Safaradina, Alfa Maulida Prasyida and Yustika Citra Mahendra, S.Sos., M.A. (2023) Institusionalisasi Reafirmasi Sister Province Jawa Timur – Osaka pada Masa Gubernur Soekarwo (2009 – 2019). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Dewasa ini globalisasi yang masif semakin melunturkan peran negara dalam melindungi daerah-daerah dibawahnya. Oleh karena itu, entitas regional kemudian muncul untuk melindungi daerah serta menggali potensi daerahnya agar mencapai kesejahteraan secara mandiri. Kemunculan entitas regional tersebut ditandai oleh adanya kewenangan bagi daerah untuk menginisiasikan kerja sama internasional, dalam kaitannya disebut sebagai paradiplomasi atau sister province. Jawa Timur menjalin kerja sama sister province dengan Osaka pada 1984, kemudian melakukan reafirmasi kerja sama pada 2014. Reafirmasi tersebut menghasilakan LoI kerja sama dalam bidang teknologi, sumber daya manusia, dan UKM. Dalam penelitian ini akan dijabarkan terkait analisis institusionalisasi reafirmasi yang dilakukan oleh Jawa Timur, khususnya pada masa Gubernur Soekarwo (2009 – 2019) menggunakan konsep Institutionalization of Paradiplomacy oleh Alexander S. Kuznetsov. Variabel analisis tersebut antara lain, Regional Ministry of Foreign Affairs, permanent abroad offices, official visits, initiate exhibitions/forums, global and transborder regional multilateral networks, dan work within official central government. Penelitian kualitatif dengan data primer serta sekunder mendapatkan temuan bahwa Jawa Timur hanya melaksanakan empat institusionalisasi saja, yakni Pembentukan Departemen Khusus Urusan Luar Negeri, Kunjungan Resmi Pemerintah Daerah, Partisipasi dalam Pameran Internasional, dan Keikutsertaan Pemerintah Pusat.
English Abstract
Nowadays, massive globalization is increasingly diminishing the role of the state in protecting the regions under it. Therefore, regional entities emerged to protect the region and explore its regional potential in order to achieve prosperity independently. The emergence of this regional entity is marked by the authority for regions to initiate international cooperation, which is referred to as paradiplomacy or sister province. East Java established sister province cooperation with Osaka in 1984, then reaffirmed the cooperation in 2014. This reaffirmation resulted in a LoI for cooperation in the fields of technology, human resources and SMEs. This research will describe the analysis of the institutionalization of reaffirmation carried out in East Java, especially during the Governor Soekarwo era (2009 - 2019) using the concept of Institutionalization of Paradiplomacy by Alexander S. Kuznetsov. The analysis variables include, Regional Ministry of Foreign Affairs, permanent abroad offices, official visits, initiate exhibitions/forums, global and transborder regional multilateral networks, and work within official central government. Qualitative research using primary and secondary data found that East Java only implemented four institutionalizations, namely the Establishment of a Special Department for Foreign Affairs, Official Visits of Regional Governments, Participation in International Exhibitions, and Participation of the Central Government.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052411 |
Uncontrolled Keywords: | Paradiplomasi, Sister Province, Reafirmasi, Institusionalisasi reafirmasi, Jawa Timur (Indonesia), Osaka (Jepang). |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 10 Sep 2024 03:35 |
Last Modified: | 10 Sep 2024 03:35 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/225600 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Alfa Maulida Prasyida Safaradina.pdf Restricted to Registered users only Download (9MB) |
Actions (login required)
View Item |