Karakterisasi Kelopak Bunga Segar dan Bubuk Rosela (Hibiscus Sabdariffa L.) Merah dan Ungu

Murini, Alifah Rahmayani and Prof. Dr. Teti Estiasih, STP., MP. (2024) Karakterisasi Kelopak Bunga Segar dan Bubuk Rosela (Hibiscus Sabdariffa L.) Merah dan Ungu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perkembangan globalisasi menyebabkan kesadaran kembali ke gaya hidup sehat semakin meningkat. Hal tersebut membuat permintaan rosela semakin tinggi menjapai 252.6 juta dolar pada tahun 2030 di pasar global tetapi umur simpan membuat penyebaran ke konsumen terbatas sehingga diperlukan alternatif untuk memperpanjang umur simpan dan menjaga kualitasnya. Oleh karena itu diperlukan adanya analisis untuk mengetahui karakteristik fisikokimia kelopak bunga rosela segar dan bubuk dan menganalisis pengaruh metode pengeringan konvensional cabinet dryer terhadap perubahan karakteristik fisikokimia kelopak bunga rosela segar ungu dan merah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk menjelaskan secara sistematis data yang dioleh menggunakan statistik one way ANOVA pada tingkat kepercayaan 95% serta UjiT dua sampel terhadap sampel rosela segar ungu dengan segar merah dan bubuk ungu dengan bubuk merah. Penelitian yang dilakukan meliputi komponen kimia dan fisik. Komponen kimia yang dilakukan pengujian yaitu analisis proksimat, total fenol, total antosianin, serat pangan, fitokimia larut etanol, analisis pektin dan tipe pektin, antioksidan ABTS dan DPPH serta analisis keasaman larutan. Kemudian komponen fisik meliputi bulk density, daya larut, water absorption capacity, oil absorption capacity, warna menggunakan ruang warna CIELab, dan kualitas warna yang meliputi meliputi intensitas warna, indeks violet, dan indeks pencokelatan menggunakan spektrofotometer. Berdasarkan hasil penelitian komponen fisik didapatkan hasil bahwa parameter warna pada (*L) , (*a), dan (*b) menghasilkan nilai yang positif Pada analisis kualitas warna rosela segar ungu menjadi bubuk ungu memperoleh nilai indeks violet yang sama dan terjadi peningkatan pada nilai intensitas warna dan indeks pencokelatan. Sedangkan pada rosela merah terjadi penurunan pada intensitas warna, indeks pencokelatan, dan indeks violet. Kemudian untuk perbandingan merah bubuk dengan ungu bubuk pada parameter nilai densitas kamba lebih tinggi sampel rosela ungu bubuk, parameter daya larut lebih tinggi merah bubuk, parameter WAC dan OAC lebih tinggi merah bubuk. Selanjutnya, berdasarkan parameter kimia rosela ungu dibandingkan dengan rosela merah memberikan hasil seperti serat pangan lebih tinggi rosela merah pada bentuk yang sama; rosela merah pada bentuk yang sama memiliki kadar abu, kadar lemak, dan kadar protein yang lebih tingi; rosela ungu memiliki nilai total fenol, total antioksidan, dan total antosianin lebih tinggi pada bentuk yang sama. Kemudian untuk total pektin rosela merah memiliki hasil lebih tinggi pada bentuk yang sama dengan jenis pektin pada keseluruhan sampel adalah LMP(Low Methoxyl Pectin). Nilai pH dan keasaman rosela ungu memiliki nilai lebih asam pada bentuk yang sama. Kemudian pada pengujian LCMS ditemukan senyawa yang sama yaitu cyanidin dan delphinidin. Kemudian berdasarkan hasil analisis juga dapat diketahui bahwa penggunaan metode pengeringan konvensional cabinet dryer berpengaruh terhadap perubahan karakteristik fisikokimia pada rosela segar merah dan ungu.

English Abstract

Globalization causes awareness of returning to a healthy lifestyle to increase. This condition creates a high demand for edible flowers such as roselle. This makes the demand for roselle even higher, reaching 252.6 million dollars in 2030 on the global market. However, shelf life limits distribution to consumers, so alternatives are needed to extend the shelf life and maintain quality. Therefore, it is necessary to analyze the physicochemical characteristics of fresh and powdered roselle flower petals and the effect of conventional cabinet dryer drying methods on changes in the physicochemical characteristics of fresh purple and red roselle flower petals. This research uses a quantitative descriptive method to systematically explain the data obtained using one-way ANOVA statistics at a confidence level of 95% and a two-sample T-test on fresh purple roselle samples with fresh red roselle and purple powder with red powder. The research carried out includes the chemical and physical components of color. The chemical components tested were proximate analysis, total phenols, total anthocyanins, dietary fiber, ethanol soluble phytochemicals, analysis of pectin and pectin types, antioxidants ABTS and DPPH, and analysis of the acidity of the solution. The physical components tested include bulk density, solubility, water absorption capacity, oil absorption capacity, color using the CIELab color space, and color quality including color intensity, violet index, and browning index using a spectrophotometer. Based on the results of physical component research, it was found that the color parameters in (*L), (*a), and (*b) produced positive values. In the color quality analysis of fresh roselle from purple to purple powder, the violet index value was the same, and there was an increase in color intensity value and browning index. Meanwhile, in red roselle, there was a decrease in color intensity, browning index, and violet index. When comparing red powder with purple powder, the bulk density value parameter is higher for the purple powdered roselle sample, the solubility parameter is higher for the red powder, and the WAC and OAC parameters are higher for the red powder. Furthermore, based on the chemical parameters of purple roselle compared to red roselle, results such as higher dietary fiber for red roselle in the same form; red roselle in the same form has higher ash content, fat content, and protein content; Purple roselle has higher total phenol, total antioxidant, and total anthocyanin values in the same form. The total pectin of red roselle has a higher result in the same form as the type of pectin in the entire sample is LMP (Low Methoxyl Pectin). pH value and acidity of purple roselle have a more acidic value in the same form. In the LCMS testing the same compounds, namely cyanidin and delphinidin. Then, based on the results of the analysis, it can also be seen that the use of the conventional cabinet dryer drying method affects changes in the physicochemical characteristics of fresh red and purple roselle.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524100181
Uncontrolled Keywords: Hibiscus sabdariffa L, Karakterisasi, Analisis Fisikokimia, Cabinet Dryer, Senyawa Kimia-Hibiscus sabdariffa L, Characterization, Physicochemical Analysis, Cabinet Dryer, Chemical Compounds
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian
Depositing User: soegeng Moelyono
Date Deposited: 03 Sep 2024 09:08
Last Modified: 03 Sep 2024 09:08
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/225130
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Alifah Rahmayani Murini.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item