Velencia, Alexandra Caroline and Dr. Tiwi Nurjannati Utami, S.Pi., MM (2024) Manajemen Modal Kerja Usaha Pembenihan Ikan Lele (Clarias sp.) Pada UMKM Perikanan di Kota Bogor, Jawa Barat. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Indonesia adalah produsen sekaligus konsumen utama produk perikanan dunia, dengan populasi sekitar 240 juta orang yang menjadi pasar potensial bagi berbagai produk perikanan. Produk perikanan nasional harus diterima di dalam negeri untuk mendukung ekspansi ke pasar internasional. Perikanan budidaya, atau akuakultur, sangat penting dalam menyediakan protein hewani dan melindungi stok ikan liar serta ekosistem perairan. Sektor ini berkontribusi pada ketahanan pangan, penciptaan lapangan kerja, dan pendapatan nasional, serta memiliki dampak besar pada pembangunan ekonomi pedesaan. Ikan lele merupakan komoditas unggulan dalam budidaya perikanan di Indonesia, dengan produksi meningkat dari 200 ribu ton pada 2009 menjadi lebih dari 1,1 juta ton pada 2017. Manajemen modal kerja yang efektif sangat penting untuk kelancaran operasional dan stabilitas keuangan, mencakup pengelolaan kas, piutang, persediaan, dan kewajiban jangka pendek untuk menjaga keseimbangan antara likuiditas dan profitabilitas. Ini sangat penting bagi UMKM yang sering menghadapi keterbatasan finansial. Di Kota Bogor, dengan kepadatan penduduk tinggi dan lokasi strategis dekat Jakarta, potensi budidaya perikanan sangat besar. UMKM di sektor ini dapat meningkatkan kinerja keuangan melalui manajemen modal kerja yang efisien, memastikan kelangsungan operasional dan pertumbuhan usaha di tengah tantangan finansial yang umum dihadapi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perbandingan antar UMKM pembenihan dan pembesaran ikan lele (Clarias sp.) di Kota Bogor, Jawa Barat dan untuk menganalisis manajemen modal kerja UMKM pembenihan dan pembesaran ikan lele (Clarias sp.) di Kota Bogor, Jawa Barat. Penelitian mengenai manajemen modal kerja pada usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele di UMKM perikanan Kota Bogor dilaksanakan pada Maret 2024 dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Data primer dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi langsung di lapangan, sementara data sekunder diperoleh dari sumber eksternal seperti jurnal dan publikasi. Sampel dipilih menggunakan metode purposive sampling, melibatkan pemilik usaha mikro budidaya ikan lele di Kota Bogor. Data dianalisis menggunakan model Miles dan Huberman yang mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi, serta dilakukan triangulasi data untuk memastikan keakuratan informasi. Kota Bogor di Provinsi Jawa Barat, Indonesia, memiliki populasi lebih dari 1 juta jiwa, mayoritasnya berusia produktif. Budidaya ikan lele berkembang pesat di wilayah ini, baik dalam kolam terpal maupun keramba, menunjukkan potensi ekonomi yang kuat. Amaranti Fish Farm didirikan oleh Mas Oim pada tahun 2020 di Tegalgundil, dengan fokus pada pembenihan ikan lele dan ekspansi ke Tajurhalang dan Cibedug. Makmur Tani Integrasi, yang dimulai oleh Mas Iqbal pada tahun 2018, juga fokus pada pembenihan dengan menjual bibit berukuran 4- 5 cm. Mandiri Farm, didirikan oleh Pak Aris pada tahun 2014, awalnya fokus pada pembesaran, kemudian beralih ke pembenihan dengan menjual bibit berukuran 8 cm. Turbo Farm, yang didirikan oleh Bu Risma dan suaminya pada tahun 2016 fokus pada pembesaran, meningkatkan jumlah kolam dari 10 menjadi 20, dan aktif dalam komunitas petani lele. Setiap UMKM menghadapi tantangan unik seperti cuaca dan persaingan pasar, namun mereka tetap berinovasi dan berkembang. Amaranti Fish Farm mengelola tiga cabang dengan fokus berbeda di setiap cabangnya. Makmur Tani Integrasi mengatasi keterbatasan pengetahuan awal dengan terus belajar dan berkolaborasi dengan keluarga. Mandiri Farm memilih fokus pada pembenihan untuk menghemat waktu dan sumber daya. Turbo Farm mengatasi tantangan teknis dan eksternal dengan aktif dalam komunitas dan terus meningkatkan kualitas budidaya. Dalam manajemen modal kerja, pemilik usaha merencanakan penggunaan kas secara cermat untuk pembelian pakan dan obat�obatan, menghindari piutang, dan mengelola persediaan bahan baku dengan baik. Mereka juga mengawasi pengeluaran kas dan kebijakan pembayaran untuk menjaga efisiensi dan kelangsungan usaha. Dengan perencanaan dan pengorganisasian yang baik, setiap UMKM menunjukkan kesadaran tinggi dalam mengelola modal kerja untuk mempertahankan kelangsungan dan efisiensi usaha budidaya ikan lele mereka di Kota Bogor. Penelitian mengenai manajemen modal kerja pada UMKM budidaya lele di Kota Bogor menunjukkan bahwa keempat usaha yang diteliti mampu mengembangkan bisnis budidaya ikan lele dengan baik meskipun dengan tantangan yang berbeda. Mereka menjalankan perencanaan modal kerja dengan rinci, fokus pada pembelian yang efisien, dan tanpa menerapkan sistem piutang. Pengorganisasian dilakukan secara mandiri atau dengan bantuan keluarga, menggunakan teknologi untuk pencatatan, serta mengelola persediaan bahan baku tanpa biaya tambahan. Saran untuk pengembangan mencakup penetapan anggaran yang lebih formal dan pelatihan manajemen keuangan dari pemerintah, sementara proposisi menyoroti pentingnya perencanaan dan pengendalian kas, persediaan, dan piutang untuk meningkatkan efisiensi penggunaan modal kerja di UMKM budidaya lele
