Model Pengelolaan Lahan Akses Terbuka (LAT) yang Berkelanjutan Melalui Pendekatan Triple Bottom Line

Nurrahman, Ahmad Dzulfikar and Prof. Dr.Moh. Khusaini, SE.,M.Si.,M.A. and Prof. Amin S. Leksono, S.Si., M.Si., Ph.D and Prof. Dr.Agr.Sc. Hagus Tarno, S.P., M.P (2024) Model Pengelolaan Lahan Akses Terbuka (LAT) yang Berkelanjutan Melalui Pendekatan Triple Bottom Line. Doktor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kualitas lingkungan merupakan salah satu perhatian yang sering dibahas dalam konteks meningkatnya tekanan yang memiliki kemampuan untuk mengubah kondisi lingkungan. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, disertai dengan meningkatnya pertumbuhan kawasan perumahan dan permukiman, industri dan perdagangan mengakibatkan peningkatan alih guna lahan serta timbulnya pencemaran dan kerusakan lingkungan. Argumentasi tentang kualitas lingkungan harus disertai dengan fakta yang menunjukkan apakah kualitas lingkungan baik, sedang, atau buruk. Oleh karena itu, seluruh pemangku kepentingan harus melakukan pemantauan dan pelaporan kualitas lingkungan secara konsisten melalui pengukuran kualitas lingkungan Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji model pengelolaan Lahan Akses Terbuka (LAT) yang berkelanjutan melalui pendekatan Triple Bottom Line (TBL). Konsep TBL mengintegrasikan pertimbangan ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam pengambilan keputusan, sehingga menjadi landasan bagi pembangunan yang berkelanjutan. Penelitian ini mencoba menganalisis dan mengevaluasi konsep perencanaan LAT berdasarkan pendekatan TBL, merumuskan model pengelolaan pasca pemulihan LAT, dan menyusun strategi pengelolaan LAT yang berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pentingnya integrasi aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam perencanaan LAT. Ditemukan bahwa Program Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka masih kekurangan kerangka regulasi yang spesifik dan kuat. Kurangnya regulasi khusus untuk program pemulihan LAT berpotensi mengurangi efektivitasnya. Oleh karena itu, perlu adanya ratifikasi panduan teknis ke dalam kebijakan daerah yang lebih spesifik. Hasil penelitian menegaskan bahwa Program Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka, meskipun menjadi bagian dari upaya pencapaian Indikator Kinerja Pemerintah Daerah, masih mengalami kekurangan dalam kerangka regulasi yang spesifik dan kuat. Kurangnya regulasi khusus untuk program pemulihan lahan akses terbuka berpotensi mengurangi efektivitasnya, sehingga disarankan untuk meratifikasi panduan teknis ke dalam kebijakan daerah yang lebih spesifik. Langkah-langkah seperti inventarisasi kerusakan dan pembentukan kelembagaan perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas perencanaan dan pelaksanaan program pemulihan lahan akses terbuka. Peran pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media sangat penting dalam pemulihan lahan akses terbuka untuk menciptakan kawasan pertanian dan eduwisata yang berkelanjutan. Analisis SEM menunjukkan bahwa pemerintah memiliki pengaruh signifikan terhadap aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, sementara partisipasi aktif masyarakat, peran akademisi, pelaku usaha, dan media juga memiliki dampak yang penting dalam berbagai aspek tersebut. Sinergi antara kelompok-kelompok ini dianggap kunci dalam mencapai pemulihan lahan akses terbuka yang berkelanjutan. Dari hasil analisis matriks kuadran SWOT, diketahui bahwa Kabupaten Malang berada pada kuadran I, menunjukkan posisi yang kuat dalam pengelolaan LAT dengan pendekatan TBL. Rekomendasi strategi progresif atau agresif diberikan, memungkinkan Kabupaten Malang untuk memanfaatkan kekuatan internal dan peluang eksternal secara maksimal. Kesimpulannya, Kabupaten Malang memiliki potensi besar dalam pengelolaan LAT yang berkelanjutan dengan pendekatan TBL. Perlu dilakukan langkah-langkah seperti membangun kerangka regulasi yang kuat, mendorong partisipasi aktif semua pemangku kepentingan, dan memanfaatkan posisi kuatnya dalam pengelolaan LAT untuk mencapai tujuan pembangunan wilayah yang berkelanjutan. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pemahaman dan pengembangan model pengelolaan LAT yang berkelanjutan melalui pendekatan TBL. Dengan memperhitungkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, model ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat

English Abstract

Environmental quality is one concern that is often discussed in the context of increasing pressures that have the ability to change environmental conditions. With the increase in population, accompanied by the increasing growth of residential and residential areas, industry and trade, this has resulted in increased land use change and the emergence of pollution and environmental damage. Arguments about environmental quality must be accompanied by facts that show whether environmental quality is good, moderate, or bad. Therefore, all stakeholders must monitor and report environmental quality consistently through environmental quality measurements This research aims to examine a sustainable Open Access Land (LAT) management model using the Triple Bottom Line (TBL) approach. The TBL concept integrates economic, social and environmental considerations in decision making, thus becoming the basis for sustainable development. This research attempts to analyze and evaluate the concept of LAT planning based on the TBL approach, formulate a post-recovery management model for LAT, and develop a sustainable LAT management strategy. The research results show the importance of integrating economic, social and environmental aspects in LAT planning. It was found that the Open Access Land Damage Recovery Program still lacks a specific and robust regulatory framework. The lack of specific regulations for LAT recovery programs has the potential to reduce their effectiveness. Therefore, it is necessary to ratify technical guidelines into more specific regional policies. The research results confirm that the Open Access Land Damage Recovery Program, although part of efforts to achieve Regional Government Performance Indicators, still lacks a specific and strong regulatory framework. The lack of specific regulations for open access land restoration programs has the potential to reduce their effectiveness, so ratifying technical guidance into more specific regional policies is recommended. Steps such as damage inventory and institutional formation need to be considered to improve the quality of planning and implementation of open access land restoration programs. The role of government, society, academics, business actors and the media is very important in restoring open access land to create sustainable agricultural and educational tourism areas. SEM analysis shows that the government has a significant influence on economic, social and environmental aspects, while active community participation, the role of academics, business actors and the media also have an important impact on these various aspects. Synergy between these groups is considered key to achieving sustainable open access land restoration. From the results of the SWOT quadrant matrix analysis, it is known that Malang Regency is in quadrant I, showing a strong position in managing LAT with the TBL approach. Recommendations for progressive or aggressive strategies are provided, enabling Malang Regency to make maximum use of internal streng and external opportunities. In conclusion, Malang Regency has great potential in sustainable LAT management using the TBL approach. It is necessary to take steps such as building a strong regulatory framework, encouraging active participation of all stakeholders, and taking advantage of its strong position in LAT management to achieve sustainable regional development goals. This research contributes to the understanding and development of a sustainable LAT management model through the TBL approach. By taking into account economic, social and environmental aspects, it is hoped that this model can become a guide for local governments and other stakeholders in efforts to maintain environmental sustainability and the welfare of local communities.

Item Type: Thesis (Doktor)
Uncontrolled Keywords: Kualitas Lingkungan, Lahan Akses Terbuka, Triple Bottom Line-Environmental Quality, Open Access Land, Triple Bottom Line
Divisions: Program Pascasarjana > Doktor Kajian Lingkungan, Program Pascasarjana
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 02 Aug 2024 07:35
Last Modified: 02 Aug 2024 07:35
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/226474
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Ahmad Dzulfikar Nurrahman.pdf
Restricted to Registered users only

Download (15MB)

Actions (login required)

View Item View Item