Aprillia, Kartika and Franciscus Apriwan,, S.Ant., M.A (2024) Pengaruh Prinsip Agama Islam Terhadap Praktik Seni Bantengan Komunitas Rogo Wilis: Analisis Perubahan Dan Kontinuitas. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini memberikan sudut pandang baru terkait dengan kesenian Bantengan. Di mana di dalamnya, Bantengan sangat berkaitan erat dengan sesajen atau salah satu cara untuk mengundang roh halus dan memediasinya untuk bisa masuk ke dalam tubuh manusia sehingga manusia bisa berperilaku tidak biasa. Namun, masalahnya ada pada relasi sesajen dengan anggapan musyrik dalam Islam, sehingga metode ini dianggap tidak perlu. Seperti halnya yang dilakukan oleh sebuah komunitas pegiat seni bantengan bernama Rogo Wilis, yang masih melakukan praktik Bantengan bahkan tanpa bantuan sesajen. Dengan mendalami informasi yang bersumber dari Rogo Wilis inilah, penelitian soal kontinuitas dan modifikasi terhadap sesajen kemudian dielaborasi. Rogo Wilis memperkenalkan skema trans tanpa adanya sesajen. Pengambilan data penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi yang langsung dilakukan di komunitas Rogo Wilis. Hasilnya, penelitian ini akan memperlihatkan bagaimana Rogo Wilis memaknai sesajen dan bagaimana praktik Bantengan yang mereka lakukan bisa tetap memiliki trance sebagai puncak acara tanpa menggunakan sesajen yang dianggap melenceng dari ajaran agama.
English Abstract
This research provides a new perspective on the Bantengan art form. In it, Bantengan is closely related to sesajen (offerings), which are one way to invite and mediate spirits to enter the human body, causing unusual behavior. However, the issue lies in the relationship between offerings and the perception of shirk (idolatry) in Islam, leading to the view that this method is unnecessary. This is similar to the practice of a Bantengan art community called Rogo Wilis, which still performs Bantengan without the aid of offerings. By delving into information sourced from Rogo Wilis, this study elaborates on the continuity and modification of offerings. Rogo Wilis introduces a trance scheme without the use of offerings. The data for this research was collected through observation, interviews, and documentation directly conducted within the Rogo Wilis community. The results will show how Rogo Wilis interprets offerings and how their Bantengan practices still achieve trance as the climax of the event without using offerings, which are considered contrary to religious teachings
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052412 |
Uncontrolled Keywords: | Bantengan, Sesajen, Trance, Kontinuitas, Modifikasi- Bantengan, Offerings, Trance, Continuity, Modification |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Antropologi Budaya |
Depositing User: | Sugeng Moelyono |
Date Deposited: | 30 Oct 2024 05:17 |
Last Modified: | 30 Oct 2024 05:17 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/227645 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
KARTIKA APRILLIA.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |