Strategi Kemitraan Konservasi Pada Masyarakat Suku Tengger Dalam Pengelolaan Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Sulistiowati, Dewi and Prof. Luchman Hakim, S.Si., M.Agr., Ph.D and Prof. Dr. Maryunani, SE.,MS and Bagyo Yanuwiadi, Dr. (2024) Strategi Kemitraan Konservasi Pada Masyarakat Suku Tengger Dalam Pengelolaan Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Doktor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Dalam rangka mengubah perspektif tentang pengelolaan hutan di Indonesia yang lebih memprioritaskan masyarakat sebagai subyek pembangunan, maka pemerintah telah menerbitkan peraturan tentang pengelolaan kawasan konservasi yaitu Peraturan Direktorat Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekositem Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : 6 Tahun 2018 (P.6/KSDAE/SET/Kum.1/6/2018) tentang Petunjuk Teknis Kemitraan Konservasi pada Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam yang bertujuan untuk mewadahi kegiatan pemberdayaan dan kerjasama masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi atau yang dikenal dengan istilah Kemitraan Konservasi. Kemitraan konservasi lahir sebagai bentuk kebijakan yang terinspirasi dari Permenlhk No. 83/2016 tentang Perhutanan Sosial. Sebagai kawasan konservasi, TNBTS tidak terlepas dari permasalahan - permasalahan antara lain yaitu adanya pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu oleh masyarakat yang berada di dalam maupun di sekitar kawasan, yang secara turun temurun memanfaatkan sumber daya hutan. Hal ini tentunya dapat berdampak negatif terhadap kelestaran hutan. Oleh karena itu, untuk mengatasi adanya permasalahan-permasalahan tersebut serta mengacu pada Perdirjen KSDAE Nomor : P.6/KSDAE/Kum.1/6/2018, maka TNBTS telah menerapkan program kemitraan konservasi dalam rangka pemberdayaan masyarakat dengan masyarakat suku Tengger yang berada di desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten malang dan desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, yang mana keduanya merupakan desa Enclave (desa yang berada di dalam kawasan taman nasional) serta desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang yang berada di daerah penyangga TNBTS, dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat suku Tengger di desa Enclave dan daerah penyangga TNBTS, serta diharapkan partisipasi masyarakat suku Tengger dalam menjaga kawasan hutan TNBTS agar tetap lestari. Kemitraan konservasi ini diharapkan mampu mensinergikan antara aspek ekonomi dan ekologi di kawasan TNBTS. Masyarakat suku Tengger telah lama memanfaatkan sumberdaya alam hayati, khususnya tumbuhan sebagai bahan pemenuh kebutuhan hidup. Sebagai masyarakat asli yang mendiami wilayah gunung Bromo dan Semeru, masyarakat suku Tengger memiliki kearifan lokal berupa pengetahuan lokal dalam pemanfaatan sumberdaya hutan yang diwariskan secara turun temurun dari nenek moyangnya yang dahulu menggantungkan kehidupannya dari sumberdaya hutan. Pengetahuan lokal masyarakat suku Tengger dalam pemanfaatan sumberdaya hutan khususnya pemanfaatan hasil hutan bukan kayu merupakan pedoman yang dapat digunakan dalam pemberdayaan masyarakat Pengelolaan kawasan konservasi bertujuan untuk mempertahankan dan mengembangkan kelestarian sumber daya alam hayati berserta ekosistemnya sehingga dapat memberi dukungan terhadap mutu kehidupan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan, yang dapat diterapkan melalui program kemitraan konservasi. Teridentifikasintya permasalahan dalam implementasi kemitraan konservasi pada masyarakat suku Tengger yang berada di sekitar kawasan TNBTS dianggap penting dan perlu ditindaklanjuti dengan merumuskan strategi kemitraan konservasi agar program kemitraan konservas dapat berjalan optimal.dan memberikan manfaat ekologi dan ekonomi yang dapat dirasakan dalam jangka panjang.. Perumusan strategi kemitraan konservasi yang tepat dapat menunjang keberhasilan pengelolaan kawasan TNBTS. Fokus dalam penelitian ini adalah menganalisis sejarah dan proses terbentuknya kemitraan konservasi pada masyarakat suku Tengger di desa Ngadas, Ranupani dan Argosari serta menganalisis jenis-jenis hasil hutan bukan kayu yang dapat diimplementasikan dalam kemitraan konservasi berdasarkan pengetahuan lokal masyarakat suku Tenggerdi desa Ngadas, Ranupani dan Argosari. Disamping itu juga menganalisis faktor internal program kemitraan konservasi yang meliputi kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness), serta faktor eksternal yang meliputi peluang (Opportunity), dan ancaman (Threat) untuk merumuskan faktor strategi kemitraan konservasi pada masyarakat suku Tengger di desa Enclave Ngadas dan Ranupani serta desa Argosari yang merupakan desa penyangga TNBTS, kemudian akan dilanjutkan dengan merumuskan prioritas strategi dalam kemitraan konservasi pada masyarakat suku Tengger di desa Ngadas, Ranupani dan Argosari. Berdasarkan hasil analisis terhadap jenis-jenis hasil hutan bukan kayu yang dimanfaatkan dan dapat diimplementasikan dalam kemitraan konservasi berdasarkan pengetahuan lokal masyarakat suku Tengger.diperoleh jenis-jenis hasil hutan bukan kayu terdiri dari 11 famili dan 14 species,yaitu famili Asteraceae (3 species), Fabaceae (1 species), Schizophyllum (1 species), Auriculariaceae (1 species), Volvariaceae (1 species), Tricholomataceae (1 species), Apiaceae (2 species), Solanaceae (1 species), Melastomataceae (1 species), Acoraceae (1 species), dan Fabaceae (1 species), dengan berbagai macam pemanfaatan, yaitu antara lain untuk bahan pangan, obat dan untuk keperluan ritual adat. Berdasarkan hasil analisis SWOT, posisi program kemitraan konservasi pada masyarakat suku Tengger dalam pengelolaan kawasan TNBTS berada pada kuadran III, maka strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan kemitraan konservasi pada masyarakat suku Tengger untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan kawasan TNBTS adalah mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada, dengan menerapkan 11 (sebelas) strategi dimana strategi utamanya yaitu membangkitkan motivasi masyarakat dalam pemanfaatan hasil hutan bukan kayu di kawasan TNBTS dalam skema kemitraan konservasi. Berdasarkan rumusan strategi kemitraan konservasi pada masyarakat suku Tengger yang telah dirumuskan, maka terdapat 17 (tujuh belas) rencana aksi pengembangan kemitraan konservasi yang dapat dilakukan agar kemitraan konservasi dapat berjalan optimal.sehingga dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan kawasan TNBTS. Prioritas strategi kemitraan konservasi pada masyarakat suku Tengger dalam pengelolaan kawasan TNBTS, yaitu prioritas pertama adalah membangkitkan motivasi masyarakat dalam pemanfaatan hasil hutan bukan kayu di kawasan TNBTS dalam skema kemitraan konservasi menjadi prioritas utama (0,21). Membangkitkan motivasi masyarakat dalam pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dalam skema kemitraan konservasi merupakan prioritas utama karena dianggap sangat penting atau menjadi prioritas dari para nara sumber. Motivasi sangat diperlukan karena secara psikologis dapat mendorong anggota kelompok kemitraan konservasi terutama anggota kelompok kemitraan di desa Ngadas dan Ranupani untuk melakukan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dalam skema kemitraan konservasi. Prioritas kedua adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas pendampingan masyarakat (0,16). Prioritas ketiga yaitu pengelolaan kemitraan konservasi dengan kolaborasi multi stakeholder (0,10). Prioritas keempat yaitu meningkatkan peran aktif petugas resort Balai Besar TNBTS.dalam pelaksanaan program kemitraan konservasi (0,08). Prioritas kelima yaitu sosialisasi dan membangun komunikasi dengan masyarakat, dengan nilai sebesar 0,07. Prioritas keenam yaitu meningkatkan kualitas produk olahan (0,07). Prioritas ketujuh yaitu pengembangan berbagai jenis hasil hutan bukan kayu yang terdapat di kawasan TNBTS sebagai komoditas dalam program kemitraan konservasi (0,06). Prioritas kedelapan yaitu. kemitraan konservasi berbasis pengetahuan (0,06). Prioritas kesembilan yaitu meningkatkan strategi pemasaran (0,06). Prioritas kesepuluh yaitu fasilitasi perijinan (0,06) dan prioritas kesebelas yaitu meningkatkan sinergi dengan masyarakat.setempat dalam pengelolaan kawasan TNBTS (0,05

Item Type: Thesis (Doktor)
Identification Number: -
Uncontrolled Keywords: TNBTS, Pemberdayaan, Kemitraan, Konservasi, Tengger
Divisions: Program Pascasarjana > Doktor Kajian Lingkungan, Program Pascasarjana
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 06 Aug 2024 02:02
Last Modified: 06 Aug 2024 02:02
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/226594
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Dewi Sulistiowati.pdf
Restricted to Registered users only

Download (9MB)

Actions (login required)

View Item View Item