Strategi Pencegahan Importasi Ilegal Barang Berbahaya Sebagai Upaya dalam Membangun Ketahanan Nasional

Efendi, Yusuf and Dr. Alfi Haris Wanto, S.AP., M.AP., MMG. and Dr. Tjahjanulin Domai, MS (2024) Strategi Pencegahan Importasi Ilegal Barang Berbahaya Sebagai Upaya dalam Membangun Ketahanan Nasional. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan dan menganalisis strategi pencegahan yang dilakukan oleh bea dan cukai dalam importasi barang berbahaya sebagai upaya dalam membangun ketahanan nasional berdasarkan peran bea dan cukai sebagai community protector. Selanjutnya, tujuan lainnya untuk mendeskripsikan dan menganalisis faktor pendukung dan penghambat dalam menjalankan pencegahan importasi ilegal barang berbahaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena penulis ingin mengungkap keadaan sebenarnya-benarnya dengan melakukan observasi dan wawancara secara langsung, selain itu penulis ingin mengungkapkan yang tidak tertangkap pengamatan secara penyajian data. Fokus penelitian dalam melakukan strategi pencegahan menggunakan 4 (empat) faktor implementasi strategi yaitu manajemen, budaya organisasi, struktur organisasi, sistem informasi organisasi. Kemudian menggunakan teknik analisis data menggunakan interactive model Miles, Huberman dan Saldana (2014) untuk memperjelas proses analisis data dengan menggunakan data condensation, kemudian data display, dan tahap akhir adalah conclusion drawing yang merupakan kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari penarikan data yang sudah rapi dan sistematis. Dengan lokasi penelitian di Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok. Hasil temuan pada KPU Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok sebagai berikut: pertama terkait dengan manajemen yang tediri dari man, money, materials, machine dan methods. Penempatan pegawai belum memasukkan keahlian khusus yang dimiliki sebagai syarat untuk menjadi analis intelijen, pertanggungjawaban DOKPPN diperlukan bukti pengeluaran sebagai tanda terima mengingat informan bersifat rahasia bukti pengeluruan akan sulit diperoleh, kegiatan pengawasan yang dilakukan juga dengan joint-program, pemanfaatan machines untuk kegiatan pengawasan dalam melakukan analisis tampilan pemindai peti kemas, dan yang terakhir telah diterapkan peraturan maupun regulasi secara berjenjang. Selain itu diperlukan beberapa hal terkait manajemen antara lain, sumber daya manusia penempatan pegawai di unit analis intelijen harus berpengalaman dan memiliki kompetensi khusus, kemudian pengembangan alat-alat pengawasan menyesuaikan kondisi perkembangan teknologi. Kedua, budaya organisasi telah diciptakan, diajarkan dan dikembangkan kedepan perlu dilakukan kegiatan rutin seperti sharing session serta coaching, mentoring, dan counseling. Ketiga, struktur organisasi sudah sesuai dengan pembagian tugas dan fungsi serta melakukan analisis beban kerja. Keempat, Sistem informasi organisasi untuk tetap mempertahankan kantor dengan IT based administration, selain itu diperlukan pengembangan artificial intelligence (AI) dan machine learning untuk Analis Intelijen.Kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Analis Intelijen belum sepenuhnya menjalankan tata Kelola pemerintahan yang baik atau good governance terutama terhadap aspek transparency, responsiveness, equity and inclusiveness dan effectiveness and efficiency. Untuk itu perbaikan-perbaikan kedepan untuk menjadikan kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh analis intelijen memenuhi prinsip-prinsip good governance sebagai kewajiban dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan melaksanakan kinerja secara professional. Adapun temuan terkait dengan faktor pendukung meliputi : jumlah sumber daya manusia (SDM) dari sisi kuantitas mencukupi dengan sebagian besar merupakan generasi Y, Tanjung Priok merupakan pelabuhan besar yang mempunyai alat pengawasan yang lengkap, semua layanan menggunakan sistem komputer pelayanan (SKP). Selanjutnya temuan terkait dengan faktor penghambat meliputi: belum sepenuhnya masyarakat paham terkait dengan tugas dan fungsi bea dan cukai sehingga semua importasi yang terjadi di Pelabuhan dikaitkan dengan bea dan cukai, pemberitahuan impor barang (PIB) tidak sesuai dengan pemberitahuan, analisis yang dilakukan oleh Analis Intelijen masih bersifat manual, kurangnya jumlah Analis Intelijen, adanya potensi ancaman keselamatan terhadap petugas bea dan cukai di area rawan penyelundupan. Maka perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan antara lain: perlunya sosialisasi yang dilakukan secara berkelanjutan, mengedukasi masyarakat tentang bahaya atas barang-barang yang masuk secara ilegal, membuat system analytical tools berbasis artifial intelligence (AI) sebagai mesin manajemen resiko dalam melakukan analisis terhadap importasi barang berbahaya, perlunya adanya bela diri secara rutin.

English Abstract

This research was conducted to describe and analyze prevention strategies carried out by customs and excise in importing dangerous goods to build national resilience based on the role of customs and excise as a community protector. Furthermore, another goal is to describe and analyze the supporting and inhibiting factors in the future to prevent the illegal importation of dangerous goods. This research uses qualitative research methods because the author wants to reveal the actual situation by conducting direct observations and interviews; besides that, the author seeks to reveal what is missed by observation in the presentation of data. The focus of research in conducting prevention strategies uses 4 (four) factors of strategy implementation: management, organizational culture, organizational structure, and organizational information system. Then, data analysis techniques using the interactive model of Miles, Huberman, and Saldana (2014) clarify the data analysis process using data condensation. The final stage is data display, where conclusions are drawn neatly and systematically from drawing data. The research location is at the Main Service Office (KPU) of Customs and Excise Type A Tanjung Priok. The findings at the KPU Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok are as follows: The first is related to management, which consists of man, money, materials, machines, and methods. Employee placement has not included special skills possessed as a requirement to become an intelligence analyst; DOKPPN accountability requires proof of expenditure as a receipt considering that the informant is confidential, proof of expenditure will be challenging to obtain, supervisory activities carried out also with joint programs, utilization of machines for supervisory activities in analyzing the appearance of container scanners, and finally rules and regulations have been applied in stages. In addition, several things are needed related to management, among others. Human resources for employee placement in the intelligence analyst unit must be experienced and have particular competencies. Then, the development of surveillance tools must adapt to the conditions of technological development. Second, organizational culture has been created, taught, and developed in the future; it is necessary to carry out routine activities such as sharing sessions and coaching, mentoring, and counseling. Third, the organizational structure is defined by the division of tasks and functions and the conduct of workload analysis. Fourth, organizational information systems are used to maintain the office with IT-based administration and to develop artificial intelligence (AI) and machine learning for intelligence analysts. Supervisory activities carried out by intelligence analysts have not fully implemented good governance, especially in terms of transparency, responsiveness, equity inclusiveness, effectiveness, and efficiency. For this reason, future improvements should be made to the supervisory activities carried out by intelligence analysts to fulfill the principles of good governance as an obligation to provide services to the community by carrying out professional performance. The findings related to supporting factors include the following: the number of human resources (HR) in terms of quantity is sufficient, with most of them being generation Y, Tanjung Priok is a large port that has complete monitoring tools, and all services use the service computer system (SKP). Furthermore, findings related to inhibiting factors include: the public does not fully understand the duties and functions of customs and excise so that all importations that occur at the Port are associated with customs and excise, notification of importation of goods (PIB) does not match the notification, the analysis conducted by Intelligence Analysts is still manual, the lack of Intelligence Analysts, the potential safety threats to customs and excise officers in smuggling-prone areas. The improvements that must be made include continuous socialization, educating the public about the dangers of goods entering illegally, creating an artificial intelligence (AI) based analytical tools system as a risk management machine in analyzing the importation of dangerous goods, and the need for routine self-defense.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: -
Uncontrolled Keywords: Strategi Pencegahan, Community Protector, Ketahanan Nasional-Prevention Strategy, Community Protector, National Resilience
Divisions: Program Pascasarjana > Magister Pengelolaan Lingkungan, Program Pascasarjana
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 07 Aug 2024 01:47
Last Modified: 07 Aug 2024 01:47
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/226770
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Yusuf Efendi.pdf
Restricted to Registered users only

Download (7MB)

Actions (login required)

View Item View Item