Analisis Tingkat Adopsi dan Dampak Penerapan Konservasi Terhadap Produktivitas dan Pendapatan Usahatani Wortel di Jawa Timur

Ngonta, Arkanjela Girlani Merici and Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani, AR., M.S. and Dr. Ir. Suhartini, M.P. (2024) Analisis Tingkat Adopsi dan Dampak Penerapan Konservasi Terhadap Produktivitas dan Pendapatan Usahatani Wortel di Jawa Timur. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Usahatani konservasi merupakan bagian dari upaya meminimalkan ganggguan pada pertanian seperti banjir, tanah longsor, kerusakan agregat tanah, serta sifat kimia dan biologi tanah pada lahan miring. Salah satu pembangunan dalam sektor pertanian adalah subsektor hortikultura. Upaya pengembangan usahatani hortikultura yang dilakukan di Desa Sumberbrantas dan Wonokerso sebagian besar dilakukan pada lahan miring sehingga perlu mendapat perhatian karena lahan merupakan salah satu faktor produksi penting dalam usahatani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) tingkat adopsi konservasi yang dilakukan petani wortel di Jawa Timur, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam mengadopsi pertanian konservasi, dan (3) dampak usahatani konservasi terhadap produktivitas dan pendapatan petani wortel. Penelitian terlaksana pada usahatani wortel berlokasi di Desa Sumberbrantas dan Wonokerso yang ditentukan melalui pendekatan probability sampling dengan menggunakan teknik simple random sampling dilaksanakan pada bulan Agustus 2023. Sampel penelitian berjumlah 79 responden yang merupakan petani wortel Desa Sumberbrantas dan Wonokerso. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat adopsi usahatani konservasi yang diterapkan petani wortel di Jawa Timur diukur dengan menggunakan skala likert kemudian diberi skor dan dibagi dalam dua kategori yaitu tingkat penerapan tinggi dan tingkat penerapan rendah. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat adopsi konservasi terdiri dari: sosio-demografi, infrastruktur, kelompok tani, resiko usahatani, pengetahuan tentang usahatani konservasi dan pengetahuan tentang cara/teknik melakukan konservasi yang kemudian dianalisis menggunakan SEM dengan software SmartPLS. Selanjutnya, untuk mengetahui perbandingan produktivitas tanaman dan pendapatan usahatani dari petani yang melakukan konservasi tinggi dan rendah dilakukan dengan melihat uji silang pada tabel produktivitas dan pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani wortel di Desa Sumberbrantas dan Wonokerso sudah menerapkan praktik usahatani konservasi, akan tetapi penerapannya berbeda-beda. Dari 79 petani, hanya 36 petani yang masuk dalam kategori tinggi dengan persentase 45,57 persen dan 43 petani masuk dalam kategori rendah dengan persentase 54,43 persen. Tingkat adopsi konservasi yang dilakukan petani dipengaruhi secara langsung dan signifikan oleh variabel kegiatan kelompok sosial petani dan pengetahuan petani tentang konservasi pada tingkat p-value sebesar 0,001, sedangkan karakterisitik sosio-demografi petani berpengaruh langsung dan signifikan pada p-value 0,054. Dengan p-value 0,235 dan 0,473, keputusan petani untuk mengadopsi usahatani konservasi baik untuk variabel infrastruktur maupun resiko usahatani tidak terpengaruh. Petani yang menerapkan praktik usahatani konservasi dalam kategori tinggi memiliki rata-rata produktivitas dan pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan petani yang menerapkan praktik usahatani konservasi dalam kategori rendah. Selisih produktivitas yang didapatkan adalah 2.820 kg/ha dan selisih pendapatan yang didapatkan adalah Rp2.322.205,41.

English Abstract

Conservation farming is part of the effort to minimize agricultural disturbances such as floods, landslides, damage to soil aggregates, and chemical and biological properties of soil on sloping land. One of the developments in the agricultural sector is the horticulture subsector. Horticultural farming development efforts carried out in Sumberbrantas and Wonokerso villages are mostly carried out on sloping land so that it needs attention because land is one of the important production factors in farming. This study aims to determine: (1) the level of conservation adoption by carrot farmers in East Java, (2) factors influencing farmers' decision to adopt conservation agriculture, and (3) the impact of conservation farming on productivity and income of carrot farmers. The research was carried out on carrot farms located in Sumberbrantas and Wonokerso villages which were determined through a probability sampling approach using simple random sampling technique conducted in August 2023. The research sample amounted to 79 respondents who were carrot farmers in Sumberbrantas and Wonokerso villages. The analysis method used to determine the level of adoption of conservation farming applied by carrot farmers in East Java was measured using a Likert scale and then scored and divided into two categories, namely high level of application and low level of application. The variables used in this study to determine the factors influencing the level of conservation adoption consisted of: socio-demographics, infrastructure, farmer groups, farming risks, knowledge of conservation farming and knowledge of conservation methods/techniques which were then analyzed using SEM with SmartPLS software. Furthermore, to determine the comparison of crop productivity and farm income of farmers who practice high and low conservation, a crosstabulation of productivity and income was conducted. The results showed that carrot farmers in Sumberbrantas and Wonokerso Villages have implemented conservation farming practices, but the implementation varies. Out of 79 farmers, only 36 farmers were in the high category with a percentage of 45.57 percent and 43 farmers were in the low category with a percentage of 54.43 percent. The level of conservation adoption by farmers is directly and significantly influenced by the variables of farmers' social group activities and farmers' knowledge of conservation at a p-value of 0.001, while farmers' socio-demographic characteristics have a direct and significant effect at a p-value of 0.054. With p-values of 0.235 and 0.473, farmers' decisions to adopt conservation farming for both infrastructure and farm risk variables were not affected. Farmers who implemented conservation farming practices in the high category had lower average productivity and income compared to farmers who implemented conservation farming practices in the low category. The difference in productivity is 2,820 kg/ha and the difference in income is Rp

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 042404
Divisions: S2/S3 > Magister Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 30 Jul 2024 03:19
Last Modified: 30 Jul 2024 03:19
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/225677
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Arkanjela Girlani Merici Ngonta.pdf
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Actions (login required)

View Item View Item