Purwanto, Yunsi Nosa Keggy and Citra Satrya Utama Dewi, S.Pi, M.Si and Ade Yamindago, S.Kel, Mp, M.Sc, Ph.D (2024) : Analisis Karakteristik Morfologi dan Morfometrik Lamun Cymodocea rotundata, Enhalus acoroides, Halophila ovalis dan Thalassia hemprichii di Pulau Tabuhan, Banyuwangi, dan Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Lamun (seagrass) adalah tanaman air yang berbunga (Anthophyta) dan mempunyai kemampuan beradaptasi untuk hidup dan tumbuh di lingkungan laut. Pertumbuhan lamun tidak terlepas dari kondisi parameter seperti suhu, salinitas, DO, dan pH. Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan lamun antara lain kondisi pesisir. Habitat lamun berada di pesisir sehingga mudah terdampak aktivitas manusia seperti pendaratan kapal, pembangunan pesisir, eutrofikasi, pengerukan, dan sebagainya. Lamun memiliki daun yang menguning saat tidak terendam air dan dapat kembali menjadi hijau saat terendam oleh air secara otomatis. Banyak, artikel yang menyebutkan bahwa lamun tidak memiliki stomata namun lamun tetap berfotositesis untuk perkembangannya. Hal tersebut menyebabkan penelitian daun lamun penting dilakukan untuk membuktikan mengenai kondisi stomata lamun, di buktikan dengan analisis morfologi, pengukuran morfometrik daun lamun dan analisis sel daun lamun. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan parameter kualitas air bagi pertumbuhan lamun secara morfologi dan morfometrik makro maupun mikro. Penelitian ini dilakukan pengambilan data satu kali pada bulan Juli dan Agustus 2023. Penelitian ini menggunakan data primer yang meliputi data morfologi, data morfometrik makro dan mikro, data suhu, salinitas, DO dan pH. Penentuan dua titik stasiun menggunakan metode random sampling dimana untuk lokasi Pulau Tabuhan di tentukan dengan mencari lokasi dimana habitat lamun tersebut, sedangkan pada Pulau Bawean ditentukan dengan dimana ada spesies yang sama dengan di Pulau Tabuhan agar dapat dibandingkan. Pengambilan sampel lamun menggunakan bantuan line transek 50 m dan kuadran transek 50 x 50 cm yang diletakkan zigzag dengan jarak 5 m pada line transek yang dimulai pada titik 0 m (pertama ditemukannya lamun). Sampel lamun kemudian diletakkan pada sterofoam untuk difoto dengan penggaris untuk mempermudah perhitungan morfometrik dengan imageJ Parameter kualitas air suhu, salinitas, pH menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan sedangkan DO memiliki perbedaan yang signifikan antara dua lokasi. Parameter merupakan salah satu faktor pertumbuhan lamun. Kondisi substrat dari kedua lokasi memiliki perbedaan jenis substrat. Hasil dari analisis uji T pada keempat pengukuran menunjukkan bahwa Enhalus acoroides memiliki perbedaan yang signifikan dari kedua lokasi. Enhalus acoroides pada Pulau Bawean lebih besar dari Pulau Tabuhan yang kemungkinan disebabkan oleh kondisi substat dan parameter kualitas air terutama pada DO dari kedua lokasi penelitian. Pertumbuhan lamun di Pulau Bawean memiliki hubungan kuat dengan DO dan salinitas perairan. Pertumbuhan lamun di Pulau Tabuhan memiliki hubungan kuat dengan pH dan Suhu. Hal tersebut sesuai dengan kondisi umum dari masing-masing lokasi penelitian. Pulau Bawean memiliki banyak pengaruh dari kegiatan masyarakat terutama yang tinggal di wilayah pesisir, sedangkan Pulau Tabuhan tidak memiliki bangunan permanen dan pohon yang tinggi sehingga sampai menutupi masuknya cahaya ke perairan.
English Abstract
Seagrass is a flowering aquatic plant (Anthophyta) and has the ability to adapt to live and grow in the marine environment. Seagrass growth cannot be separated from parameter conditions such as temperature, salinity, DO, and pH. Other factors that influence seagrass growth include coastal conditions. Seagrass habitat is on the coast so it is easily affected by human activities such as ship landings, coastal development, eutrophication, dredging, and so on. Seagrass has leaves that turn yellow when not submerged in water and can return to green when submerged in water automatically. Many articles state that seagrasses do not have stomata but seagrasses still carry out photosynthesis for their development. This makes research on seagrass leaves important to prove the condition of seagrass stomata, proven by morphological analysis, morphometric measurements of seagrass leaves and analysis of seagrass leaf cells. The aim of this research is to determine the relationship between water quality parameters for seagrass growth in terms of morphology and macro and micro morphometrics. This research carried out data collection once in July and August 2023. This research used primary data which included morphological data, macro and micro morphometric data, temperature, salinity, DO and pH data. Determining the two station points used a random sampling method where for Tabuhan Island the location was determined by looking for locations where the seagrass habitat was, while on Bawean Island it was determined by where there were the same species as on Tabuhan Island so that they could be compared. Seagrass samples were collected using a 50 m transect line and 50 x 50 cm transect quadrants placed zigzag at a distance of 5 m on the transect line starting at the 0 m point (first seagrass was found). The seagrass samples were then placed on styrofoam to be photographed with a ruler to make morphometric calculations easier with imageJ The water quality parameters temperature, salinity, pH and DO show that DO has significant differences between the two locations. Parameter is one of the growth factors of seagrass. The substrate conditions of the two locations have different types of substrate. The results of the T test analysis on the four measurements showed that Enhalus acoroides had significant differences from the two locations. Enhalus acoroides on Bawean Island is greater than on Tabuhan Island, which is probably due to the substate conditions and water quality parameters, especially DO from both research locations. Seagrass growth on Bawean Island has a strong relationship with DO and water salinity. Seagrass growth on Tabuhan Island has a strong relationship with pH and temperature. This is in accordance with the general conditions of each research location. Bawean Island has a lot of influence from community activities, especially those who live in coastal areas, while Tabuhan Island does not have permanent buildings and tall trees that cover the entry of light into the waters.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052408 |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Ilmu Kelautan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 16 Oct 2024 02:06 |
Last Modified: | 16 Oct 2024 02:06 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/227042 |
Text (DALAM MASA EMBRIGO)
Yunsi Nosa Keggy Purwanto.pdf Restricted to Registered users only Download (7MB) |
Actions (login required)
View Item |