Pengaruh Perbedaan Rasio Bahan Pelapis Dan Crosslinking Terhadap Enkapsulasi Minyak Atsiri Centella Asiatica

Putri, Keisha Rana and Prof. Dr. Ir. Sumardi Hadi Sumarlan, MS and Ir. Inggit Kresna Maharsih, ST., M.Sc (2024) Pengaruh Perbedaan Rasio Bahan Pelapis Dan Crosslinking Terhadap Enkapsulasi Minyak Atsiri Centella Asiatica. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Minyak atsiri (volatile oil) merupakan salah satu cairan yang didapatkan dari beberapa bagian tanaman yang diperoleh dari proses ekstraksi dengan memanfaatkan uap panas. Karakteristik dari minyak atsiri secara umum diantaranya mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi. Metode yang dapat digunakan untuk melindungi senyawa aktif yang terkandung di dalam suatu bahan, yaitu proses enkapsulasi. Enkapsulasi adalah teknologi yang digunakan untuk melapisi suatu bahan baik dalam bentuk padat, cair, ataupun gas sebagai bahan inti dan melapisi bahan tersebut dengan bahan pelindung. Koaservasi kompleks sebagai salah satu teknik enkapsulasi yang seringkali digunakan dengan prinsip menggabungkan dua jenis bahan pelapis. Selain bahan pelapis, enkapsulasi juga memerlukan crosslinking agent. Pada penelitian ini, jenis bahan pelapis yang digunakan berupa gelatin dan maltodekstrin serta crosslinking agent berupa sodium tripolifosfat (STPP). Pada tahap akhir dari proses koaservasi kompleks dilakukan pengeringan. Teknik pengeringan yang dapat dilakukan adalah pengeringan beku (freeze drying), yaitu teknologi pengeringan non termal yang memanfaatkan suhu rendah dan tekanan vakum. Mikrokapsul minyak atsiri Centella asiatica yang diperoleh akan dikarakterisasi melalui pengamatan morfologi mikrokapsul, pengukuran ukuran mikrokapsul, nilai yield, kadar air, dan nilai surface oil. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok 2 Faktorial dengan faktor berupa konsentrasi crosslinking agent dan rasio bahan pelapis (gelatin dan maltodekstrin). Hasil penelitian menunjukkan bahwa morfologi mikrokapsul yang dihasilkan berupa lembaran yang tidak teratur, tipis, rapuh, mirip pecahan, terdapat kerutan atau lipatan,dan memiliki tepian yang tajam. Hasil pengukuran ukuran partikel menunjukkan rata – rata sebesar 1,942 μm. Hasil yield yang diperoleh berada pada rentang 72,83% - 82,50% dengan nilai yield terbesar diperoleh perlakuan A1B2, yaitu 82,50%. Hasil nilai kadar air berapa pada rentang 7,41 % – 10,72% dengan nilai kadar air terendah diperoleh perlakuan A0B2, yaitu 7,41 %. Hasil nilai surface oil berada pada rentang 20,53% - 28,93% dengan nilai surface oil terendah diperoleh perlakuan A1B2, yaitu 20,53%.

English Abstract

Essential oil (volatile oil) is one of the liquids obtained from several parts of the plant obtained from the extraction process by utilizing hot steam. The characteristics of essential oils in general include volatility at room temperature without decomposition. A method that can be used to protect the active compounds contained in a material is the encapsulation process. Encapsulation is a technology used to coat a material either in solid, liquid, or gas form as the core material and coat the material with a protective material. Complex coacervation as one of the encapsulation techniques is often used with the principle of combining two types of coating materials. In addition to the coating material, encapsulation also requires a crosslinking agent. In this study, the coating materials used were gelatin and maltodextrin and the crosslinking agent was sodium tripolyphosphate (STPP). In the final stage of the complex coacervation process, drying is carried out. The drying technique that can be done is freeze drying, which is a non-thermal drying technology that utilizes low temperatures and vacuum pressure. Centella asiatica essential oil microcapsules obtained will be characterized through observation of microcapsule morphology, measurement of microcapsule size, yield value, moisture content, and surface oil value. The experimental design used was a 2-factorial Randomized Group Design with factors such as crosslinking agent concentration and coating material ratio (gelatin and maltodextrin). The results showed that the morphology of microcapsules produced in the form of irregular sheets, thin, brittle, similar to shards, there are wrinkles or folds, and have sharp edges. The particle size measurement results showed an average of 1.942 μm. The yield results obtained are in the range of 72.83% - 82.50% with the largest yield value obtained by treatment A1B2, which is 82.50%. The results of the water content value in the range of 7.41% - 10.72% with the lowest water content value obtained by treatment A0B2, which is 7.41%. The result of surface oil value is in the range of 20.53% - 28.93% with the lowest surface oil value obtained by A1B2 treatment, which is 20.53%.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052410
Uncontrolled Keywords: Bahan Pelapis, Crosslinking agent, Enkapsulasi, Koaservasi Kompleks, Minyak Atsiri Centella Asiatica-Coating Material, Crosslinking agent, Encapsulation, Complex Coacervation, Centella Asiatica Essential Oil
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 19 Sep 2024 08:09
Last Modified: 19 Sep 2024 08:09
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/225911
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Keisha Rana Putri.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item