Challenging Javanese Women's Stereotypes Through Jeng Yah's Character of the Netflix Series "Gadis Kretek" (2023)

Patriatama, Andhira Putra and Scarletina Vidyayani Eka, S.S., M.Hum (2024) Challenging Javanese Women's Stereotypes Through Jeng Yah's Character of the Netflix Series "Gadis Kretek" (2023). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis stereotip wanita Jawa yang digambarkan dalam Serial Netflix Gadis Kretek dan memaparkan tokoh utama dalam film tersebut yang melawan stereotip wanita Jawa. Wanita Jawa memiliki stereotip yang mana mereka memiliki karakteristik seperti memelihara, inferior, sensitif, berorientasi pada orang, dan bergantung kepada laki-laki. Dengan stereotip tersebut akhirnya perempuan Jawa mengalami kesulitan dalam mengekspresikan pendapat dan memperjuangkan hak-hak mereka untuk bisa mendapatkan kesempatan yang sama seperti laki-laki. Jeng yah, karakter utama wanita dalam Serial Netflix Gadis Kretek adalah seorang gadis Jawa yang hidup pada tahun 1960- an. Pada setting tersebut perempuan Jawa memiliki stereotip sebagai seorang yang melakukan pekerjaan rumah tangga atau yang orang Jawa sebut sebagai “masak, macak, manak”. Stereotip tersebut akhirnya ditantang oleh Jeng Yah yang merasa perempuan tidak memiliki hak untuk mendapatkan kebebasan karena stereotip yang ada. Jeng Yah yang disini memiliki cita-cita untuk meracik saus Kretek terhalangi karena adanya anggapan bahwa perempuan tidak seharusnya untuk ada di ruang saus dan meracik saus karena dianggap hanya akan membuat saus menjadi asam. Untuk menganalisis penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan feminis yang menganalisis stereotip perempuan di Indonesia menggunakan teori peran gender dan stereotip menggunakan Meeker & Weitzrl-O'Neill (1977) dan kemudian menganalisis bagaimana Jeng Yah menantang stereotip tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang mana lebih berfokus pada penjelasan yang mendalam mengenai hasil temuan dibandingkan dengan angka atau statistik. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat tiga stereotip yang ditunjukkan kepada wanita Jawa, khususnya pada Jeng Yah dari Serial Netflix Gadis Kretek, yaitu mengasuh, inferior, dan bergantung. Stereotip yang menganggap perempuan adalah sosok pengasuh ditunjukkan dari anggapan bahwa pekerjaan perempuan adalah mengurus anak, suami, dan rumah yang ditunjukkan oleh Pak Budi dan keluarga Jeng Yah kepada Jeng Yah. Stereotip yang menganggap perempuan inferior ditunjukkan dari bagaimana anggapan dan perilaku yang membuat Jeng Yah tidak dapat mengambil keputusan dan melakukan seuatu sesuai dengan keinginannya. Stereotip yang menganggap bahwa Jeng bergantung ditunjukkan dengan masyarakat yang menganggap bahwa Jeng Yah tidak dapat berdiri sendiri dan harus bergantung pada laki-laki. Stereotip tersebut di tantang Jeng Yah dengan berbagai cara yang terbagi dalam dua ranah, yaitu industri dan karakteristik. Stereotip ranah industri ditentang Jeng Yah dengan bagaimana ia terus berusaha mencapai mimpinya untuk berkecimpung di industri kretek dan membuat sambal yang enak. Stereotip karakteristik ditentang Jeng Yah dengan menunjukkan bahwa ia tidak ingin mengikuti stereotip bahwa perempuan melakukan pekerjaan domestik dan tidak menuruti perintah orang tua. Jeng Yah yang menantang stereotip gender ini didukung penuh oleh Soeraja

English Abstract

The purpose of this study is to analyze the stereotype of Javanese women depicted in the Netflix Series Gadis Kretek and to describe the main character in the film who fights the stereotype of Javanese women. Javanese women have stereotypes in which they have characteristics such as nurturant, inferior, sensitive, oriented to people, and depending on men. With these stereotypes, finally, Javanese women experience difficulties in expressing opinions and fighting for their rights to be able to get the same opportunities as men. Jeng yah, the main female character in the Netflix Series Gadis Kretek is a Javanese girl who lives in the 1960s. In this setting, Javanese women are stereotyped as someone who does housework or what the Javanese call "cooking, dress up, and gave birth". This stereotype is finally challenged by Jeng Yah who feels that women do not have the right to freedom because of the existing stereotype. Jeng Yah, who has the ambition to mix Kretek sauce, is hindered by the assumption that women should not be in the sauce room and mix sauce because it is thought that it will only make the sauce sour. To analyze this study, the researcher uses a gender roles and stereotypes theory using Meeker & Weitzrl-O'Neill (1977) and then analyzes how Jeng Yah challenges the stereotype. The stereotype that considers women as caregivers is shown by the assumption that women's work is to take care of children, husbands, and homes, as indicated by Mr. Budi and Jeng Yah's family to Jeng Yah. The stereotype that considers women inferior is demonstrated by the assumptions and behaviors that make Jeng Yah unable to make decisions and do things according to her wishes. The stereotype that considers Jeng to be dependent is shown by society, which believes that Jeng Yah cannot stand alone and must depend on men. This study uses a qualitative research method which focuses more on in-depth explanations of the findings than on numbers or statistics. This study found that there are three stereotypes of Javanese woman shown in the movie namely nurturing, inferior, and dependent. The stereotype that considers women as caregivers is shown by the assumption that women's work is to take care of children, husbands, and homes, as indicated by Mr. Budi and Jeng Yah's family to Jeng Yah. The stereotype that considers women inferior is demonstrated by the assumptions and behaviors that make Jeng Yah unable to make decisions and do things according to her wishes. The stereotype that considers Jeng to be dependent is shown by society, which believes that Jeng Yah cannot stand alone and must depend on men. Jeng Yah challenges these stereotypes in industry realm. Jeng Yah challenges the stereotype of the industrial realm by striving to achieve her dream of being involved in the Kretek industry and making delicious chilli sauce. Jeng Yah challenges the characteristic stereotype by showing that she does not want to follow the stereotype that women do domestic work and do not obey their parents' orders. Jeng Yah, who challenges this gender stereotype, is fully supported by Soeraja.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524120158
Uncontrolled Keywords: Challenge, Feminism, Stereotype, Gadis Kretek-Challenge, Feminisme, Stereotype, Gadis Kretek
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris
Depositing User: soegeng Moelyono
Date Deposited: 30 Oct 2024 00:04
Last Modified: 30 Oct 2024 00:04
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/227635
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Andhira Putra Patriatama.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item