Isolasi Diosgenin Dan Sclasodin Serta Studi Antife' Rtilitas Solasodin Dan Hasil Oksidasinya

Fasich, - (1981) Isolasi Diosgenin Dan Sclasodin Serta Studi Antife' Rtilitas Solasodin Dan Hasil Oksidasinya. Doktor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Usaha untuk mengubah steroid alara raenjadi obat kontrasepsi, masih terus dilakukan oleh para peneliti di beberapa negara, dengan maksud terutama untuk mendapatkan obat yang lebih poten dan lebih efektif daripada obat yang telah ada. Potensi obat kontrasepsi berkerangka steroid yang ada pada saat ini dipengaruhi oleh struktur lingkar A inti steroid. Briggs (1) berpendapat bahwa senyawa steroid yang mempunyai aktivitas biologi, keempat lingkarnya berada dalam keadaan hampir planar. Namun penelitian terhadap hal ini belum diperoleh hasil-basil yang memuaskan. Untuk membuktikan kebenaran hal tersebut di atas maka dilakukan penelitian terhadap senyawa steroid alam, yaitu solasodin. Penelitian ini meliputi penyelidikan aktivitas biologinya, baik sebelum maupun sesudah mengalami perubahan keplanaran pada lingkar A inti steroid. Dalam hal metode uji antifertilitas suatu senyawa secara in vivo, sejauh ini dalam kepustakaan belum diperoleh cara yang meyakinkan. Cara yang disarankan oleh Farnsworth dkk. (2) ternyata masih perlu penyempurnaanf yaitu dalam hal penggunaan hewan percobaan betina, saat pemberian obat, metode pengambilan sel vagina dan juga dalam hal penilaian terhadap sel -sel dalam sediaan sel vagina. Oleh karenanya, hal itu merupakan salah satu tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengembangkan suatu metode pengujian antifertilitas vang lebih tepat dan yang lebih meyakinkan. Adapun untuk maksud ini digunakan obat kontrasepsi standar, yaitu Microgynon-30 ED. Sebagai hewan percobaan digunakan tikus putihjenis Rattus norvegicus-Wistar yang berumur 4-5 bulan dengan bobot 200-250 g, dan yang telah diketahui dengan pasti kesuburannya, baik untuk hewan percobaan betina maupun yang jantan. Prinsip metode yang digunakan adalah metode sitologi. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat grafik sitologi dari tiga macara sel yang terdapat dalam sediaan sel vagina, yaitu sel epitel komifikasi, sel epitel non-kornifikasi dan leukosit. Pengambilan sel-sel vagina dilakukan dengan metode lavagasi dan untuk pewarnaannya digunakan metode - Shorr-Harris yang dimodifikasi. Saat dimulainya pemberian obat serta jangka waktu pemberiannya diteliti pula. Penelitian mengenai saat dan jangka waktu pemberian obat menunjukkan bahwa pemberian obat dari sejak awal hingga hari ke 20 sesudah "mating" adalah merupakan pemberian obat yang terbaik. Dengan menggunakan obat standar dalam takaran 1/20 tablet (mengandung 7,5 ug d-norgestrel dan 1,5 _ug etinilestradiol) dan menggunakan cara seperti tersebut di atas, dihasilkan penghambatan terhadap kemampuan beranak sebesar 100%. Metode tersebut kemudian diterapkan terhadap solasodin dan terhadap hasil oksidasinya. UnCuk mengoksidasi solasodin dan kolesterol digunakan metode atas dasar prinsip Oppenauer, dengan menggunakan sistem pereaksi Na -metoksid-aseton-toluen. Dengan cara tersebut ternyata hasil-hasil oksidasi kolesterol dan solasod in raenunjukkan terjadinya oksidasi gugus OH pada menjadi gugus C=0 yang diser.tai dengan terjadinya perpindahan ikatan rangkap dari C ^ -C ^ ke C ^ -C ^ . Hasil oksidasi tersebut dapat diikuti dari data ultraviolet dan inframerahnya. Spektrum ultraviolet hasil oksidasi menunjukkan serapan maksimum pada panjang gelombang (di dalam metanol) 240 ran dan 302 ran yang sama dengan 4-kolesten-3-on (3). Spektrura inframerahnya menunjukkan serapan pada frekuensi 1670 dan 1580 cm ^ yang juga sama dengan 4-kolesten-3-on (4). Hasil uji antifertilitas terhadap solasodin yang diberikan per oral sebanyak 0,2 mg/hari (1 takaran) belum menunjukkan adanya khasiat, namun dengan pemberian sebanyak 0,4 mg/ hari (2 takaran) baru menunjukkan adanya khasiat sebagai estrogen. Pada pemberian 1 mg/ hari (5 takaran) khasiat tersebut lebih nyata lagi, disertai dengan adanya 33-40% hewan- percobaan yang tidak beranak. Hasil oksidasi solasodin ternyata menunjukkan aktivitas biologi yang lebih nyata daripada solasodin. Dengan pemberian sebanyak 0,2 mg/hari (1 takaran) telah menunjukkan adanya khasiat , yaitu 67% hewan percobaan tidak beranak. Kenyataan tcrsebut membuktikan kebenaran dugaan di atas, bahwa bertambahnya keplanaran lingkar A senyawa kontrasepsi steroid akan menyebabkan peningkatan aktivitas antifertilitasnya. Di samping itu terbukti juga bahwa solasodin sendiri sudah mempunyai aktivitas biologi walaupun memerlukan takaran yang besarnya sekitar lima kali takaran hasil oksidasi solasodin.

English Abstract

The effort to change a natural steroid into a contraceptive medicament, is still being continued by many researchers in many countries, particularly with the intention of getting a more potent and more effective medicament than the present ones. The potency of the presently available steroidal contraceptive is influenced by the A-ring structure of the steroid skeleton. Briggs (1) postulated that most of the biologically-active steroids have a trans junction between rings A and B, and it makes the four rings almost completely planar. But this matter has not been proved or explained satisfactorily. To prove this, experiments were carried out with a natural steroid molecule namely solasodine. The experiments comprised tests of its biological activities before as well as after a planarity change was affected in the A-ring of the steroid skeleton. So far, a satisfactory antifertility test method for a compound has not been found. The method suggested by Farns- ( 2 > could be improved, especially with respect . to the use of virgin animals for experimental purposes, the time of administration of the compound, the method of obtaining the vaginal cells, the method of staining and the evaluation of the vaginal cells. One of the objectives of this research had been the development of a more precise and more reliable antifert i l i t y r.est method . A known oral contraceptive, namely Microgynon -30 ED , was used as standard , As experimental animals, fertile female and male Rattus norvegicus-Wistar ( ,f U - 5 months old and with a body weight of 200 - 250 were used. The female rats used should also show a yrams normal estrous cycle. The principle involved was to produce cytological graphs showing the number of three kinds of cells in the vaginal smears at various times before and after administration of the compound. The three kinds of cells were comified epithel cells, non-cornified epithel cells and leukocytes. The vaginal cells were obtained by lavagation and the staining was done according to a modified Shorr-Harris method. The optimal time and length . of duration of administration of the compound were also _ admi- determined. It was found that the best way was to nister the compound daily from the time before mating until 20 days after mating. By using a mixture of 7.5 micrograms d-norgestrel and 1.5 micrograms ethynylestradiol as standard, the above method resulted in 1007.inhibition from the ability to give birth. The method was also applied to solasodine and its oxidized product. The oxidation of solasodine and cholesterol were carried out according to Oppenauer utilizing the sodium methoxideacetone-toluene system. This resulted in the oxidation of 3-hydroxyl group to a carbonyl group accompanied by he rearrangement of the alkenyl double bond from C ^ -C ^ 0 C 4 'C 5 * These chanSes co,Jld be monitored with ultravioet and infrared spectroscopy. The ultraviolet spectrum f the oxidized products showed absorption maximum waveengths in methanol at 240 nm and 302 nm similar to those f 4-cholesten-3-on (3). The infrared spectrum showed abjrption frequencies at 1670 and 1580 cm ’1 Lmilar to those of 4-cholesten-3-on (4). The test results had shown that daily oral adminisation of 0.2 mg of solasodine had no effect on the ferlity of rats; a daily dosage of 0.4 mg had shown only an trogenic effect. A dosage of 1 mg daily produced vious effect; 33-40% of the experimental animals did not ve birth. -The oxidized solasodine had shown increased ological activities, where a dosage of 0.2 mg daily had e effect that 67% of the experimental animals did not ve birth. he which are also a more These test results had shown the validity of the lothesis, that an increased planarity of the A-ring of ? steroid contraceptive will lead to an increased anti- • tility activity. At the same time, solasodine was > wn to have also an antifertility activity, although in s case higher dosages should be employed.

Item Type: Thesis (Doktor)
Identification Number: -
Divisions: S2/S3 > Doktor Kimia, Fakultas MIPA
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 31 Jul 2024 07:07
Last Modified: 31 Jul 2024 07:07
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/226101
[thumbnail of FASICH.pdf] Text
FASICH.pdf

Download (28MB)

Actions (login required)

View Item View Item