Hasbi, Nadien Azzumar and Prof. Dr. Ir. Mimit Primyastanto, MP and Mentari Puspa Wardani, S.Pi., M.Si (2024) Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan dalam Pengembangan Objek Wisata Air di TWA Angke Kapuk, Jakarta Utara. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
ndonesia dengan 18.110 pulau dan garis pantai sepanjang 108.000 km adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang kaya akan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. Pariwisata di Indonesia sering mengabaikan keberlanjutan, sehingga ekowisata diperlukan untuk konservasi dan pemberdayaan ekonomi lokal. Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk di Jakarta Utara menjadi salah satu destinasi ekowisata favorit, terutama pada wahana wisata air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya dukung kawasan dan strategi pengembangan objek wisata air di Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, Jakarta Utara, dan dilakukan pada Januari-Februari 2024. Dengan menggunakan metode deskriptif, penelitian ini menggambarkan kondisi objek wisata air dan daya dukung kawasan serta faktor internal dan eksternal yang mempengaruhinya. Data yang dikumpulkan terdiri dari data kualitatif melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, serta data kuantitatif yang diperoleh dari kuesioner dan analisis. Sumber data mencakup data primer dari pihak pengelola dan pengunjung, serta data sekunder dari literatur dan statistik terkait. Penelitian menggunakan teknik purposive sampling dengan metode Linear Time Function (LTF) untuk menentukan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) menentukan apakah suatu kawasan cocok untuk wisata berdasarkan parameter seperti kejernihan air, kedalaman, kecepatan arus, bau, dan tutupan vegetasi. Sungai Angke dinilai Cukup Sesuai (S2) untuk wisata air. Area tersebut mendukung aktivitas kano, dayung, dan speedboat dengan IKW 67% (Cukup Sesuai). Daya Dukung Kawasan (DDK) digunakan untuk menentukan kapasitas maksimum pengunjung di suatu area. Di Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, DDK dihitung berdasarkan luas area, durasi kunjungan, dan jenis wisata air. Perahu kano dan dayung dapat menampung 160 pengunjung per hari, sedangkan speedboat dapat menampung 914 pengunjung per hari. Kondisi aktual menunjukkan bahwa jumlah pengunjung masih di bawah kapasitas maksimal. Daya Dukung Fisik (PCC) dan Daya Dukung Riil (RCC) juga dihitung, dengan hasil 274 dan 250 pengunjung per hari. Daya Dukung Efektif (ECC) adalah 208 pengunjung per hari yang menunjukkan pengelola dapat melayani jumlah tersebut secara efektif. Pada analisis SWOT digunakan kuisioner yang fokus pada faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan TWA Angke Kapuk, khususnya bagian Objek Wisata Air. Hasil dari kuesioner diukur pada tabel IFAS dan EFAS yang memberikan nilai bobot pada setiap faktor strategis. Dari hasil analisis, diketahui bahwa kekuatan TWA Angke Kapuk lebih besar daripada kelemahannya. Berdasarkan diagram SWOT, posisi objek wisata air berada pada Kuadran I yang mendukung strategi agresif. Dengan mengacu pada matriks SWOT, strategi SO (Strength-Opportunity) merupakan yang paling cocok untuk diterapkan. Strategi ini melibatkan promosi yang menarik, menjaga keamanan pengunjung, dan meningkatkan aksesibilitas transportasi. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pengalaman pengunjung, menjangkau lebih banyak pasar, dan memperkuat citra destinasi sebagai pilihan wisata alam yang menarik.
English Abstract
ndonesia with 18,110 islands and a coastline stretching over 108,000 km is the largest archipelagic country in the world, rich in natural resources and biodiversity. Tourism in Indonesia often neglects sustainability, thus ecotourism is needed for conservation and empowering local economies. Angke Kapuk Nature Park (TWA) in North Jakarta is one of the favorite ecotourism destinations, especially for water tourism. This research aims to analyze the carrying capacity as a development strategy for water tourism in Angke Kapuk Nature Park (TWA), North Jakarta, conducted in January-February 2024. Using descriptive method, this research describes the condition of water tourism objects and the carrying capacity of the area as well as internal and external factors influencing it. Data collected consist of qualitative data through interviews, observations, and documentation, as well as quantitative data obtained from questionnaires and analysis. Data sources include primary data from managers and visitors, as well as secondary data from relevant literature and statistics. The research uses purposive sampling technique with the Linear Time Function (LTF) method to determine the number of samples as many as 30 respondents. The Tourism Suitability Index (IKW) determines whether an area is suitable for tourism based on parameters such as water clarity, depth, current speed, smell and vegetation cover. The Angke River is rated Sufficiently Suitable (S2) for water tourism. This area supports canoeing, rowing and speedboat activities with an IKW of 67% (Fairly Appropriate). Area Carrying Capacity (DDK) is used to determine the maximum capacity of visitors in an area. At the Angke Kapuk Nature Tourism Park (TWA), DDK is calculated based on the area, duration of visit and type of water tourism. Canoes and rowing boats can accommodate 160 visitors per day, while speedboats can accommodate 914 visitors per day. Actual conditions show that the number of visitors is still below maximum capacity. Physical Carrying Capacity (PCC) and Real Carrying Capacity (RCC) were also calculated, with results of 274 and 250 visitors per day. Effective Carrying Capacity (ECC) is 208 visitors per day which shows that the management can serve this number effectively. In the SWOT analysis, questionnaires focusing on internal and external factors affecting the development of Angke Kapuk Nature Park, particularly the Water Tourism Object, are used. The results of the questionnaire are measured on IFAS and EFAS tables, which provide weight values for each strategic factor. From the analysis results, it is known that the strengths of Angke Kapuk Nature Park are greater than its weaknesses. Based on the SWOT diagram, the position of the water tourism object is in Quadrant I, supporting an aggressive strategy. Referring to the SWOT matrix, the SO (Strength-Opportunity) strategy is the most suitable to be applied. This strategy involves attractive promotion, maintaining visitor safety, and improving transportation accessibility. These steps are expected to enhance visitor experiences, reach more markets, and strengthen the destination's image as an attractive natural tourism choice
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052408 |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 18 Oct 2024 07:05 |
Last Modified: | 18 Oct 2024 07:05 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/227249 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Nadien Azzumar Hasbi.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |