Identifying Donald Trump’s Ideology On Immigration System In Phoenix Speech: A Critical Discourse Analysis

Samuel, Yongki (2017) Identifying Donald Trump’s Ideology On Immigration System In Phoenix Speech: A Critical Discourse Analysis. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Studi ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi perspektif Donald Trump terhadap sistem immigrasi melalui pidatonya di Phoenix pada tanggal 31 Austus 2016. Penelitian ini didasari oleh dua permasalahan yaitu, mencari ideologi Donald Trump dibalik pidatonya beserta pandangan masyarakat terhadap pidatonya. Untuk mencapai tujuan tersebut, studi ini menggunakan teori yang diutus oleh Fairclough (1995) yaitu Teori Analisa Kritis yang melingkupi Analisa teks dan sosiokultural. Studi ini juga menggunakan teori tambahan seperti Griffiths (2006), Naplan (2012), UYSD (2012) dan Wikispace. Studi ini mengambil kualitatif deskriptif untuk identifikasi level teks dan sosiokultural. Data studi ini diambil dari transkrip Los Angeles Times untuk bagian teks. Sedangkan untuk sosiokultural, Studi ini menggunakan komentar-komentar Youtube yang menggambarkan pandangan masyarakat terhadap ideologi dibalik pidato Donald Trump. Hasil analisa menemukan bahwa terdapat 185 kutipan dari Los Angeles Times yang mengandung perspektif ideologi Donald Trump. Kutipan tersebut terdiri dari 285 modalitas kata kerja, 4 modalitas ekspresi, dan 157 kata sifat. Berdasarkan hasil analisa, sebagian besar teks membahas tentang memprioritaskan Amerika Serikat, kriminalitas oleh imigran, persoalan visa, dan Hillary Clinton. Donald Trump cenderung menggunakan modalitas deontik yang menggambarkan tugas dan kemampuan sebagai tujuan kampanye politik seperti kosakata akan, bisa, seharusnya dan harus. Pembicara juga cenderung menggunakan kata sifat negatif seperti lemah, berbahaya, buruk, dan mengerikan mengenai sistem imigrasi yang diikuti oleh beberapa kata sifat positif seperti baik. Analisis sosiokultural menunjukkan bahwa komentar positif telah mengambil alih dibandingkan komentar negative berdasarkan sorotan 21 responden. Hal tersebut menyimpulkan bahwa pembicara telah berhasil menyampaikan gagasan ide pembicara mengenai persoalan sistem imigrasi di Amerika Serikat. Pernyataan ini juga didukung oleh kemenangan Doald Trump atas Hillary Clinton pada pemilu 8 November tahun 2016 lalu. Peneliti studi ini merekomendasikan peneliti lainnya untuk menggunakan praktif diskursif untuk mengungkapkan setiap kutipan sebagai fondasi untuk membentuk interpretasi terhadap ideologi. Peneliti juga merekomenasikan untuk menggunakan variable lain seperti data lapangan dalam melaksanakan penelitianStudi ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi perspektif Donald Trump terhadap sistem immigrasi melalui pidatonya di Phoenix pada tanggal 31 Austus 2016. Penelitian ini didasari oleh dua permasalahan yaitu, mencari ideologi Donald Trump dibalik pidatonya beserta pandangan masyarakat terhadap pidatonya. Untuk mencapai tujuan tersebut, studi ini menggunakan teori yang diutus oleh Fairclough (1995) yaitu Teori Analisa Kritis yang melingkupi Analisa teks dan sosiokultural. Studi ini juga menggunakan teori tambahan seperti Griffiths (2006), Naplan (2012), UYSD (2012) dan Wikispace. Studi ini mengambil kualitatif deskriptif untuk identifikasi level teks dan sosiokultural. Data studi ini diambil dari transkrip Los Angeles Times untuk bagian teks. Sedangkan untuk sosiokultural, Studi ini menggunakan komentar-komentar Youtube yang menggambarkan pandangan masyarakat terhadap ideologi dibalik pidato Donald Trump. Hasil analisa menemukan bahwa terdapat 185 kutipan dari Los Angeles Times yang mengandung perspektif ideologi Donald Trump. Kutipan tersebut terdiri dari 285 modalitas kata kerja, 4 modalitas ekspresi, dan 157 kata sifat. Berdasarkan hasil analisa, sebagian besar teks membahas tentang memprioritaskan Amerika Serikat, kriminalitas oleh imigran, persoalan visa, dan Hillary Clinton. Donald Trump cenderung menggunakan modalitas deontik yang menggambarkan tugas dan kemampuan sebagai tujuan kampanye politik seperti kosakata akan, bisa, seharusnya dan harus. Pembicara juga cenderung menggunakan kata sifat negatif seperti lemah, berbahaya, buruk, dan mengerikan mengenai sistem imigrasi yang diikuti oleh beberapa kata sifat positif seperti baik. Analisis sosiokultural menunjukkan bahwa komentar positif telah mengambil alih dibandingkan komentar negative berdasarkan sorotan 21 responden. Hal tersebut menyimpulkan bahwa pembicara telah berhasil menyampaikan gagasan ide pembicara mengenai persoalan sistem imigrasi di Amerika Serikat. Pernyataan ini juga didukung oleh kemenangan Doald Trump atas Hillary Clinton pada pemilu 8 November tahun 2016 lalu. Peneliti studi ini merekomendasikan peneliti lainnya untuk menggunakan praktif diskursif untuk mengungkapkan setiap kutipan sebagai fondasi untuk membentuk interpretasi terhadap ideologi. Peneliti juga merekomenasikan untuk menggunakan variable lain seperti data lapangan dalam melaksanakan penelitianStudi ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi perspektif Donald Trump terhadap sistem immigrasi melalui pidatonya di Phoenix pada tanggal 31 Austus 2016. Penelitian ini didasari oleh dua permasalahan yaitu, mencari ideologi Donald Trump dibalik pidatonya beserta pandangan masyarakat terhadap pidatonya. Untuk mencapai tujuan tersebut, studi ini menggunakan teori yang diutus oleh Fairclough (1995) yaitu Teori Analisa Kritis yang melingkupi Analisa teks dan sosiokultural. Studi ini juga menggunakan teori tambahan seperti Griffiths (2006), Naplan (2012), UYSD (2012) dan Wikispace. Studi ini mengambil kualitatif deskriptif untuk identifikasi level teks dan sosiokultural. Data studi ini diambil dari transkrip Los Angeles Times untuk bagian teks. Sedangkan untuk sosiokultural, Studi ini menggunakan komentar-komentar Youtube yang menggambarkan pandangan masyarakat terhadap ideologi dibalik pidato Donald Trump. Hasil analisa menemukan bahwa terdapat 185 kutipan dari Los Angeles Times yang mengandung perspektif ideologi Donald Trump. Kutipan tersebut terdiri dari 285 modalitas kata kerja, 4 modalitas ekspresi, dan 157 kata sifat. Berdasarkan hasil analisa, sebagian besar teks membahas tentang memprioritaskan Amerika Serikat, kriminalitas oleh imigran, persoalan visa, dan Hillary Clinton. Donald Trump cenderung menggunakan modalitas deontik yang menggambarkan tugas dan kemampuan sebagai tujuan kampanye politik seperti kosakata akan, bisa, seharusnya dan harus. Pembicara juga cenderung menggunakan kata sifat negatif seperti lemah, berbahaya, buruk, dan mengerikan mengenai sistem imigrasi yang diikuti oleh beberapa kata sifat positif seperti baik. Analisis sosiokultural menunjukkan bahwa komentar positif telah mengambil alih dibandingkan komentar negative berdasarkan sorotan 21 responden. Hal tersebut menyimpulkan bahwa pembicara telah berhasil menyampaikan gagasan ide pembicara mengenai persoalan sistem imigrasi di Amerika Serikat. Pernyataan ini juga didukung oleh kemenangan Doald Trump atas Hillary Clinton pada pemilu 8 November tahun 2016 lalu. Peneliti studi ini merekomendasikan peneliti lainnya untuk menggunakan praktif diskursif untuk mengungkapkan setiap kutipan sebagai fondasi untuk membentuk interpretasi terhadap ideologi. Peneliti juga merekomenasikan untuk menggunakan variable lain seperti data lapangan dalam melaksanakan penelitianStudi ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi perspektif Donald Trump terhadap sistem immigrasi melalui pidatonya di Phoenix pada tanggal 31 Austus 2016. Penelitian ini didasari oleh dua permasalahan yaitu, mencari ideologi Donald Trump dibalik pidatonya beserta pandangan masyarakat terhadap pidatonya. Untuk mencapai tujuan tersebut, studi ini menggunakan teori yang diutus oleh Fairclough (1995) yaitu Teori Analisa Kritis yang melingkupi Analisa teks dan sosiokultural. Studi ini juga menggunakan teori tambahan seperti Griffiths (2006), Naplan (2012), UYSD (2012) dan Wikispace. Studi ini mengambil kualitatif deskriptif untuk identifikasi level teks dan sosiokultural. Data studi ini diambil dari transkrip Los Angeles Times untuk bagian teks. Sedangkan untuk sosiokultural, Studi ini menggunakan komentar-komentar Youtube yang menggambarkan pandangan masyarakat terhadap ideologi dibalik pidato Donald Trump. Hasil analisa menemukan bahwa terdapat 185 kutipan dari Los Angeles Times yang mengandung perspektif ideologi Donald Trump. Kutipan tersebut terdiri dari 285 modalitas kata kerja, 4 modalitas ekspresi, dan 157 kata sifat. Berdasarkan hasil analisa, sebagian besar teks membahas tentang memprioritaskan Amerika Serikat, kriminalitas oleh imigran, persoalan visa, dan Hillary Clinton. Donald Trump cenderung menggunakan modalitas deontik yang menggambarkan tugas dan kemampuan sebagai tujuan kampanye politik seperti kosakata akan, bisa, seharusnya dan harus. Pembicara juga cenderung menggunakan kata sifat negatif seperti lemah, berbahaya, buruk, dan mengerikan mengenai sistem imigrasi yang diikuti oleh beberapa kata sifat positif seperti baik. Analisis sosiokultural menunjukkan bahwa komentar positif telah mengambil alih dibandingkan komentar negative berdasarkan sorotan 21 responden. Hal tersebut menyimpulkan bahwa pembicara telah berhasil menyampaikan gagasan ide pembicara mengenai persoalan sistem imigrasi di Amerika Serikat. Pernyataan ini juga didukung oleh kemenangan Doald Trump atas Hillary Clinton pada pemilu 8 November tahun 2016 lalu. Peneliti studi ini merekomendasikan peneliti lainnya untuk menggunakan praktif diskursif untuk mengungkapkan setiap kutipan sebagai fondasi untuk membentuk interpretasi terhadap ideologi. Peneliti juga merekomenasikan untuk menggunakan variable lain seperti data lapangan dalam melaksanakan penelitianStudi ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi perspektif Donald Trump terhadap sistem immigrasi melalui pidatonya di Phoenix pada tanggal 31 Austus 2016. Penelitian ini didasari oleh dua permasalahan yaitu, mencari ideologi Donald Trump dibalik pidatonya beserta pandangan masyarakat terhadap pidatonya. Untuk mencapai tujuan tersebut, studi ini menggunakan teori yang diutus oleh Fairclough (1995) yaitu Teori Analisa Kritis yang melingkupi Analisa teks dan sosiokultural. Studi ini juga menggunakan teori tambahan seperti Griffiths (2006), Naplan (2012), UYSD (2012) dan Wikispace. Studi ini mengambil kualitatif deskriptif untuk identifikasi level teks dan sosiokultural. Data studi ini diambil dari transkrip Los Angeles Times untuk bagian teks. Sedangkan untuk sosiokultural, Studi ini menggunakan komentar-komentar Youtube yang menggambarkan pandangan masyarakat terhadap ideologi dibalik pidato Donald Trump. Hasil analisa menemukan bahwa terdapat 185 kutipan dari Los Angeles Times yang mengandung perspektif ideologi Donald Trump. Kutipan tersebut terdiri dari 285 modalitas kata kerja, 4 modalitas ekspresi, dan 157 kata sifat. Berdasarkan hasil analisa, sebagian besar teks membahas tentang memprioritaskan Amerika Serikat, kriminalitas oleh imigran, persoalan visa, dan Hillary Clinton. Donald Trump cenderung menggunakan modalitas deontik yang menggambarkan tugas dan kemampuan sebagai tujuan kampanye politik seperti kosakata akan, bisa, seharusnya dan harus. Pembicara juga cenderung menggunakan kata sifat negatif seperti lemah, berbahaya, buruk, dan mengerikan mengenai sistem imigrasi yang diikuti oleh beberapa kata sifat positif seperti baik. Analisis sosiokultural menunjukkan bahwa komentar positif telah mengambil alih dibandingkan komentar negative berdasarkan sorotan 21 responden. Hal tersebut menyimpulkan bahwa pembicara telah berhasil menyampaikan gagasan ide pembicara mengenai persoalan sistem imigrasi di Amerika Serikat. Pernyataan ini juga didukung oleh kemenangan Doald Trump atas Hillary Clinton pada pemilu 8 November tahun 2016 lalu. Peneliti studi ini merekomendasikan peneliti lainnya untuk menggunakan praktif diskursif untuk mengungkapkan setiap kutipan sebagai fondasi untuk membentuk interpretasi terhadap ideologi. Peneliti juga merekomenasikan untuk menggunakan variable lain seperti data lapangan dalam melaksanakan penelitianStudi ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi perspektif Donald Trump terhadap sistem immigrasi melalui pidatonya di Phoenix pada tanggal 31 Austus 2016. Penelitian ini didasari oleh dua permasalahan yaitu, mencari ideologi Donald Trump dibalik pidatonya beserta pandangan masyarakat terhadap pidatonya. Untuk mencapai tujuan tersebut, studi ini menggunakan teori yang diutus oleh Fairclough (1995) yaitu Teori Analisa Kritis yang melingkupi Analisa teks dan sosiokultural. Studi ini juga menggunakan teori tambahan seperti Griffiths (2006), Naplan (2012), UYSD (2012) dan Wikispace. Studi ini mengambil kualitatif deskriptif untuk identifikasi level teks dan sosiokultural. Data studi ini diambil dari transkrip Los Angeles Times untuk bagian teks. Sedangkan untuk sosiokultural, Studi ini menggunakan komentar-komentar Youtube yang menggambarkan pandangan masyarakat terhadap ideologi dibalik pidato Donald Trump. Hasil analisa menemukan bahwa terdapat 185 kutipan dari Los Angeles Times yang mengandung perspektif ideologi Donald Trump. Kutipan tersebut terdiri dari 285 modalitas kata kerja, 4 modalitas ekspresi, dan 157 kata sifat. Berdasarkan hasil analisa, sebagian besar teks membahas tentang memprioritaskan Amerika Serikat, kriminalitas oleh imigran, persoalan visa, dan Hillary Clinton. Donald Trump cenderung menggunakan modalitas deontik yang menggambarkan tugas dan kemampuan sebagai tujuan kampanye politik seperti kosakata akan, bisa, seharusnya dan harus. Pembicara juga cenderung menggunakan kata sifat negatif seperti lemah, berbahaya, buruk, dan mengerikan mengenai sistem imigrasi yang diikuti oleh beberapa kata sifat positif seperti baik. Analisis sosiokultural menunjukkan bahwa komentar positif telah mengambil alih dibandingkan komentar negative berdasarkan sorotan 21 responden. Hal tersebut menyimpulkan bahwa pembicara telah berhasil menyampaikan gagasan ide pembicara mengenai persoalan sistem imigrasi di Amerika Serikat. Pernyataan ini juga didukung oleh kemenangan Doald Trump atas Hillary Clinton pada pemilu 8 November tahun 2016 lalu. Peneliti studi ini merekomendasikan peneliti lainnya untuk menggunakan praktif diskursif untuk mengungkapkan setiap kutipan sebagai fondasi untuk membentuk interpretasi terhadap ideologi. Peneliti juga merekomenasikan untuk menggunakan variable lain seperti data lapangan dalam melaksanakan penelitianStudi ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi perspektif Donald Trump terhadap sistem immigrasi melalui pidatonya di Phoenix pada tanggal 31 Austus 2016. Penelitian ini didasari oleh dua permasalahan yaitu, mencari ideologi Donald Trump dibalik pidatonya beserta pandangan masyarakat terhadap pidatonya. Untuk mencapai tujuan tersebut, studi ini menggunakan teori yang diutus oleh Fairclough (1995) yaitu Teori Analisa Kritis yang melingkupi Analisa teks dan sosiokultural. Studi ini juga menggunakan teori tambahan seperti Griffiths (2006), Naplan (2012), UYSD (2012) dan Wikispace. Studi ini mengambil kualitatif deskriptif untuk identifikasi level teks dan sosiokultural. Data studi ini diambil dari transkrip Los Angeles Times untuk bagian teks. Sedangkan untuk sosiokultural, Studi ini menggunakan komentar-komentar Youtube yang menggambarkan pandangan masyarakat terhadap ideologi dibalik pidato Donald Trump. Hasil analisa menemukan bahwa terdapat 185 kutipan dari Los Angeles Times yang mengandung perspektif ideologi Donald Trump. Kutipan tersebut terdiri dari 285 modalitas kata kerja, 4 modalitas ekspresi, dan 157 kata sifat. Berdasarkan hasil analisa, sebagian besar teks membahas tentang memprioritaskan Amerika Serikat, kriminalitas oleh imigran, persoalan visa, dan Hillary Clinton. Donald Trump cenderung menggunakan modalitas deontik yang menggambarkan tugas dan kemampuan sebagai tujuan kampanye politik seperti kosakata akan, bisa, seharusnya dan harus. Pembicara juga cenderung menggunakan kata sifat negatif seperti lemah, berbahaya, buruk, dan mengerikan mengenai sistem imigrasi yang diikuti oleh beberapa kata sifat positif seperti baik. Analisis sosiokultural menunjukkan bahwa komentar positif telah mengambil alih dibandingkan komentar negative berdasarkan sorotan 21 responden. Hal tersebut menyimpulkan bahwa pembicara telah berhasil menyampaikan gagasan ide pembicara mengenai persoalan sistem imigrasi di Amerika Serikat. Pernyataan ini juga didukung oleh kemenangan Doald Trump atas Hillary Clinton pada pemilu 8 November tahun 2016 lalu. Peneliti studi ini merekomendasikan peneliti lainnya untuk menggunakan praktif diskursif untuk mengungkapkan setiap kutipan sebagai fondasi untuk membentuk interpretasi terhadap ideologi. Peneliti juga merekomenasikan untuk menggunakan variable lain seperti data lapangan dalam melaksanakan penelitianStudi ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi perspektif Donald Trump terhadap sistem immigrasi melalui pidatonya di Phoenix pada tanggal 31 Austus 2016. Penelitian ini didasari oleh dua permasalahan yaitu, mencari ideologi Donald Trump dibalik pidatonya beserta pandangan masyarakat terhadap pidatonya. Untuk mencapai tujuan tersebut, studi ini menggunakan teori yang diutus oleh Fairclough (1995) yaitu Teori Analisa Kritis yang melingkupi Analisa teks dan sosiokultural. Studi ini juga menggunakan teori tambahan seperti Griffiths (2006), Naplan (2012), UYSD (2012) dan Wikispace. Studi ini mengambil kualitatif deskriptif untuk identifikasi level teks dan sosiokultural. Data studi ini diambil dari transkrip Los Angeles Times untuk bagian teks. Sedangkan untuk sosiokultural, Studi ini menggunakan komentar-komentar Youtube yang menggambarkan pandangan masyarakat terhadap ideologi dibalik pidato Donald Trump. Hasil analisa menemukan bahwa terdapat 185 kutipan dari Los Angeles Times yang mengandung perspektif ideologi Donald Trump. Kutipan tersebut terdiri dari 285 modalitas kata kerja, 4 modalitas ekspresi, dan 157 kata sifat. Berdasarkan hasil analisa, sebagian besar teks membahas tentang memprioritaskan Amerika Serikat, kriminalitas oleh imigran, persoalan visa, dan Hillary Clinton. Donald Trump cenderung menggunakan modalitas deontik yang menggambarkan tugas dan kemampuan sebagai tujuan kampanye politik seperti kosakata akan, bisa, seharusnya dan harus. Pembicara juga cenderung menggunakan kata sifat negatif seperti lemah, berbahaya, buruk, dan mengerikan mengenai sistem imigrasi yang diikuti oleh beberapa kata sifat positif seperti baik. Analisis sosiokultural menunjukkan bahwa komentar positif telah mengambil alih dibandingkan komentar negative berdasarkan sorotan 21 responden. Hal tersebut menyimpulkan bahwa pembicara telah berhasil menyampaikan gagasan ide pembicara mengenai persoalan sistem imigrasi di Amerika Serikat. Pernyataan ini juga didukung oleh kemenangan Doald Trump atas Hillary Clinton pada pemilu 8 November tahun 2016 lalu. Peneliti studi ini merekomendasikan peneliti lainnya untuk menggunakan praktif diskursif untuk mengungkapkan setiap kutipan sebagai fondasi untuk membentuk interpretasi terhadap ideologi. Peneliti juga merekomenasikan untuk menggunakan variable lain seperti data lapangan dalam melaksanakan penelitianStudi ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi perspektif Donald Trump terhadap sistem immigrasi melalui pidatonya di Phoenix pada tanggal 31 Austus 2016. Penelitian ini didasari oleh dua permasalahan yaitu, mencari ideologi Donald Trump dibalik pidatonya beserta pandangan masyarakat terhadap pidatonya. Untuk mencapai tujuan tersebut, studi ini menggunakan teori yang diutus oleh Fairclough (1995) yaitu Teori Analisa Kritis yang melingkupi Analisa teks dan sosiokultural. Studi ini juga menggunakan teori tambahan seperti Griffiths (2006), Naplan (2012), UYSD (2012) dan Wikispace. Studi ini mengambil kualitatif deskriptif untuk identifikasi level teks dan sosiokultural. Data studi ini diambil dari transkrip Los Angeles Times untuk bagian teks. Sedangkan untuk sosiokultural, Studi ini menggunakan komentar-komentar Youtube yang menggambarkan pandangan masyarakat terhadap ideologi dibalik pidato Donald Trump. Hasil analisa menemukan bahwa terdapat 185 kutipan dari Los Angeles Times yang mengandung perspektif ideologi Donald Trump. Kutipan tersebut terdiri dari 285 modalitas kata kerja, 4 modalitas ekspresi, dan 157 kata sifat. Berdasarkan hasil analisa, sebagian besar teks membahas tentang memprioritaskan Amerika Serikat, kriminalitas oleh imigran, persoalan visa, dan Hillary Clinton. Donald Trump cenderung menggunakan modalitas deontik yang menggambarkan tugas dan kemampuan sebagai tujuan kampanye politik seperti kosakata akan, bisa, seharusnya dan harus. Pembicara juga cenderung menggunakan kata sifat negatif seperti lemah, berbahaya, buruk, dan mengerikan mengenai sistem imigrasi yang diikuti oleh beberapa kata sifat positif seperti baik. Analisis sosiokultural menunjukkan bahwa komentar positif telah mengambil alih dibandingkan komentar negative berdasarkan sorotan 21 responden. Hal tersebut menyimpulkan bahwa pembicara telah berhasil menyampaikan gagasan ide pembicara mengenai persoalan sistem imigrasi di Amerika Serikat. Pernyataan ini juga didukung oleh kemenangan Doald Trump atas Hillary Clinton pada pemilu 8 November tahun 2016 lalu. Peneliti studi ini merekomendasikan peneliti lainnya untuk menggunakan praktif diskursif untuk mengungkapkan setiap kutipan sebagai fondasi untuk membentuk interpretasi terhadap ideologi. Peneliti juga merekomenasikan untuk menggunakan variable lain seperti data lapangan dalam melaksanakan penelitianStudi ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi perspektif Donald Trump terhadap sistem immigrasi melalui pidatonya di Phoenix pada tanggal 31 Austus 2016. Penelitian ini didasari oleh dua permasalahan yaitu, mencari ideologi Donald Trump dibalik pidatonya beserta pandangan masyarakat terhadap pidatonya. Untuk mencapai tujuan tersebut, studi ini menggunakan teori yang diutus oleh Fairclough (1995) yaitu Teori Analisa Kritis yang melingkupi Analisa teks dan sosiokultural. Studi ini juga menggunakan teori tambahan seperti Griffiths (2006), Naplan (2012), UYSD (2012) dan Wikispace. Studi ini mengambil kualitatif deskriptif untuk identifikasi level teks dan sosiokultural. Data studi ini diambil dari transkrip Los Angeles Times untuk bagian teks. Sedangkan untuk sosiokultural, Studi ini menggunakan komentar-komentar Youtube yang menggambarkan pandangan masyarakat terhadap ideologi dibalik pidato Donald Trump. Hasil analisa menemukan bahwa terdapat 185 kutipan dari Los Angeles Times yang mengandung perspektif ideologi Donald Trump. Kutipan tersebut terdiri dari 285 modalitas kata kerja, 4 modalitas ekspresi, dan 157 kata sifat. Berdasarkan hasil analisa, sebagian besar teks membahas tentang memprioritaskan Amerika Serikat, kriminalitas oleh imigran, persoalan visa, dan Hillary Clinton. Donald Trump cenderung menggunakan modalitas deontik yang menggambarkan tugas dan kemampuan sebagai tujuan kampanye politik seperti kosakata akan, bisa, seharusnya dan harus. Pembicara juga cenderung menggunakan kata sifat negatif seperti lemah, berbahaya, buruk, dan mengerikan mengenai sistem imigrasi yang diikuti oleh beberapa kata sifat positif seperti baik. Analisis sosiokultural menunjukkan bahwa komentar positif telah mengambil alih dibandingkan komentar negative berdasarkan sorotan 21 responden. Hal tersebut menyimpulkan bahwa pembicara telah berhasil menyampaikan gagasan ide pembicara mengenai persoalan sistem imigrasi di Amerika Serikat. Pernyataan ini juga didukung oleh kemenangan Doald Trump atas Hillary Clinton pada pemilu 8 November tahun 2016 lalu. Peneliti studi ini merekomendasikan peneliti lainnya untuk menggunakan praktif diskursif untuk mengungkapkan setiap kutipan sebagai fondasi untuk membentuk interpretasi terhadap ideologi. Peneliti juga merekomenasikan untuk menggunakan variable lain seperti data lapangan dalam melaksanakan penelitianStudi ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi perspektif Donald Trump terhadap sistem immigrasi melalui pidatonya di Phoenix pada tanggal 31 Austus 2016. Penelitian ini didasari oleh dua permasalahan yaitu, mencari ideologi Donald Trump dibalik pidatonya beserta pandangan masyarakat terhadap pidatonya. Untuk mencapai tujuan tersebut, studi ini menggunakan teori yang diutus oleh Fairclough (1995) yaitu Teori Analisa Kritis yang melingkupi Analisa teks dan sosiokultural. Studi ini juga menggunakan teori tambahan seperti Griffiths (2006), Naplan (2012), UYSD (2012) dan Wikispace. Studi ini mengambil kualitatif deskriptif untuk identifikasi level teks dan sosiokultural. Data studi ini diambil dari transkrip Los Angeles Times untuk bagian teks. Sedangkan untuk sosiokultural, Studi ini menggunakan komentar-komentar Youtube yang menggambarkan pandangan masyarakat terhadap ideologi dibalik pidato Donald Trump. Hasil analisa menemukan bahwa terdapat 185 kutipan dari Los Angeles Times yang mengandung perspektif ideologi Donald Trump. Kutipan tersebut terdiri dari 285 modalitas kata kerja, 4 modalitas ekspresi, dan 157 kata sifat. Berdasarkan hasil analisa, sebagian besar teks membahas tentang memprioritaskan Amerika Serikat, kriminalitas oleh imigran, persoalan visa, dan Hillary Clinton. Donald Trump cenderung menggunakan modalitas deontik yang menggambarkan tugas dan kemampuan sebagai tujuan kampanye politik seperti kosakata akan, bisa, seharusnya dan harus. Pembicara juga cenderung menggunakan kata sifat negatif seperti lemah, berbahaya, buruk, dan mengerikan mengenai sistem imigrasi yang diikuti oleh beberapa kata sifat positif seperti baik. Analisis sosiokultural menunjukkan bahwa komentar positif telah mengambil alih dibandingkan komentar negative berdasarkan sorotan 21 responden. Hal tersebut menyimpulkan bahwa pembicara telah berhasil menyampaikan gagasan ide pembicara mengenai persoalan sistem imigrasi di Amerika Serikat. Pernyataan ini juga didukung oleh kemenangan Doald Trump atas Hillary Clinton pada pemilu 8 November tahun 2016 lalu. Peneliti studi ini merekomendasikan peneliti lainnya untuk menggunakan praktif diskursif untuk mengungkapkan setiap kutipan sebagai fondasi untuk membentuk interpretasi terhadap ideologi. Peneliti juga merekomenasikan untuk menggunakan variable lain seperti data lapangan dalam melaksanakan penelitianStudi ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi perspektif Donald Trump terhadap sistem immigrasi melalui pidatonya di Phoenix pada tanggal 31 Austus 2016. Penelitian ini didasari oleh dua permasalahan yaitu, mencari ideologi Donald Trump dibalik pidatonya beserta pandangan masyarakat terhadap pidatonya. Untuk mencapai tujuan tersebut, studi ini menggunakan teori yang diutus oleh Fairclough (1995) yaitu Teori Analisa Kritis yang melingkupi Analisa teks dan sosiokultural. Studi ini juga menggunakan teori tambahan seperti Griffiths (2006), Naplan (2012), UYSD (2012) dan Wikispace. Studi ini mengambil kualitatif deskriptif untuk identifikasi level teks dan sosiokultural. Data studi ini diambil dari transkrip Los Angeles Times untuk bagian teks. Sedangkan untuk sosiokultural, Studi ini menggunakan komentar-komentar Youtube yang menggambarkan pandangan masyarakat terhadap ideologi dibalik pidato Donald Trump. Hasil analisa menemukan bahwa terdapat 185 kutipan dari Los Angeles Times yang mengandung perspektif ideologi Donald Trump. Kutipan tersebut terdiri dari 285 modalitas kata kerja, 4 modalitas ekspresi, dan 157 kata sifat. Berdasarkan hasil analisa, sebagian besar teks membahas tentang memprioritaskan Amerika Serikat, kriminalitas oleh imigran, persoalan visa, dan Hillary Clinton. Donald Trump cenderung menggunakan modalitas deontik yang menggambarkan tugas dan kemampuan sebagai tujuan kampanye politik seperti kosakata akan, bisa, seharusnya dan harus. Pembicara juga cenderung menggunakan kata sifat negatif seperti lemah, berbahaya, buruk, dan mengerikan mengenai sistem imigrasi yang diikuti oleh beberapa kata sifat positif seperti baik. Analisis sosiokultural menunjukkan bahwa komentar positif telah mengambil alih dibandingkan komentar negative berdasarkan sorotan 21 responden. Hal tersebut menyimpulkan bahwa pembicara telah berhasil menyampaikan gagasan ide pembicara mengenai persoalan sistem imigrasi di Amerika Serikat. Pernyataan ini juga didukung oleh kemenangan Doald Trump atas Hillary Clinton pada pemilu 8 November tahun 2016 lalu. Peneliti studi ini merekomendasikan peneliti lainnya untuk menggunakan praktif diskursif untuk mengungkapkan setiap kutipan sebagai fondasi untuk membentuk interpretasi terhadap ideologi. Peneliti juga merekomenasikan untuk menggunakan variable lain seperti data lapangan dalam melaksanakan penelitianStudi ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi perspektif Donald Trump terhadap sistem immigrasi melalui pidatonya di Phoenix pada tanggal 31 Austus 2016. Penelitian ini didasari oleh dua permasalahan yaitu, mencari ideologi Donald Trump dibalik pidatonya beserta pandangan masyarakat terhadap pidatonya. Untuk mencapai tujuan tersebut, studi ini menggunakan teori yang diutus oleh Fairclough (1995) yaitu Teori Analisa Kritis yang melingkupi Analisa teks dan sosiokultural. Studi ini juga menggunakan teori tambahan seperti Griffiths (2006), Naplan (2012), UYSD (2012) dan Wikispace. Studi ini mengambil kualitatif deskriptif untuk identifikasi level teks dan sosiokultural. Data studi ini diambil dari transkrip Los Angeles Times untuk bagian teks. Sedangkan untuk sosiokultural, Studi ini menggunakan komentar-komentar Youtube yang menggambarkan pandangan masyarakat terhadap ideologi dibalik pidato Donald Trump. Hasil analisa menemukan bahwa terdapat 185 kutipan dari Los Angeles Times yang mengandung perspektif ideologi Donald Trump. Kutipan tersebut terdiri dari 285 modalitas kata kerja, 4 modalitas ekspresi, dan 157 kata sifat. Berdasarkan hasil analisa, sebagian besar teks membahas tentang memprioritaskan Amerika Serikat, kriminalitas oleh imigran, persoalan visa, dan Hillary Clinton. Donald Trump cenderung menggunakan modalitas deontik yang menggambarkan tugas dan kemampuan sebagai tujuan kampanye politik seperti kosakata akan, bisa, seharusnya dan harus. Pembicara juga cenderung menggunakan kata sifat negatif seperti lemah, berbahaya, buruk, dan mengerikan mengenai sistem imigrasi yang diikuti oleh beberapa kata sifat positif seperti baik. Analisis sosiokultural menunjukkan bahwa komentar positif telah mengambil alih dibandingkan komentar negative berdasarkan sorotan 21 responden. Hal tersebut menyimpulkan bahwa pembicara telah berhasil menyampaikan gagasan ide pembicara mengenai persoalan sistem imigrasi di Amerika Serikat. Pernyataan ini juga didukung oleh kemenangan Doald Trump atas Hillary Clinton pada pemilu 8 November tahun 2016 lalu. Peneliti studi ini merekomendasikan peneliti lainnya untuk menggunakan praktif diskursif untuk mengungkapkan setiap kutipan sebagai fondasi untuk membentuk interpretasi terhadap ideologi. Peneliti juga merekomenasikan untuk menggunakan variable lain seperti data lapangan dalam melaksanakan penelitianStudi ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi perspektif Donald Trump terhadap sistem immigrasi melalui pidatonya di Phoenix pada tanggal 31 Austus 2016. Penelitian ini didasari oleh dua permasalahan yaitu, mencari ideologi Donald Trump dibalik pidatonya beserta pandangan masyarakat terhadap pidatonya. Untuk mencapai tujuan tersebut, studi ini menggunakan teori yang diutus oleh Fairclough (1995) yaitu Teori Analisa Kritis yang melingkupi Analisa teks dan sosiokultural. Studi ini juga menggunakan teori tambahan seperti Griffiths (2006), Naplan (2012), UYSD (2012) dan Wikispace. Studi ini mengambil kualitatif deskriptif untuk identifikasi level teks dan sosiokultural. Data studi ini diambil dari transkrip Los Angeles Times untuk bagian teks. Sedangkan untuk sosiokultural, Studi ini menggunakan komentar-komentar Youtube yang menggambarkan pandangan masyarakat terhadap ideologi dibalik pidato Donald Trump. Hasil analisa menemukan bahwa terdapat 185 kutipan dari Los Angeles Times yang mengandung perspektif ideologi Donald Trump. Kutipan tersebut terdiri dari 285 modalitas kata kerja, 4 modalitas ekspresi, dan 157 kata sifat. Berdasarkan hasil analisa, sebagian besar teks membahas tentang memprioritaskan Amerika Serikat, kriminalitas oleh imigran, persoalan visa, dan Hillary Clinton. Donald Trump cenderung menggunakan modalitas deontik yang menggambarkan tugas dan kemampuan sebagai tujuan kampanye politik seperti kosakata akan, bisa, seharusnya dan harus. Pembicara juga cenderung menggunakan kata sifat negatif seperti lemah, berbahaya, buruk, dan mengerikan mengenai sistem imigrasi yang diikuti oleh beberapa kata sifat positif seperti baik. Analisis sosiokultural menunjukkan bahwa komentar positif telah mengambil alih dibandingkan komentar negative berdasarkan sorotan 21 responden. Hal tersebut menyimpulkan bahwa pembicara telah berhasil menyampaikan gagasan ide pembicara mengenai persoalan sistem imigrasi di Amerika Serikat. Pernyataan ini juga didukung oleh kemenangan Doald Trump atas Hillary Clinton pada pemilu 8 November tahun 2016 lalu. Peneliti studi ini merekomendasikan peneliti lainnya untuk menggunakan praktif diskursif untuk mengungkapkan setiap kutipan sebagai fondasi untuk membentuk interpretasi terhadap ideologi. Peneliti juga merekomenasikan untuk menggunakan variable lain seperti data lapangan dalam melaksanakan penelitianStudi ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi perspektif Donald Trump terhadap sistem immigrasi melalui pidatonya di Phoenix pada tanggal 31 Austus 2016. Penelitian ini didasari oleh dua permasalahan yaitu, mencari ideologi Donald Trump dibalik pidatonya beserta pandangan masyarakat terhadap pidatonya. Untuk mencapai tujuan tersebut, studi ini menggunakan teori yang diutus oleh Fairclough (1995) yaitu Teori Analisa Kritis yang melingkupi Analisa teks dan sosiokultural. Studi ini juga menggunakan teori tambahan seperti Griffiths (2006), Naplan (2012), UYSD (2012) dan Wikispace. Studi ini mengambil kualitatif deskriptif untuk identifikasi level teks dan sosiokultural. Data studi ini diambil dari transkrip Los Angeles Times untuk bagian teks. Sedangkan untuk sosiokultural, Studi ini menggunakan komentar-komentar Youtube yang menggambarkan pandangan masyarakat terhadap ideologi dibalik pidato Donald Trump. Hasil analisa menemukan bahwa terdapat 185 kutipan dari Los Angeles Times yang mengandung perspektif ideologi Donald Trump. Kutipan tersebut terdiri dari 285 modalitas kata kerja, 4 modalitas ekspresi, dan 157 kata sifat. Berdasarkan hasil analisa, sebagian besar teks membahas tentang memprioritaskan Amerika Serikat, kriminalitas oleh imigran, persoalan visa, dan Hillary Clinton. Donald Trump cenderung menggunakan modalitas deontik yang menggambarkan tugas dan kemampuan sebagai tujuan kampanye politik seperti kosakata akan, bisa, seharusnya dan harus. Pembicara juga cenderung menggunakan kata sifat negatif seperti lemah, berbahaya, buruk, dan mengerikan mengenai sistem imigrasi yang diikuti oleh beberapa kata sifat positif seperti baik. Analisis sosiokultural menunjukkan bahwa komentar positif telah mengambil alih dibandingkan komentar negative berdasarkan sorotan 21 responden. Hal tersebut menyimpulkan bahwa pembicara telah berhasil menyampaikan gagasan ide pembicara mengenai persoalan sistem imigrasi di Amerika Serikat. Pernyataan ini juga didukung oleh kemenangan Doald Trump atas Hillary Clinton pada pemilu 8 November tahun 2016 lalu. Peneliti studi ini merekomendasikan peneliti lainnya untuk menggunakan praktif diskursif untuk mengungkapkan setiap kutipan sebagai fondasi untuk membentuk interpretasi terhadap ideologi. Peneliti juga merekomenasikan untuk menggunakan variable lain seperti data lapangan dalam melaksanakan penelitian

English Abstract

This research is conducted to identify Donald Trump’s ideological perspective concerning immigration system in phoenix speech on August 31st ,2016. The researcher focuses on two objectives. The First one is identifying ideology behind Donald Trump’s speech. The second one is identifying society’s perspective towards his speech. In order to reveal both problems, the researcher uses Fairclough’s (1995) Critical Discourse Analysis theory concerning textual and sociocultural level. This research also uses Griffiths’ (2006), Naplan’s (2012), UYSD’s (2012) and Wikispace’s theory as the assistance for this research. This research uses descriptive qualitative method to reveal the textual and sociocultural levels. The data source is taken from Los Angeles Times for the textual level. As for the sociocultural, the data are taken from Youtube comments which portrays society’s perspective towards the subject’s ideology in his speech. The researcher found 185 utterances from Los Angeles Times which contain ideological perspective of the speaker. Those utterances include 285 modal verbs, 4 modal expression and 157 adjectives. Based on the result of analysis, the textual analysis mainly discusses about prioritizing U.S, dangerous illegal criminal, visa issues, and Hillary Clinton. The speaker tends to use deontic modals which portrays duty and ability due to political campaign purposes such as will, can, should, and must. Epistemic modality is also used which portrays possibility and probability of the likelihood to happen such as will, going to, and would. The speaker decides to frequently use negative attributive adjectives such as weak, dangerous, bad, and horrible concerning immigration system with a few positive attributive adjectives such as good. Sociocultural analysis shows that positive comments have taken over negative comments seen from 21 highlighted responses. It concludes that the speaker succeeds to deliver his idea towards the audience regarding immigration system problems in United States. This statement is also supported by Donald Trump’s victory over Hillary Clinton on the presidential election on November 8th. The researcher suggests future researchers on similar field to use discursive practice in order to reveal each utterance in the text as the foundation to build interpretation on the object’s ideology. The researcher also suggests other variable such as field object to conduct the research.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FBS/2017/581/051707361
Uncontrolled Keywords: ideologi, analisis wacana kritis, analisis teks, analisis sosiokultural, modalitas, kata sifat.
Subjects: 800 Literature (Belles-letters) amd rhetorics > 808 Rhetoric and collections of literary texts from more than two literatures > 808.5 Rhetoric of speech
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 08 Sep 2017 06:27
Last Modified: 30 Nov 2020 14:15
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/2267
[thumbnail of (1) Jilid Cover fixed i-xii.pdf] Text
(1) Jilid Cover fixed i-xii.pdf

Download (4MB)
[thumbnail of (2) CHAPTER I.pdf] Text
(2) CHAPTER I.pdf

Download (3MB)
[thumbnail of (3) CHAPTER II.pdf] Text
(3) CHAPTER II.pdf

Download (3MB)
[thumbnail of (4) CHAPTER III.pdf] Text
(4) CHAPTER III.pdf

Download (3MB)
[thumbnail of (5) CHAPTER IV.pdf] Text
(5) CHAPTER IV.pdf

Download (3MB)
[thumbnail of (6) CHAPTER V.pdf] Text
(6) CHAPTER V.pdf

Download (3MB)
[thumbnail of (7) REFERENCES.pdf] Text
(7) REFERENCES.pdf

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item