Safitri, Andini Izza and Dr. Dany Ardhian, S.Pd., M.Hum (2024) Sistem Penamaan Usha Kuliner Bakso di Kota Malang: Kajian Lanskap Linguistik. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk penggunaan bahasa, fungsi penggunaan bahasa, dan aspek sosial pada sistem penamaan usaha kuliner bakso di Kota Malang. Data diambil dari 130 teks papan nama usaha kuliner bakso di Kota Malang, yang mencakup kecamatan Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun dan Kedungkandang dengan teknik dokumentasi (foto). Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif dengan analisis data menggunakan teori lanskap linguistik rancangan Landry dan Bourhis (1997). Hasil penelitian menujukkan: (1) terdapat tiga bentuk penggunaan bahasa yang muncul, yaitu monolingual, bilingual, dan multilingual dengan keterlibatan 7 bahasa, yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa Walikan. Pada bentuk monolingual, hanya terdapat satu pola, yaitu bahasa Indonesia dengan jumlah yang mendominasi di antara seluruh pola bentuk penggunaan bahasa (50%). Pada bentuk bilingual terjadi empat pola, yaitu Indonesia+Inggris, Indonesia+Arab, Indonesia+Jawa, dan Indonesia+Sunda. Kombinasi Indonesia+Jawa menjadi mayoritas (26%). Pada bentuk multilingual terjadi lima pola, yaitu Indonesia+inggris+Arab, Indonesia+Jawa+Arab, Indonesia+Inggris+Jawa, Indonesia+Jawa+Walikan, dan Indonesia+Cina+Inggris+Walikan. Adapun pola Indonesia+Jawa+arab menjadi mayoritas (5%). (2) fungsi penggunaan bahasa pada teks papan nama usaha kuliner bakso di Kota Malang menghasilkan dua fungsi, yaitu fungsi informasi dan fungsi simbolik. Pada fungsi Informasi ditemukan dua belas fungsi informasi, yaitu informasi nama pemilik, jenis bakso, Lokasi, media sosial, telepon, informasi layanan, slogan, Kehalalan, Harga, Menu, Ucapan, dan Pengumuman. Pada fungsi simbolik berdasarkan penggunaan masing-masing bahasa. Bahasa Indonesia menunjukkan kompetensi bahasa masyarakat Kota Malang. Bahasa Arab menunjukkan efek kepercayaan pada produk bakso melalui persepsi kehalalan. Bahasa Inggris menunjukan dua simbol yaitu representasi modernitas dan daya tarik wisata. Bahasa Cina menunjukan simbol penghalusan produk bakso non halal. Bahasa Jawa menunjukan simbol keakraban. Sedangkan bahasa Walikan menunjukan lokalitas kedaerahan. (3) Aspek-aspek sosial yang muncul pada teks papan nama usaha kuliner bakso di Kota Malang meliputi agama, gender, dan etnis.
English Abstract
This study aims to analyze the forms, functions, and social aspects of language use in naming meatball businesses in Malang City. The data was collected by documenting photos from 130 business sign texts of meatball culinary businesses in Malang City, including the districts of Lowokwaru, Klojen, Blimbing, Sukun, and Kedungkandang. This research used a descriptive qualitative approach, analyzing data with Landry and Bourhis' (1997) linguistic landscape theory. The results of the study show: (1) There are three forms of language use identified: monolingual, bilingual, and multilingual, consist of seven languages: Indonesian, English, Arabic, Javanese, Sundanese, Chinese, and Walikan. In the monolingual form, there is only one pattern, which is Indonesian, dominating among all patterns of language use (50%). The bilingual form, contain four patterns: Indonesian+English, Indonesian+Arabic, Indonesian+Javanese, and Indonesian+Sundanese, with the Indonesian+Javanese combination being the majority (26%). In the multilingual form, there are five patterns: Indonesian+English+Arabic, Indonesian+Javanese+Arabic, Indonesian+English+Javanese, Indonesian+Javanese+Walikan, and Indonesian+Chinese+English+Walikan, with the Indonesian+Javanese+Arabic pattern being the majority (5%). (2) The language used in the meatball business sign texts in Malang City shows two main functions: informational and symbolic. In the informational function, twelve functions are identified: the owner name, type of meatball, location, social media, telephone, service information, slogan, halal status, price, menu, greeting, and announcement. The symbolic function varies across languages: Indonesian denotes language competence; Arabic signifies trust in meatball products through perceived halal status; English symbolizes modernity and exclusivity; Chinese denotes refinement for non-halal meatballs; Javanese represents familiarity; and Walikan indicates regional locality. (3) The social aspects emerging in the meatball culinary business sign texts in Malang City include religion, gender, social status, and ethnicity.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0524120160 |
Uncontrolled Keywords: | sistem penamaan, bakso, lanskap linguistik, Kota Malang-naming system, meatballs, Linguistic Landscape, Malang City |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia |
Depositing User: | Sugeng Moelyono |
Date Deposited: | 30 Oct 2024 07:22 |
Last Modified: | 30 Oct 2024 07:22 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/227644 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Andini Izza Safitri.pdf Restricted to Registered users only Download (10MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |