Gustian, Moudy and Dr.Ir. Cicik Udayana, M.Si., (2024) Wilayah Jelajah dan Daya Dukung Habitat Lutung Jawa (Trachyphitecus auratus) di Taman Nasional Bali Barat”. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Lutung jawa (Trachyphitecus auratus) merupakan satwa primata yang menduduki status daftar merah IUCN dengan kategori Vulnerable (Rentan), artinya populasi di alam mengalami penurunan drastis. Penurunan populasi diakibatkan oleh adanya perubahan pada habitat aslinya. Upaya menjaga kelestarian dan habitat lutung jawa dapat dilakukan dengan pemetaan luas wilayah jelajah dan penilaian daya dukung habitat lutung jawa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis luas wilayah jelajah dan daya dukung habitat lutung jawa. Penelitian dilakukan di Resort Teluk Brumbun, Taman Nasional Bali Barat pada bulan Februari – Maret 2024. Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui wilayah jelajah adalah metode perjumpaan langsung dan metode perjumpaan tidak langsung. Data dianalisis secara kuantitatif dan deskriptif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan analisis spasial menggunakan analisis minimum convex polygon (MCP) yang terdapat dalam software Arcgis 10.8. Metode ini menghubungkan titik koordinat terluar posisi lutung jawa berada, sehingga diperoleh suatu bidang berbentuk poligon. Analisis deskriptif dilakukan dengan penguraian mengenai wilayah jelajah masing-masing kelompok lutung jawa. Pengambilan data daya dukung habitat dilakukan dengan identifikasi tumbuh-tumbuhan, hasil analisis vegetasi beserta Indeks Nilai Penting (INP) dan presentase ketersediaan jenis pohon pakan. Metode yang digunakan untuk analisis vegetasi yaitu metode petak ganda dengan ukuran 20x20 m untuk tingkat pohon, 10x10 m untuk tingkat tiang, 5x5 untuk tingkat pancang dan 2x2 m untuk tingkat semai yang disusun secara acak di dalam wilayah jelajah kelompok lutung jawa. Data analisis vegetasi diolah untuk mengetahui komposisi dan dominansi suatu jenis vegetasi pada suatu komunitas. Selain itu, data ketersediaan sumber air dilakukan dengan metode perjumpaan langsung. Kelompok lutung jawa yang dijadikan objek penelitian terdiri dari tiga kelompok, yaitu kelompok Bukit Lestari, Kelompang, dan Waka Sorea. Ukuran kelompok lutung jawa berkisar 21-36 ekor. Kelompok Bukit Lestari dijumpai di sekitar area Bukit Lestari berjumlah 36 ekor. Kelompok Kelompang dijumpai di area Kelompang berjumlah 26 ekor. Kelompok Waka Sorea dijumpai di area Waka Sorea yang berada dalam hotel Nusa Bay berjumlah 21 ekor. Ukuran luas wilayah jelajah setiap kelompok lutung bervariasi. Kelompok Bukit Lestari mempunyai luas wilayah jelajah dugaan total 13,9 hektar, kelompok Kelompang seluas 12,6 hektar dan kelompok Waka Sorea 8,5 hektar. Ketersediaan pakan kelompok Bukit Lestari terdapat tujuh jenis pohon pakan yaitu pilang, talok, kemloko, intaran, waru laut, tekik, dan walikukun. Presentase jenis pohon pakan lutung jawa pada kelompok Bukit Lestari yaitu sebesar 77,78%. Jenis pohon pakan yang memiliki nilai INP tertinggi yaitu jenis pilang sebesar 121,01. Selanjutnya ketersediaann pakan kelompok Kelompang terdapat tujuh jenis pohon pakan yaitu talok, kesambi, waru laut, walikukun, asem kranji, tekik, dan intaran. Presentase jenis pohon pakan lutung jawa pada kelompok Kelompang yaitu sebesar 77,78%. Jenis yang memiliki nilai INP tertinggi yaitu jenis walikukun sebesar 172,50. Sedangkan ketersediaan pakan kelompok Waka Sorea terdapat tujuh jenis sumber pakan yaitu talok, intaran, walikukun, tekik, asem kranji, kesambi, dan waru laut. Presentase jenis pohon pakan kelompok Waka Sorea sebesar 63,64%. Jenis yang memiliki nilai INP tertinggi yaitu jenis walikukun sebesar 167,75. Semua kelompok lutung jawa memiliki habitat yang ideal dan ketersediaan jenis pohon pakan yang tinggi. Beberapa sumber air yang dimanfaatkan lutung jawa untuk minum, seperti bak penampungan air, kolam renang dan kubangan. Tempat berlindung lutung jawa memiliki kerapatan pohon yang bervariasi. Kelompok Bukit Lestari memiliki kerapatan pohon yang tertinggi sebesar 198 individu/hektar, selanjutnya kelompok Waka Sorea sebesar 183 individu/hektar dan terendah yaitu kelompok Kelompang sebesar 66 individu/hektar. Tingkat tiang kelompok Waka Sorea memiliki nilai kerapatan yang tinggi yaitu sebesar 483 individu/hektar, selanjutnya kelompok Bukit Lestari sebesar 400 individu/hektar dan terendah yaitu kelompok Kelompang sebesar 287,5 individu/hektar. Jenis pohon yang digunakan lutung jawa tidur pada disetiap kelompok lutung yaitu jenis pilang (Acacia leucoplea), kemloko (Phyllanthus emblica), asem kranji (Dialium indum) dan talok (Mutingia calabura). Jenis Pohon tidur memiliki diameter rata rata 40,53 cm dan tinggi rata-rata 11,02 m.
English Abstract
Lutung Jawa (Trachyphitecus auratus) is a primate species listed on the IUCN Red List with a status of Vulnerable, indicating a drastic decline in the wild population. This decline is caused by changes in its natural habitat. Efforts to preserve the Javan langur and its habitat can be undertaken by mapping the home range and assessing the habitat's carrying capacity. This study aims to analyze the home range and carrying The research was conducted at the Teluk Brumbun Resort, West Bali National Park, from February to March 2024. The methods used to determine the home range were direct encounter and indirect encounter methods. The data were analyzed quantitatively and descriptively. Quantitative analysis was conducted using spatial analysis with the minimum convex polygon (MCP) method in Arcgis 10.8 software. This method connects the outermost coordinate points of the lutung jawa position, resulting in a polygon-shaped area. Descriptive analysis was carried out by describing the home range of each lutung jawa group. Habitat carrying capacity data collection was done by identifying vegetation, vegetation analysis results along with the Importance Value Index (IVI), and the percentage of available food tree species. The method used for vegetation analysis was the multiple plot method with plot sizes of 20x20 m for trees, 10x10 m for poles, 5x5 m for saplings, and 2x2 m for seedlings, randomly arranged within the home range of the lutung jawa groups. Vegetation analysis data were processed to determine the composition and dominance of a vegetation type in a community. Additionally, water source availability data were collected using direct encounter methods. The study subjects comprised three lutung jawa groups: the Bukit Lestari group, Kelompang group, and Waka Sorea group. The group sizes ranged from 21 to 36 individuals. The Bukit Lestari group was found in the Bukit Lestari area with 36 individuals. The Kelompang group was found in the Kelompang area with 26 individuals. The Waka Sorea group was found in the Waka Sorea area within the Nusa Bay hotel with 21 individuals. The home range sizes of each group varied. The Bukit Lestari group had an estimated total home range of 13.9 hectares, the Kelompang group 12.6 hectares, and the Waka Sorea group 8.5 hectares. The food availability for the Bukit Lestari group included seven tree species: pilang, talok, kemloko, intaran, waru laut, tekik, and walikukun, with a percentage of 77.78%. The tree species with the highest IVI was pilang at 121.01. The food availability for the Kelompang group included seven tree species: talok, kesambi, waru laut, walikukun, asem kranji, tekik, and intaran, with a percentage of 77.78%. The tree species with the highest IVI was walikukun at 172.50. The food availability for the Waka Sorea group included seven food sources: talok, intaran, walikukun, tekik, asem kranji, kesambi, and waru laut, with a percentage of 63.64%. The tree species with the highest IVI was walikukun at 167.75. All lutung jawa groups had ideal habitats and high availability of food tree species. Several water sources utilized by the lutung jawa for drinking included water reservoirs, swimming pools, and puddles. The shelter areas for the lutung jawa had varying tree densities. The Bukit Lestari group had the highest tree density at 198 individuals/hectare, followed by the Waka Sorea group at 183 individuals/hectare, and the lowest was the Kelompang group at 66 individuals/hectare. The pole level of the Waka Sorea group had the highest density at 483 individuals/hectare, followed by the Bukit Lestari group at 400 individuals/hectare, and the lowest was the Kelompang group at 287.5 individuals/hectare. The tree species used for sleeping by the lutung jawa in each group were pilang (Acacia leucophloea), kemloko (Phyllanthus emblica), asem kranji (Dialium indum), and talok (Mutingia calabura). The sleeping tree species had an average diameter of 40.53 cm and an average height of 11.02 m.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052404 |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Ilmu Tanah |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 13 Nov 2024 07:06 |
Last Modified: | 13 Nov 2024 07:06 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/227829 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Moudy Gustian.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |