Pola Alokasi Waicttj Keluarga Daiafvi Kegiatan Ekonomi D8 Pedesaan ( Studi Kasus Pada Petani Kecis Di Desa Dataran Rendafi Tanaman Pastgan Dan Desa Dataran Tinggi Tanaman Hortikultura Di Kabupaten Malang )

M.Pudjihardjo, - (2005) Pola Alokasi Waicttj Keluarga Daiafvi Kegiatan Ekonomi D8 Pedesaan ( Studi Kasus Pada Petani Kecis Di Desa Dataran Rendafi Tanaman Pastgan Dan Desa Dataran Tinggi Tanaman Hortikultura Di Kabupaten Malang ). Doktor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sebagian besar penduduk Indonesia bermukim di pedesaan khususnya di pulau Jawa yang mayoritas benmata pencarian sebagai petani. Petani di pulau Jawa ini rr.enyebar di pertanian dataran rendah dan dataran tinggi dengan ratarata pengusahaan lahan yang sangat sempit. Bagi keluarga petani yang hanya menguasai lahan yang sempit maka asset yang sangat berharga adalah waktu. Oleh karena Hu, informasi mengenai bagaimana alokasi waktu yang dimiliki anggota keluarga petani miskin di pedesaan dalam kaHan dengan kegiatan onfarm rnaupun off-farm sangat penting untuk diketahui. Informasi ini diharapkan dapat menjadikan pertimbangan untuk bahan membuat kebijakan pembangunan khususnya kebijakan yang dHujukan kepada petani kedl atau penduduk miskin dipedesaan. Penelrlian ini bertujuan untuk (1) menganalisis faktor faktor yang rnenentukan keputusan alokasi waktu keluarga dalam kegiatan ekonomi dipedesaan ,(2) Untuk mengetahui bagaimana alokasi waktu anggota keluarga dalam melakukan kegiatan di sektor pertanian dan non pertanian dalam mencari nafkah,(3) Untuk mengetahui perbedaan alokasi waktu kerja keluarga petani kecil didataran rendah tanaman pangan dan dataran tinngi tanaman hortikultura. PenelHian ini dilakukan di dua wilayah yang berbeda yaHu di wilayah dataran rendah tanaman pangan dan wilayah dataran tinggi tanaman hortikultura di kabupaten Malang. Responden penelitian ini adalah keluarga petani miskin (berlahan < 0,25 Ha). Hasil penel' rtian ini menunjukkan bahwa alokasi waktu suami untuk berbagai kegiatan seperti kegiatan mencari nafkah disektor on-farm, dan off-farm di dua lokasi berbeda yaHu di daerah dataran tinggi Pujon dan dataran rendah Wajak dipengaruhi oleh variabel-variabel yang relatif sama, yaHu; (a). Alokasi waktu kerja suami untuk kegiatan on-farm di daerah dataran tinggi rnaupun didaerah dataran rendah dipengaruhi secara posHif oleh variabel umur, jumlah anggota keluarga, luas lahan, imbalan kerja dan pendapatan keluarga, serta dipengaruhi secara negatif oleh variabel pendidikan suami, (b). Alokasi waktu kerja suami untuk kegiatan off-farm baik di daerah dataran tinggi rnaupun rendah dipengaruhi secara pos' itif oleh variabel umur , tingkat pendidikan suami, jumlah anggota keluarga dan imbalan kerja dari off-farm dan pendapatan keluarga , serta dipengamhi secara negatif oleh variabel luas lahan. PenelHian ini juga menunjukkan bahwa alokasi waktu kerja isteri untuk berbagai kegiatan seperti kegiatan mencari nafkah disektor on-farm, dan off-farm di dua lokasi yang berbeda yaHu di daerah dataran tinggi Pujon dan dataran rendah Wajak dipengaruhi oleh variabel-variabel yang relatif sama. Dimana (a). Alokasi waktu kerja isteri untuk kegiatan on-farm di daerah dataran tinggi rnaupun daerah dataran rendah dipengaruhi secara posHif oleh variabel tingkat umur istri , jumlah anggota keluarga, luas lahan yang dimiliki,imbalan kerja isteri dari on-farm dan pendapatan keluarga , serta dipengaruhi secara negatif oleh variabel tingkat pendidikan isteri. (b). Alokasi waktu kerja isteri untuk kegiatan off-farm di daerah dataran tinggi rnaupun dataran rendah dipengamhi secara positif oleh variabel umur ' isteri .tingkat pendidikan , jumlah anggota keluarga, imbalan kerja istri dari off-farm dan pendapatan keluarga, serta dipengaruhi secara negatif oleh variabel luas lahan yang dimiliki petani. Sedangkan alokasi waktu anak untuk kegiatan mencari nafkah disektor onfarm, dan off-farm di dua lokasi yaitu di daerah dataran tinggi Pujon dan dataran rendah Wajak dipengaruhi oleh variabel-variabel yang relatif sama , yaitu; (a). Alokasi waktu kerja anak untuk kegiatan on-farm di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah dipengaruhi secara positif oleh variabel-variabel umur anak, pendidikan anak, luas lahan yang dimiliki keluarga, imbalan dari sektor onfarm dan pendapatan keluarga serta dipengaruhi secara negatif oleh variable pendidikan (b). Alokasi waktu kerja anak untuk kegiatan off-farm di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah dipengaruhi secara positif oleh variabel umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluaga, imbalan dari sektor off-farm dan pendapatan keluarga, serta dipengaruhi secara negatif oleh variabel luas lahan yang dimiliki petani Penelitian ini juga menunjukkan jumlah alokasi waktu yang dialaKokasikan untuk berbagai kegiatan baik untuk mencari nafkah (kegiatan on-farm maupun off-farm), kegiatan domestik rumah tangga , kegiatan bemuansa social, kegiatan bersifat pribadi dan kegiatan waktu luang menunjukkan hasil yang berbeda.(a). Sebagian besar porsi waktu yang dimiliki baik suami, isteri, dan anak dikedua daerah dialokasikan untuk kegiatan non-produktif seperti kegiatan basic need, kemudian menyusul kegiatan leisure dan kegiatan mencari nafkah. (b). Alokasi waktu isteri untuk kegiatan domestik rumah tangga dan leisure di kedua daerah temyata lebih tinggi dibandingkan dengan alokasi waktu suami untuk kegiatan tersebut. ( c ) . Alokasi waktu suami dan isteri untuk kegiatan produktif di daerah dataran rendah lebih tinggi dibandingkan alokasi suami dan isteri di daerah dataran tinggi. Sementara alokasi waktu isteri untuk kegiatan non-produktif (kegiatan sosial dan basic need ) untuk daerah dataran tinggi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan isteri di daerah dataran rendah. Hasil analisis uji beda menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara alokasi waktu suami, dan isteri untuk dua lokasi yang berbeda yaitu daerah dataran rendah yang mengusahakan tanaman pangan dan daerah dataran tinggi yang mengusahakan tanaman hortikultura. Dari hasil penelitian ini maka diajukan beberapa saran khususnya dalam kartannya dengan pembangunan nasional yang berbasis pada keunggulan kompetrtif wilayah :(1). Introduksi kebijakan pemerintah khususnya kepada kelompok sasaran petani kedl harus didahului dengan pengetahuan yang mendalam tentang alokasi waktu setiap anggota rumah tangga, sehingga kebijakan yang diambil akan tepat mempengaruhi kelompok sasaran. Mengingat setiap kebijakan pemerintah akan mempengaruhi pilihan alokasi waktu rumah tangga yang menjadi kelompok sasaran. (2). Mengingat pentingnya peranan sumberdaya manusia dalam mendorong kegiatan on-farm maupun off-farm, maka usaha untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di pedesaan melalui peningkatan kesempatan dan mutu pendidikan formal dan non-formal di daerah pedesaan harus menjadi prioritas pembangunan di pedesaan (3). Hasil penelitian ini juga menginformasikan bahwa ada kecenderungan semakin meningkatnya tingkat pendidikan anak-anak maka alokasi waktu untuk kegiatan on-farm oenderung menurun tetapi alokasi waktu untuk kegiatan off-farm semakain meningkat. Jika kemudian fakta ini berianjut maka, masa depan sektor pertanian akan diisi mayoritas peketja usia tua. Jika kondisi ini tidak diikuti ii peningkatan produktivitas sumberdaya manusia dibidang pertanian atau transformasi structural ekonomi secara cepat maka masa depan sektor pertanian akan mengalami masa yang suram. (4). Penelitian ini hanya terbatas mengkaji masalah alokasi waktu suami, isteri dan anak dengan asumsi keputusan yang diambil bersifat independen dan simultan, ada baiknya jika kedepan penelitian ini diperluas dengan mengkaji cakupan, sifat dan arah keputusan yang yang sifatnya dependen dan tidak simultan antar anggota rumah tangga, sehingga didapatkan basil perbandingan yang lebih beragam. Penggunaan model regresi biasa dengan variabel dependen relatif seragam agak kurang realistis, kedepan diperlukan model yang lebih realistis yang mampu menangkap keragaman keputusan yang diambil oleh setiap anggota rumah tangga, penulis mengusulkan untuk menggunakan model limited dependent varaibel lebih sesuai untuk menangkap keragaman fenomenai keputusan alokasi waktu anggota rumah tangga.

English Abstract

The most of Indonesian people reside in rural areas, especially at the Java Island where most of them work as farmer. Farmer population at Java are distributed at lowlands and highlands level areas with very narrow field. For the farmer with narrower field the most useful asset is time. Therefore, information about time-allocation used by the farmer at rural area, both on-farm and off-farm activities, is very important to be known. It is hoped that these informations would be foundation for policy making This research was aimed at: (1) analyzing factors determining the time allocation of farmer families in their economic activities; (2) understanding how the time allocation used by family members in working at agricultural sector as well as non-agricultural sectors to fulfill their need, (3) knowing the difference of work time allocation between lower level area with food crop and higher level area with horticultural crop. This research was performed at two different areas, namely highlands and lowlands at the Malang Regency. Respondents of this research were poor farmerfamilies (lessthan 0,25 hectare of land they own). The result showed that time allocation of the husband for the various activities, such as on-farm and off-farm activities at the two areas, Pujon as the highlands level area and Wajak asthe lowlands areas, was positively influenced by age, education, number of family members, area wide, work reward and family earning variables, and negatively influenced by the lands. The research also showed that time allocation of the wives for various activities, such as on farm and off-farm activities for the two areas are relatively similar. Time allocation of wive for on-farm activities at the two areas positively influenced by age, the number family member, the field owned, work reward earned from on-farm activities and family earning variables and negatively influenced by education level variable. The work time allocations in the off-farm activities at the two areas was positively influenced by age, education level, number of family member, work reward earned from off-farm and family earning variables, and negatively influenced by the broad of field owned. While time allocation of the children to work at both on-farm and of-farm at the two locations was positively influenced by the variables of age, education, plantation area owned by the family, the reward obtained for on-farm sectors and family earning, and negatively influenced by field wide owned by the farmers. The result also showed that the different if time allocation allocated for the various activities, such as need fulfillment work (both on farm and off-farm), household domestic activities, social activities, private activities and leisure time revealed different outcomes.The most of the allocation both husbands and wives is for non-productive activities such as basic need, followed by leisure activities and need fulfilment. For the wives, the time allocation both household and leisure activities showed higher than the husband did for the such activities. The allocation time of husbands and wives for productive activities at lowlands was highlands than they did at higher-level area. The time allocation done by wives in non-productive activities (social and basic need activities) relatively higher at iv higher-level area than lower-level one. Variance test showed the significant different between husbands and wives at the two locations, where they living at lower level did food crop while they living at higher level area did horticulture crop. From the result, it was given some suggestions especially related with national development based on the competitive advantage of region: (1) The government policy introduction especially given to small farmer should be begun by giving deep knowledge about time allocation for every household members so that policy taken would be appropriate affect target group, because every policy would be affect the time allocation choice of households taken as target group. (2) Due to the important role of human resources in supporting onfarm and of-fanm activities, then the effort to enhance human resource quality at rural through enhancement opportunity formal and non-formal education at rural region should be the priority of development at rural. (3) The result also informed that the higher level education of children the lower their time allocation of onfarm activities but the higher time allocation in off-farm. If this fact continued, then agricultural sectors would be fulfilled by old worker only. If this condition does not to be followed by human resources productivity enhancement at the sectors or economic structure transformation did quickly, then the future of the agriculture sectors will be enter to black condition. (4) This research only examines the issues of time allocation of husbands, wives and the children, with assumption that the decision taken was on independent and simultaneous nature, so it is needed further research examining broader scope, nature and direction of the decision with dependent and non-simultaneous nature among household members, so that the more various comparison would be revealed. The use of simple regression model with uniform dependent variable was not realistic, so it needed mere realistic model that able to catch various decisions taken by each family member, so limited dependent variable is suggested in further related research due to the ability in catching variance of time allocation decision of household member.

Item Type: Thesis (Doktor)
Identification Number: -
Divisions: S2/S3 > Doktor Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 31 Jul 2024 03:57
Last Modified: 31 Jul 2024 03:57
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/226025
[thumbnail of M.PUDJIHARDJO1.pdf] Text
M.PUDJIHARDJO1.pdf

Download (41MB)

Actions (login required)

View Item View Item