Visibilitas Bentuk, Fungsi, Dan Kedudukan Bahasa Jepang Di Mojokerto: Kajian Lanskap Linguistik

Utomo, Kireina Fernanda and Ismatul Khasanah, Ph.D and Dr. Roosi, Rusmawati (2024) Visibilitas Bentuk, Fungsi, Dan Kedudukan Bahasa Jepang Di Mojokerto: Kajian Lanskap Linguistik. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Bahasa mewakili kemampuan manusia untuk berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat, baik dalam bentuk kata, gerakan, maupun simbol. Selain itu, aturan yang ditetapkan dalam pemerintahan negara mempengaruhi penggunaan bahasa dalam suatu daerah. Hal ini berhubungan dengan penggunaan bahasa di ruang publik. Fenomena kebahasaan ini berhubungan dengan kondisi sosiolinguistik, sehingga menjadi fenomena menarik yang dapat diteliti. Oleh sebab itu, teori lanskap linguistik Landry & Bourhis digunakan sebagai pisau untuk menganalisis penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini yakni: (1) mendeskripsikan bentuk penggunaan bahasa Jepang di ruang publik Mojokerto, (2) mendeskripsikan fungsi lanskap linguistik terhadap penggunaan bahasa Jepang di ruang publik Mojokerto, (3) mendeskripsikan kedudukan bahasa Jepang di ruang publik Mojokerto berdasarkan kajian lanskap linguistik. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskrptif kualitatif, dengan mendeskripsikan fenomena yang ada di lapangan. Teknik pengambilan data dilakukan melalui beberapa tahap, yakni tahap observasi, dokumentasi, wawancara, dan analisis teks. Lokasi penelitian terletak di Mojokerto yang berfokus di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Ngoro, Mojosari, dan Magersari. Selanjutnya dari ketiga kecamatan tersebut difokuskan lagi pada setktor pendidikan, perdagangan, dan perindustrian. Ketiga ranah tersebut merupakan bagian penggerak perekonomian di Mojokerto. Data yang diperoleh kemudian di klasifikasikan dan di analisis menggunakan teknis Hubung Banding Menyamakan (HBS) dan Teknik Hubung Banding Membedakan (HBB). Temuan dari penelitian ini berupa 31 data penggunaan bahasa Jepang yang di peroleh dari ranah pendidikan, perdagangan, dan perindustrian di Kecamatan Ngoro, Mojosari, dan Mojokerto. Hasil temuan menunjukkan adanya 3 bentuk penggunaan bahasa Jepang di ruang publik, yakni secara monolingual, bilingual, dan multilingual. Selain itu, penggunaan bahasa Jepang memiliki fungsi simbol, informasi, dan gabungan fungsi simbol dan informasi. Akan tetapi, penggunaan bahasa Jepang di ruang publik menunjukkan hanya menggunakan pola bottom-up, fenomena ini disebabkan karena tidak adanya keterlibatan pemerintah dalam pemberian nama di ruang publik yang menggunakan bahasa Jepang. Penggunaan bahasa Jepang di Mojokerto menunjukkan bahwa masyarakat sekitar telah terpengaruh oleh perkembangan zaman. Ini ditujunkkan melalui penggunaan bahasa Jepang di ruang publik yang disandingkan dengan bahasa Inggris. Adanya penggabungan 2 bahasa asing ini menandakan bahwa penggunaan bahasa di lingkungan yang didominasi etnis Jawa, bertujuan sebagai modernisasi. Dengan demikian, pada ranah pendidikan menandakan bahwa budaya asing mulai dikenal dan diajarkan di Mojokerto melalui Pendidikan non�formal seni bela diri karate. Kemudian pada ranah perdagangan mulai banyak kuliner Jepang yang dijual di wilayah Mojokerto. Selanjutnya pada ranah perindustrian yang tidak kalah menarik perhatian masyarakat, saat ini mulai dikenal perusahaan Jepang yang beroperasi di Mojokerto. Adanya ranah-ranah ini menjadi fenomena kebahasaan yang menarik di lingkungan Masyarakat Mojokerto. Sehingga, selain temuan penggunaan bahasa Jepang juga terdapat penggunaan huruf mimikri yang di adopsi dari aksara Jepang katakana. Temuan ini menandakan bahwa bahasa asing utamanya bahasa Jepang sudah tidak asing di lingkungan masyarakat dengan etnis Jawa di Mojokerto.

English Abstract

Language represents the human ability to interact with others in society, whether in the form of words, gestures, or symbols. In addition, the rules set in the country's government affect the use of language in a region. This relates to the use of language in the public sphere. This linguistic phenomenon is related to sociolinguistic conditions, making it an interesting phenomenon that can be studied. Therefore, Landry & Bourhis' linguistic landscape theory is used as a knife to analyze this research. The objectives of this study are: (1) to describe the form of Japanese language use in Mojokerto public space, (2) to describe the function of linguistic landscape on Japanese language use in Mojokerto public space, (3) to describe the position of Japanese language in Mojokerto public space based on linguistic landscape study. The method used in this research is qualitative descriptive method, by describing the phenomena in the field. Data collection techniques were carried out through several stages, namely observation, documentation, interviews, and text analysis. The research location is in Mojokerto, focusing on 3 sub-districts, namely Ngoro, Mojosari, and Magersari. Furthermore, the three sub-districts were focused on the education, trade, and industry sectors. These three areas are part of the economic drivers in Mojokerto. The data obtained were then classified and analyzed using the Hinge Comparative Equating (HBS) and Hinge Comparative Differentiating (HBB) techniques. The findings of this study are 31 data on the use of Japanese language obtained from the realm of education, trade, and industry in Ngoro, Mojosari, and Mojokerto sub-districts. The findings show that there are 3 forms of Japanese language use in public spaces, namely monolingual, bilingual, and multilingual. In addition, the use of Japanese has symbolic, informational, and combined symbolic and informational functions. However, the use of Japanese in public spaces shows that it only uses bottom-up patterns, this phenomenon is due to the absence of government involvement in naming public spaces that use Japanese. The use of Japanese in Mojokerto shows that the surrounding community has been affected by the times. This is shown through the use of Japanese in public spaces juxtaposed with English. The incorporation of these two foreign languages indicates that the use of language in a predominantly Javanese environment is aimed at modernization. Thus, in the realm of education, foreign cultures are being recognized and taught in Mojokerto through the non-formal education of karate martial arts. Then in the realm of trade, many Japanese culinary delights began to be sold in the Mojokerto area. Furthermore, in the industrial sphere, which is no less interesting to the public, Japanese companies operating in Mojokerto are now starting to be recognized. The existence of these domains is an interesting linguistic phenomenon in the Mojokerto community. Thus, in addition to the findings of Japanese language use, there is also the use of mimicry letters adopted from the Japanese katakana script. This finding indicates that foreign languages, especially Japanese, are familiar to the Javanese community in Mojokerto.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 042412
Uncontrolled Keywords: Bahasa Jepang, Lanskap Linguistik, Visibilitas-: Japanese, Linguistic Landscape, Visibility
Divisions: S2/S3 > Magister Linguistik Terapan, Fakultas Ilmu Budaya
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 30 Oct 2024 05:40
Last Modified: 30 Oct 2024 05:40
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/227672
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Kireina Fernanda Utomo.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item