Keputusan Petani Padi Dalam Mengadopsi Program Slpht Di Desa Bakalan Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro

Wasono, Didik Mulyo and Prof. Dr. Ir. Abdul Wahib Muhaimin, MS. and Dr. Riyanti Isaskar, SP., M.Si (2024) Keputusan Petani Padi Dalam Mengadopsi Program Slpht Di Desa Bakalan Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Dalam penanggulangan masalah hama dan penyakit, sebagian besar petani padi di Jawa Timur menggunakan pestisida. Penggunaan pestisida harus didasarkan pada nilai ambang ekonomi (AE), namun kenyataan di lapangan penggunaan pestisida masih menjadi prioritas utama bahkan cenderung berlebihan dalam penggunaannya. Menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk menekan penggunaan pestisida sintetik. PHT diperkenalkan oleh pemerintah Indonesia melalui program Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT). Selama periode tahun 2020 sampai dengan tahun 2022 terjadi gagal panen di Desa bakalan Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro dikarenakan keadaan tanah sudah kritis akibat ketergantungan pestisida kimia dan pupuk kimia. Pemerintah Desa Bakalan pada Tahun 2023 mengadakan kegiatan SLPHT sesuai program prioritas Dana desa yaitu melaksanakan ketahanan pangan tingkat desa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan SLPHT Tanaman Padi, Menganalisis dukungan petani terhadap kegiatan SLPHT Tanaman Padi, Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku petani terhadap kegiatan SLPHT Padi , serta menganalisis pengaruh perilaku petani dalam kegiatan SLPHT terhadap Keputusan Petani. Kegiatan penelitian ini dilakukan di Desa Bakalan, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro. Metode penentuan responden dengan menggunakan Random Sampling sejumlah 45 petani peserta SLPHT dari jumlah populasi 80 petani peserta SLPHT Padi. Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan Analisis deskriptif untuk mendeskripsikan pelaksanaan SLPHT Tanaman Padi di Desa Bakalan, uji proporsi untuk menganalisis dukungan petani terhadap kegiatan SLPHT Padi, dan analisis regresi untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku petani terhadap kegiatan SLPHT Tanaman Padi , serta Menganalisis pengaruh perilaku petani dalam kegiatan SLPHT terhadap Keputusan Petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SLPHT di Desa Bakalan Kecamatan Kapas kabupaten Bojonegoro dilaksanakan pada Bulan Oktober s/d Desember tahun 2023 selama 12 kali pertemuan (12 minggu) dengan diikuti oleh 80 orang petani dari kelompok tani yang berada di desa Bakalan. Uji proporsi menunjukkan bahwa lebih dari 50% petani mempunyai dukungan perilaku yang tinggi terhadap kegiatan SLPHT padi di Desa Bakalan. Analisis Regresi menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku petani dalam SLPHT Padi antara lain umur, tingkat pendidikan, status lahan garapan, keaktifan dalam kelompok tani, frekuensi mengikuti kegiatan SLPHT, peran penyuluh dalam pelaksanaan SLPHT serta sarana & prasarana. Sementara untuk luas lahan garapan tidak berpengaruh terhadap perilaku petani dalam program SLPHT padi. Pengaruh perilaku petani yang dihitung menggunakan 3 indikator yaitu pengetahuan petani, sikap petani dan keterampilan petani terhadap keputusan petani dalam kegiatan SLPHT menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan petani pada kegiatan SLPHT yaitu pengetahuan petani.

English Abstract

In overcoming pest and disease problems, most rice farmers in East Java use pesticides. The use of pesticides should be based on the value of the economic threshold (AE), but the reality in the field the use of pesticides is still a top priority and even tends to be excessive in its use. Implementing Integrated Pest Management (IPM) is one way that can be used to reduce the use of synthetic pesticides. IPM was introduced by the Indonesian government through the Integrated Pest Management Farmer Field School (IPM FFS) program. During the period 2020 to 2022 there was crop failure in Bakalan Village, Kapas Subdistrict, Bojonegoro Regency because of the soil condition was critical due to dependence on chemical pesticides and chemical fertilizers. The Bakalan Village Government in 2023 held the IPM FFS activities in accordance with the Village Fund priority program, namely implementing village-level food security. The purpose of this study was to describe the implementation of IPM FFS activities for rice plants, analyze farmers' support for IPM FFS activities for rice plants, analyze factors that influence farmers' behavior towards IPM FFS activities for rice, and analyze the influence of farmers' behavior in IPM FFS activities on farmers' decisions. This research was conducted in Bakalan Village, Kapas District, Bojonegoro Regency. The method of determining respondents using Random Sampling amounted to 45 farmers participating in IPM FFS from a population of 80 farmers participating in IPM FFS of Rice. The analytical tools in this study used descriptive analysis to describe the implementation of IPM FFS of Rice Crops in Bakalan Village, proportion test to analyze farmers' support for IPM FFS of Rice activities, and regression analysis to analyze the factors that influence farmers' behavior towards IPM FFS of Rice crops activities, as well as analyzing the influence of farmers' behavior in IPM FFS activities on Farmers' Decisions. The results showed that IPM FFS in Bakalan village, Kapas sub-district, Bojonegoro district was implemented in October to December 2023 for 12 meetings (12 weeks) with 80 farmers from farmer groups in Bakalan village. The proportion test shows that more than 50% of farmers have high behavioral support for IPM FFS activities in Bakalan Village. Regression analysis shows that the factors that influence farmers' behavior in IPM FFS of rice include age, education level, cultivated land status, activeness in farmer groups, frequency of participating in IPM FFS activities, the role of extension workers in the implementation of IPM FFS and facilities & infrastructure. Meanwhile, the size of cultivated land has no effect on farmer behavior in the IPM FFS program. The influence of farmer behavior calculated using 3 indicators, namely farmer knowledge, farmer attitudes and farmer skills towards farmer decisions in IPM FFS activities shows that the variable that has the most influence on farmer decisions on IPM FFS activities is farmer knowledge.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 042405
Divisions: S2/S3 > Magister Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 11 Sep 2024 07:36
Last Modified: 11 Sep 2024 07:36
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/227575
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
DIDIK MULYO WASONO.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item