Fitoremediasi pada Limbah Cair Industri Tapioka (Sianida, BOD, COD, dan TSS) dengan Menggunakan Tanaman Kiambang (Pistia stratiotes)

Pangestu, Chaidir and Dr. Ir. Alexander Tunggul Sutan Haji, MT. and Fajri Anugroho, STP., M.Agr., Ph.D (2024) Fitoremediasi pada Limbah Cair Industri Tapioka (Sianida, BOD, COD, dan TSS) dengan Menggunakan Tanaman Kiambang (Pistia stratiotes). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Seiring dengan bertambahnya jumlah industri tepung tapioka tentu akan meningkatkan pencemaran lingkungan. Adapun limbah yang dihasilkan industri tepung tapioka yaitu sianida sebesar 0,90 mg/L, BOD sebesar 781 mg/L, COD sebesar 5856 mg/L, dan TSS sebesar 424,40 mg/L. Tingginya nilai BOD, COD, dan TSS memiliki kandungan bahan organik tinggi yang dapat ditumbuhi bakteri patogen beserta hasil metabolismenya sehingga menimbulkan bau menyengat serta dapat menyebabkan gangguan kesehatan makhluk hidup yang ada serta dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Apabila limbah cair industri tepung tapioka tidak segera ditangani efek yang ditimbulkan apabila terpapar asam sianida yang berlebihan adalah rusaknya sel, jaringan, dan organ dalam tubuh, karena kerusakan tersebut dapat mengakibatkan kejang, kesulitan bernapas, hilang kesadaran, hipotensi, denyut jantung yang melambat, henti jantung dan gagal jantung. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengolah limbah cair adalah dengan metode fitoremediasi. Tujuan pada penelitian ini adalah menganalisa pertumbuhan tanaman kiambang (jumlah daun, jumlah tunas, dan panjang akar) pada beberapa konsentrasi limbah cair industri tepung tapioka yang berbeda selama 15 hari dan menganalisa kemampuan tanaman kiambang (Pistia stratiotes) untuk menurunkan kadar sianida, BOD, COD, dan TSS pada beberapa konsentrasi limbah cair industri terpung tapioka yang berbeda selama 15 hari. Penelitian ini dimulai dengan mempersiapkan alat dan bahan, setelah itu dilakukan pengambilan sampel limbah menggunakan metode grab sampling sesuai SNI 6989.59:2008, selanjutnya dilakukan aklimatisasi tanaman selama 3 hari, lalu dilakukan pemindahan tanaman ke dalam litter box yang telah di berikan pengenceran antara air limbah tapioka dengan air sumur, setelah itu diamati jumlah daun, panjang akar, dan jumlah tunas pada tanaman kiambang serta kadar sianida, BOD, COD, dan TSS pada awal perlakuan hingga akhir perlakuan (15 hari). Selanjutnya menganalisis data dengan perhitungan persentase penurunan konsentrasi sianida, BOD, COD, TSS serta peningkatan jumlah daun, jumlah tunas, dan panjang akar. Selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan yaitu A0 merupakan 100% air sumur, A1 merupakan pengenceran 75% air sumur dengan 25% air limbah tapioka, A2 merupakan pengenceran 50% air sumur dengan 50% air limbah tapioka, A3 merupakan pengenceran 25% air sumur dengan 75% air limbah tapioka, dan A4 merupakan 100% air limbah tapioka. Pertumbuhan jumlah daun, jumlah tunas dan panjang akar kiambang mengalami peningkatan pada perlakuan A0 dan A1. Pertumbuhan jumlah daun, jumlah tunas, dan panjang akar tertinggi terjadi pada perlakuan A1, secara berurutan sebanyak 36,54%, 67,7 tunas, dan 58,37%. Tanaman kiambang mampu menurunkan kadar sianida, BOD, dan COD pada setiap perlakuan. Penurunan sianida terbesar terjadi pada perlakuan A4 sebesar 94,04%. Penurunan BOD terbesar terjadi pada perlakuan A2 sebesar 65,65%. Penurunan COD terbesar terjadi pada perlakuan A1 sebesar 66,63%. Penurunan TSS hanya terjadi pada perlakuan A0 dan A1. Penurunan TSS terbesar terjadi pada perlakuan A1 sebesar 31,17%. Adapun saran pada penelitian kali ini adalah Menutup bagian atas dari bak perlakuan, untuk menghindari tertumpah atau masuknya partikel lainnya dari lingkungan serta menambahan teknologi aerasi terhadap perlakuan untuk meningkatkan konsentrasi oksigen di dalam air sehingga penurunan sianida, BOD, COD, dan TSS lebih efektif, dan tidak melakukan pengadukan pada saat pengambilan sampel

English Abstract

As the number of tapioca starch industries increases, it is certain that environmental pollution will also rise. The wastewater generated by tapioca starch industries contains Cyanide at 0.90 mg/L, BOD at 781 mg/L, COD at 5856 mg/L, and TSS at 424.40 mg/L. The high values of BOD, COD, and TSS indicate a high organic matter content that can support the growth of pathogenic bacteria and their metabolic byproducts, causing unpleasant odors and health problems for living organisms. Additionally, excessive exposure to sianida can cause damage to cells, tissues, and organs in the body, leading to symptoms such as seizures, breathing difficulties, loss of consciousness, hypotension, slowed heart rate, cardiac arrest, and heart failure. One method for treating wastewater is through phytoremediation. The objective of this study is to analyze the growth of the kiambang plant (Pistia stratiotes) in different concentrations of tapioca starch wastewater over a period of 15 days and to assess its ability to reduce Cyanide, BOD, COD, and TSS levels in different concentrations of the wastewater over the same period. The study began by preparing equipment and materials, followed by the collection of wastewater samples using grab sampling according to SNI 6989.59:2008. The kiambang plants were then acclimated for three days before being transferred to litter boxes with different dilutions of tapioca starch wastewater and well water. The number of leaves, length of roots, and number of shoots were observed, as well as the initial and final levels of Cyanide, BOD, COD, and TSS. The data were then analyzed using percentage calculations for the reduction of Cyanide, BOD, COD, and TSS levels, as well as the increase in the number of leaves, shoots, and roots. The study used a Complete Randomized Design (RAL) with five treatments and three replications: A0 (100% well water), A1 (75% well water and 25% tapioca starch wastewater), A2 (50% well water and 50% tapioca starch wastewater), A3 (25% well water and 75% tapioca starch wastewater), and A4 (100% tapioca starch wastewater). The growth of kiambang leaves, shoots, and roots increased in treatments A0 and A1, with the highest growth occurring in treatment A1, amounting to 36.54%, 67.7 shoots, and 58.37%.The kiambang plant was able to reduce Cyanide, BOD, and COD levels in each treatment. The highest reduction in Cyanide occurred in treatment A4, at 94.04%. The highest reduction in BOD occurred in treatment A2, at 65.65%. The highest reduction in COD occurred in treatment A1, at 66.63%. The highest reduction in TSS occurred in treatment A1, at 31.17%.The recommendations for this study are to cover the top of the treatment tank to prevent particles from entering the system and to add aeration technology to increase oxygen concentrations in the water, making the reduction of Cyanide, BOD, COD, and TSS more effective. Additionally, it is suggested not to agitate the samples during collection.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524100201
Uncontrolled Keywords: BOD, COD, Kiambang, Sianida, dan TSS-BOD, COD, Water Lettuce, Cyanide, and TSS
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 06 Sep 2024 02:28
Last Modified: 06 Sep 2024 02:28
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/225397
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Chaidir Pangestu.pdf
Restricted to Registered users only

Download (9MB)

Actions (login required)

View Item View Item