Model Rancangan Penyuluhan Pertanian Untuk Heningkatkan Adopsi Bercocok-Tanam Jagung Hibrida

Soedarmanto, - (1988) Model Rancangan Penyuluhan Pertanian Untuk Heningkatkan Adopsi Bercocok-Tanam Jagung Hibrida. Doktor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Untuk meningkatkan produksi jagung, kepada petani di Jawa Timur telah disuluh agar mereka menanam Jagung Hibrida. Jagung Hibrida yaltu Jagung basil persilangan dari dua tetua yang berbeda dan yang menpunyai suatu sifat atau beberapa sifat yang lebih unggul dibandingkan dengan kedua orang-tuanya (Heterosis). Jagung Hibrida telah diusahakan di Amerika Serikat pada tahun 1930, tetapi perkerribangan tanaman jagung Hibrida di negara yang baru berkembang berlangsung larnbat. Di Ihailand misalnya, baru dimulai tahun 1981, sedang di Indonesia diusahakan baru pada permulaan tahun 1983. Melalui percobaan-percobaan di Jawa Tinur, produksi Jagung Hibrida dapat mencapai 5-9 ton/ha atau hairpir 2 sanpai 3 kali produksi tiap hektar dari jenis unggul lainnya, seperti jenls : Arjuno, Metro, Harapan. Meskipun jagung Hibrida tel ah disuluhkan kepada petani dengan intensif, namun demikian masih terdapat kesenjangan antara materi yang diberikan dalam penyuluhan dengan penerapan bercocok-tanam jagung Hibrida yang di 1 aksanakan oleh petani. Hal ini diduga dalam memberikan penyuluhan, pada umuimya memilih pola ceramah yang kurang efektif, tanpa membuat perencanaan dalam menggunakan metode, . perumusan tujuan program kurang Jelas, materi penyuluhan kurang dikuasal, tidak mengadakan evaluasi. Di sanping itu terdapat kendala faktor-faktor sosial-ekonomi yang melatarbelakangi petani sehingga petani dalam menerapkan bercocok-tanam jagung Hibrida belum sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh Penyuluh Pertan!an. Berdasarkan alasan tersebut di atas dan dldukung oleh studi literatur, maka penelitian ini bertujuan untuk : (1) menguji efektivitas penggunaan rancangan penyuluhan pertanian (desain lnstruksional) model gabungan Kemp dan Instructional Development Institute (IDI), (2) menguji adanya hubungan faktor-faktor sosial- ekonomi petani dengan tingkat ketrairpilan menerapkan cara bercocok- tanam jagung Hibrida, dan (3) mengetahui tanggapan Penyuluh Pertanian Lapangan dan petani terhadap penggunaan rancangan penyuluhan model Kemp dan IDI dalam kegiatan penyuluhan pertanian . Penelitian ini menggunakan pola Rancangan EXsperimen Kuasi, pratest-pascatest dengan kelompok pengendali tidak diacak (Quasi - Experiment, the pretest -posttest nonequivalent-group design). Responden yaitu petani yang termasuk dalam Kelonpok Tani di daerah produsen Jagung, yaitu di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian (WKPP) Padangan, yang termasuk Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian (WKHPP) Pagu, Kabupaten Kediri, yang akan menanam Jagung Hibrida. Penelitian dllaksanakan pada bulan Mei sanpai dengan bulan Desember 1986. Dalam penelitian ini dipilih petani contah yang tergabung da- x i v lam errpat Kelompok Tani dari 10 Kelorrpok Tanl di daerah penelitian secara random, doa Kelonpok Tani sebagai Ke1 orrpok perlaKuan dan dua Kelompok Tani lainnya sebagai kelonpok pembandlng, yang masing- masing terdiri dari 32 petani. Kedua kelonpok tersebut mendapatkan penyuluhan dari seorang PPL di WKPP Padangan dengan materi bercocok- tanam jagung Hibrida Terdapat doa variabel, yaitu : (i ) sistem penyuluhan pertanian yang terdiri dari dua dimensi berupa : (a) rancangan penyuluhan pertanian model gabungan Kemp dan IDI, dan (b) cara penyuluhan tradisional, merupakan variabel bebas, dan (2) variabel tergantung, yaitu tingkat adopsi cara bercocok-tanam jagung Hibrida. Tujuan penyuluhan ditekankan pada perubahan perilaku yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Instrumen untuk mengukur aspek kognitif, afektif, dan psiko- motor dikembangkan oleh peneliti sendlri, sedang untuk mengunpulkan data terhadap masing-masing aspek digunakan test obyektif untuk aspek kognitif, daftar-cocok / check-list untuk aspek afektif, dan daftar pertanyaan dan observasi di lapangan untuk aspek psikomotor. Instrumen untuk irengukur variabel bebas faktor-faktor sosial- ekonomi berupa daftar pertanyaan yang tersusun secara terstruktur, sedang untuk variabel tergantung, yaitu ; ketranpilan menerapkan cara bercocok-tanam jagung Hibrida digunakan check-list dan obser- vasi lapangan. Untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara prestasi penyuluhan yang menggunakan rancangan penyuluhan model Kenp dan IDI dengan penyuluhan cara tradisional digunakan uji t, sedang untuk menguji hubungan antara faktor-faktor sosial-ekonoml petani dengan tingkat ketranpilan menerapkan (aspek psikomotor) bercocok-tanam Jagung Hibrida digunakan analisis lintas dan diagram lintas. Pengujian hipotesis yang diajukan mendapatkan kesinpulan sebagai berikut : (1 ) penyuluhan pertanian dengan menggunakan rancangan penyuluhan pertanian model Kemp dan IDI dapat meningkatkan prestasi penyuluhan lebih tinggi, daripada penyuluhan dengan cara tradisional, terutama aspek kognitif dan psikomotor, dengan taraf signifikansi 1/, sedang kenaikan aspek afektif menunjukkan perbedaan dengan taraf signifikansi 20X. Berdasarkan tanggapan yang positif dari FPL dan petani dalam menggunakan rancangan penyuluhan pertanian, maka penggunaan rancangan tersebut lebih efektif daripada cara tradisional, (2) tingkat ketranpilan petani dalam tanam jagung Hibrida tidak saja dipengaruhi bercocok- oleh perbedaan perlakuan, tetapi Juga dipengaruhi oleh faktor petani, terutama faktor pendidikan formal, pendidlkan non-formal, sosial-ekonomi dan aktivitas petani dalam pemasaran hasil produksinya Inplikasi dari kesinpulan ini ialah : (1 ) dalam menyebar1uas- kan lnovasi hasil penelitian di bidang pertanian kepada petani dianggap perlu meningkatkan rrntu penyuluh pertanian, dengan menerapkan teknologi pendidikan dalam sistem penyuluhan pertanian, (2) dalam memillh. anggauta Kelonpok Tani dlsarankan agar menperhati- kan petani yang berpendidikan lebih tinggi dari rata-rata pendidikan petani lainnya, tekun dan rajin mengikuti penyuluhan pertanian dan aktif dalam pemasaran hasllnya Karena mereka adalah petani yang paling tanggap terhadap inovasi dan merupakan sarana yang paling efektif untuk ikut serta menyebarkan inovasi pada teman-temannya

English Abstract

To Increase corn production, fanners in East Java Have been given agricultural extension training to cultivate hybrid corn. Hybrid corn is the result of a crossing of two different parents and it has one characteristic or more that is superior to its parents (heterosis). Hybrid corn has been grown in the USA since 1930, but its development in developing countries is progressing slowly. In Thailand for example, it was first grown just in 1981 and in Indonesia in 1983. Through several experiments in East Java, hybrid corn production reaches up to 5 -9 tons/ha or 2-3 times higher than other high yielding varieties like Arjuno, Metro, Harapan. Although the technology of hybrid corn cultivation has been extended extensively to the farmers, there is still a gap between the materials of extension and the application of hybrid com cultivation done by the farmers. This lack is assumed to be due to the shortcomings of agricultural extension activities such as the use of ineffective ordinary lecture methods, improper planning in the use of teaching methods, failure to present the aims of the programs, lack of mastery over the material, and failure to evaluate. The socio - economic conditions of the farmers also play an important role in the application of hybrid com farming technology that has not been done in accordance with suggestions given by the extension workers. Based on the above constraints and on literature studies, the research was done to : (1) test the effectiveness of the model of a combination of the extension design of Kemp and the Instructional Develompent Institute (IDI), (2) test how the socio -economic condi - tions of farmers are related to their skills in using culture techniques to cultivate hybrid com, (3) know the response of farmers and agricultural extension workers in the use of the model of a combination of extension design of Kemp and IDI in agricultural extension activities. A Quasi - Experiment, the pretest -posttest, nonequivalent - groups design was used in the research The respondents were members of the farmers' group in corn producing centres in WKFF Padangan, belonging to WKBPP Pagu in Kedirl regency. The research was carried out from May to December 1986. Four sample farmers' groups were randomly chosen out of ten farmers' groups. Two groups consisting of 32 farmers were used as treatment group and the two others consisting of 32 farmers as comparison group. The treatment group and the comparison group were trained on hybrid com farming by one extension worker from WKFP Padangan. X V I mere were two variables : (1 ) the independent variable, which was the system of agricultural extension consisting of dimensions (a) the model of a combination of agricultural extension design of Kenp and IDI, (b) the traditional agricultural extension irethod, and (2) dependent variable which was levels of adoption of hybrid corn farming. Ihe objectives of extension emphasized the improvement of the cognitive, affective, and psychomotor aspects of hybrid corn farming. ihe instrument for measurement of the cognitive, affective, and psychomotor aspects were developed by the researcher. The data collection techniques used multiple choice objective test for the cognitive aspect, check-list for affective aspect, and field observation for psychomotor aspect. ihe instrument for measuring the independent socio-economic variable was a sructured questionnaire . Ihe dependent variable which was the skill in applying techniques of hybrid corn farming was tested by using check-list and field observation. A t-test was used to evaluate the significance of differences between the model of combination of agricultural extension design of Kenp and IDI and that of the traditional agricultural extension method. A path analyses as well as path diagram were used to test the relationship between socio-economic factors and the skill of the farmers in the application of hybrid com farming. The hypotheses testing led to the following conclusions : (1 ) at the level of significance of IX, the results of treatment by using design of agricultural extension model of Kemp and IDI were significantly higher than the result of the traditional agricultural extension method on the cognitive and psychomotor aspects. At the level of significance of 20X, the result of treatment by using design of agricultural extension model of Kenp and IDI were also significant higher than the result of traditional agricultural extension method on the affective aspect. Based on the positive response shown by extension workers and farmers, it can be concluded that the use of the model of a combined agricultural extension design of Kenp and IDI is more effective than the traditional agricultural extension method, (2) the different levels of skills in the application of hybrid com farming was influenced not only by the different instructional treatment, but also by the socio- economic factors of the farmers, especially their educational back- ground and activities in relation to marketing of their products. The implications of the above conclusions are : (1 ) in the dissemination of innovations of research results to farmers it was considered necessary to improve the quality of agricultural extension workers. This could be done through inproving the system of agricultural extension activities by introducing educational technology, (2) it also suggested that only those farmers who have a higher level of education, continuously following the extension activities, and active in marketing their product should be chosen as members of the farmers'group. This suggestion is based on the consideration that they are more responsive and effective in disseminating agricultural innovation to their fellow farmers.

Item Type: Thesis (Doktor)
Identification Number: -
Divisions: S2/S3 > Doktor Biologi, Fakultas MIPA
Depositing User: soegeng Moelyono
Date Deposited: 31 Jul 2024 04:11
Last Modified: 31 Jul 2024 04:11
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/226034
[thumbnail of Soedarmanto.pdf] Text
Soedarmanto.pdf

Download (37MB)

Actions (login required)

View Item View Item