English Abstract
Indonesia is a leading producer and consumer of fishery products worldwide, with a population of around 240 million people providing a significant market for various fishery products. National fishery products must be accepted domestically to support expansion into international markets. Aquaculture is crucial in providing animal protein and protecting wild fish stocks and aquatic ecosystems. This sector contributes to food security, job creation, national income, and has a significant impact on rural economic development. Catfish is a prime commodity in Indonesian aquaculture, with production increasing from 200,000 tons in 2009 to over 1.1 million tons in 2017. Effective working capital management is essential for operational smoothness and financial stability, involving the management of cash, receivables, inventory, and short-term liabilities to maintain a balance between liquidity and profitability. This is especially crucial for MSMEs, which often face financial constraints. In Bogor City, with its high population density and strategic location near Jakarta, the potential for aquaculture is substantial. MSMEs in this sector can improve their financial performance through efficient working capital management, ensuring operational continuity and business growth amidst common financial challenges. The purpose of this research is to describe the comparison between MSMEs in catfish (Clarias sp.) hatchery and grow-out in Bogor City, West Java, and to analyze the working capital management of these MSMEs. Research on working capital management in catfish hatchery and grow-out businesses at MSMEs in Bogor City was conducted in March 2024 using descriptive qualitative research methods. Primary data were collected through interviews, observations, and direct documentation in the field, while secondary data were obtained from external sources such as journals and publications. Samples were selected using purposive sampling method, involving micro�business owners of catfish farming in Bogor City. Data were analyzed using the Miles and Huberman model, which includes data reduction, data presentation, and conclusion/verification, and data triangulation was conducted to ensure the accuracy of the information. Bogor City in West Java, Indonesia, has a population of over 1 million people, most of whom are of productive age. Catfish farming is rapidly growing in this area, both in tarpaulin ponds and cages, demonstrating strong economic potential. Amaranti Fish Farm, founded by Mas Oim in 2020 in Tegalgundil, focuses on catfish hatchery and has expanded to Tajurhalang and Cibedug. Makmur Tani Integrasi, started by Mas Iqbal in 2018, also focuses on hatchery, selling seeds sized 4-5 cm. Mandiri Farm, established by Pak Aris in 2014, initially focused on grow-out but later shifted to hatchery, selling seeds sized 8 cm. Turbo Farm, founded by Bu Risma and her husband in 2016, focuses on grow-out, increasing the number of ponds from 10 to 20 and actively participating in the catfish farmer community. Each MSME faces unique challenges such as weather and market competition, but they continue to innovate and grow. Amaranti Fish Farm manages three branches with different focuses. Makmur Tani Integrasi overcomes initial knowledge limitations by continuously learning and collaborating with family. Mandiri Farm chooses to focus on hatchery to save time and resources. Turbo Farm tackles technical and external challenges by being active in the community and continuously improving farming quality. In working capital management, business owners carefully plan cash usage for purchasing feed and medicines, avoid receivables, and manage raw material inventory well. They also monitor cash outflows and payment policies to maintain efficiency and business continuity. With good planning and organization, each MSME shows high awareness in managing working capital to sustain and efficiently run their catfish farming businesses in Bogor City. The conclusion of the research on working capital management in catfish farming MSMEs in Bogor City indicates that the four businesses studied are capable of developing their catfish farming businesses well despite different challenges. They perform detailed working capital planning, focus on efficient purchasing, and do not implement a receivables system. Organization is done independently or with family help, using technology for record-keeping, and managing raw material inventory without additional costs. Suggestions for development include formal budget setting and financial management training from the government, while propositions highlight the importance of planning and controlling cash, inventory, and receivables to improve working capital efficiency in catfish farming MSMEs
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052408 |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 17 Oct 2024 08:19 |
Last Modified: | 17 Oct 2024 08:19 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/227123 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Alexandra Caroline Velencia.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |