substitusi menggunakan Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS). GGBFS digunakan sebagai pengganti sebagian semen karena mengandung kalsium, aluminium, dan silika dengan komposisi kimia yang mirip dengan bahan mineral alami, termasuk bahan hidrasi seperti semen Portland. Penelitian menggunakan GGBFS sebesar 30% sebagai pengganti semen dengan Faktor Air Semen (FAS) 0,3. Mutu beton disesuaikan berdasarkan hasil eksperimen dengan variasi umur balok, dimana setiap variasi terdiri dari 3 benda uji balok. Ada juga benda uji kontrol, yaitu balok tanpa GGBFS, untuk perbandingan. Uji lentur dilakukan pada umur 50 hari dan 56 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa balok dengan campuran GGBFS 30% pada umur 50 hari memiliki kuat lentur rata-rata 10,4 MPa, sedangkan pada umur 56 hari kuat lentur rata-rata adalah 4,67 MPa, dipengaruhi oleh beberapa faktor saat pembuatan benda uji. Balok kontrol tanpa GGBFS menghasilkan kuat lentur rata-rata 10,45 MPa. Dengan demikian, balok dengan GGBFS 30% dapat menghasilkan kuat lentur yang sebanding dengan balok tanpa GGBFS
English Abstract
The main structural material in construction is concrete, which currently consists of sand, crushed stone, and cement. The massive use of cement in construction has a negative impact on the environment. One way to reduce CO₂ emissions is by partially replacing Portland cement with an alternative substitute, Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS). GGBFS is used as a partial replacement for cement because it contains calcium, aluminum, and silica with a chemical composition similar to natural mineral materials, including hydration components like Portland cement. This research uses 30% GGBFS as a cement replacement with a Water-Cement Ratio (WCR) of 0.3. The quality of the concrete is adjusted based on experimental results with varying beam ages, where each variation consists of 3 beam test specimens. There is also a control specimen, a beam without GGBFS, for comparison. Flexural tests were conducted at 50 and 56 days. The results showed that beams with a 30% GGBFS mixture at 50 days had an average flexural strength of 10.4 MPa, while at 56 days, the average flexural strength was 4.67 MPa, influenced by several factors during the specimen preparation. The control beam without GGBFS had an average flexural strength of 10.45 MPa. Thus, beams with 30% GGBFS can achieve flexural strength comparable to beams without GGBFS.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | 052407 |
| Uncontrolled Keywords: | Ground Granulated Blast Furnaced Slag, Balok Bertulang, Kuat Lentur, Umur |
| Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Sipil |
| Depositing User: | Unnamed user with username nova |
| Date Deposited: | 14 Nov 2024 04:42 |
| Last Modified: | 14 Nov 2024 04:42 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/228034 |
![[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO]](http://repository.ub.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Aisha Hawina Rahma.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB) |
Actions (login required)
 |
View Item |