Aspek Biologi Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) yang Didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap dalam Menunjang Perikanan Berkelanjutan

Nisa, Lintang Umun and Dr. Ir. Tri Djoko Lelono, M.Si and Ledhyane Ika Harlyan, S.Pi, M.Sc, Ph.D (2024) Aspek Biologi Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) yang Didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap dalam Menunjang Perikanan Berkelanjutan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Letak strategis Indonesia yang terapit antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, menjadikan perikanan tuna, termasuk ikan cakalang menjadi komoditas utama di Indonesia. Pada tahun 2012 Indonesia menyumbang lebih dari 16% produksi Tuna, Tongkol dan Cakalang (TTC) dunia. Permintaan ekspor yang tinggi mendorong pertumbuhan produksi dan ekspor TTC meningkat, seperti yang terlihat pada kenaikan volume ekspor dari tahun 2021 – 2023. Tingginya permintaan ekspor mendorong perusahaan perikanan seperti PT. Lautindo Synergy Sejahtera (LSS) menjadi eksportir tuna loin beku ke berbagai negara dengan memanfaatkan pasokan ikan tuna dan cakalang dari daerah pendaratan seperti Cilacap. Ditemukan bahwa produksi perikanan di Cilacap pada komoditas utama seperti cakalang dan tuna mengalami kenaikan. Peningkatan permintaan stok bahan baku menyebabkan intensitas pemanfaatan sumber daya perikanan di Cilacap semakin tinggi sehingga mempengaruhi penurunan stok yang disebabkan oleh overfishing. Perlu diadakannya penelusuran bahan baku yang diekspor seperti ikan cakalang, untuk menjaga keberlanjutan dan mendukung kelestarian sumber daya perairan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah penelusuran aspek biologi. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk: mengidentifikasi dan menggolongkan jenis makanan yang dikonsumsi Ikan Cakalang, menganalisis keadaan hubungan panjang dan berat Ikan Cakalang, mengetahui kondisi tingkat kematangan gonad Ikan cakalang, mengetahui hubungan antara panjang ikan pertama kali tertangkap dan pertama kali matang gonad dari Ikan Cakalang, dan mengetahui status pemanfaatan Ikan Cakalang menggunakan analisis LB-SPR. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Februari 2024 di PT. Lautindo Synergy Sejahtera (LSS). Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif dengan pengambilan sample secara acak. Data isi lambung, panjang, berat dan TKG didapatkan dari hasil observasi. Data profil perikanan supplier Cilacap dan titik daerah penangkapan didapatkan dari kegiatan wawancara, sedangkan peta daerah penangkapan ikan didapatkan dari participatory mapping. Identifikasi isi lambung dapat membantu mengetahui makanan yang dikonsumsi dan tingkat kegemukan mereka. Analisis isi lambung ikan cakalang dikategorikan kedalam 3 golongan, golongan makanan utama adalah ikan lentera (Myctophidae), golongan makanan pelengkap adalah hancuran yang berisi daging hancur serta cairan, dan golongan makanan tambahan adalah udang kecil (Penaeidae), cumi kecil (Loliginidae), ikan terbang (Exocoetidae) dan ikan layang (Carangidae). Analisis hubungan panjang dan berat ikan memperoleh nilai koefisien b sebesar 2,655714 yang menunjukkan bahwa pola pertumbuhan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang berasal dari supplier Cilacap adalah alometrik negatif. Ikan cakalang merupakan ikan cepat atau perenang aktif sehingga apabila nilai b yang didapatkan rendah dibandingkan ikan perenang pasif diakibatkan oleh perbedaan pembagian alokasi energi yang dibutuhkan untuk pergerakan dan pertumbuhan. Berdasarkan observasi Tingkat Kematangan Gonad (TKG) secara morfologi dan histologi, ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang berasal dari supplier Cilacap didominasi oleh ikan-ikan yang sudah memasuki fase matang gonad atau dewasa (mature). Hasil analisis L50 dan Lc, didapatkan nilai L50 dan Lc sebesar 43,06 cm dan 44,5 cm. Hal ini menandakan bahwa nilai Lc > L50 yang menunjukkan bahwa sebagian besar ikan cakalang yang didaratkan di PPS cilacap dan digunakan sebagai bahan baku oleh PT. LSS sudah memasuki fase matang gonad. Didapatkan nilai SPR dari hasil analisis LB-SPR sebesar 16% dengan status pemanfaatan over exploited. Hal ini berbanding terbalik dengan nilai SPR yang didapatkan pada penelitian sebelumnya dengan lokasi penelitian yang sama, dimana nilai SPR yang diperoleh sebesar 48% dengan status pemanfaatan moderate. Perbedaan nilai SPR ini dapat terjadi karena perbedaan tahun penelitian dan aktivitas penangkapan pada tahun tersebut. Perolehan nilai SPR yang bersifat over exploited pada penelitian ini menandakan bahwa upaya penangkapan di perairan tersebut sudah dilakukan secara berlebihan. Perlu dilakukan upaya perbaikan pada perairan tersebut untuk menjaga status pemanfaatan dan keberlanjutan sumber daya ikan cakalang (Katsuwonus pelamis).

English Abstract

Indonesia's strategic location, nestled between the Pacific Ocean and the Indian Ocean, has made tuna fisheries including skipjack tuna, a major commodity in Indonesia. In 2012, Indonesia contributed over 16% of the world’s Tuna fisheries. High export demand encouraged production growth and tuna exports increased, as seen from the increase in export volume from 2021 - 2023. High demand for exports encourages fishing companies such as PT. Lautindo Synergy Sejahtera (LSS) is an exporter of frozen tuna loins to various countries by utilizing supplies of tuna and skipjack tuna from landing areas such as Cilacap. It was found that fisheries production in Cilacap for main commodities such as skipjack and tuna has increased. However, the increase in demand for raw material stocks causes the intensity of utilization of fishery resources in Cilacap to be higher, thereby influencing the decline in stocks caused byoverfishing. It is necessary to trace imported raw materials such as skipjack tuna, to maintain sustainability and support the preservation of aquatic resources. One approach that can be used is tracing biological aspects. This research was conducted with the aim of: identify and classify the types of food consumed by Skipjack tuna, analyzing the relationship between length and weight of skipjack tuna, knowing the condition of the gonad maturity level of Skipjack tuna, knowing the relationship between the length of first capture and Length of first maturity from Skipjack tuna, knowing the utilization status of Skipjack tuna using LB-SPR analysis. The research conducted from January to February 2024 at PT. Lautindo Synergy Sejahtera (LSS). The research method used is a quantitative descriptive method with random sampling. Stomach content data, length, weight and gonad maturity level were obtained from observations. Cilacap supplier fishery profile data and fishing area points were obtained from interviews, while fishing grounds maps were obtained from participatory mapping. Identification of stomach contents can help identify the foods consumed and their level of obesity. Analysis of skipjack tuna stomach contents is categorized into 3 groups: the main food group is lantern fish (Myctophidae), the complementary food group is crumbs containing crushed meat and liquid, and the additional food groups includes small shrimp (Penaeidae), small squid (Loliginidae), fish flying (Exocoetidae) and flying fish (Carangidae). The analysis of relationship between the length and weight of fish obtained a coefficient b value of 2.655714, indicating that the growth pattern of skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) sourced from Cilacap supplier is negative allometric. Skipjack fish are fast fish or active swimmers, so if the b value obtained is low compared to passive swimming fish,this is due to differences in the allocation of energy needed for movement and growth. Based on observations of Gonad Maturity Level in morphology and histology, skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) sourced from Cilacap supplier is dominated by fish that have entered the gonad maturation phase or mature. The analysis results L50 and Lc, the value is obtained L50 and Lc of 43,06 cm and 44,5 cm. This indicates that the value Lc > L50 suggesting that a majority of skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) which was landed at PPS Cilacap and used as raw material by PT. LSS has entered the gonad maturity phase. The SPR value obtained from the results of the LB-SPR analysis was 16% with utilization status over exploited. This is inversely proportional to the SPR value obtained in previous research at the same research location, where the SPR value obtained was 48% with utilization status currently. This difference in SPR values could occur due to differences in research years and fishing activities in that year. Obtaining a characteristic SPR value over exploited from this research indicates that fishing efforts in these waters have been carried out excessively. Efforts need to be made to improve these waters to maintain the status of utilization and sustainability of skipjack tuna (Katsuwonus pelamis).

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524080326
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 29 Aug 2024 02:58
Last Modified: 29 Aug 2024 02:58
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/224835
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Lintang Umun Nisa.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item