Potensi Kepiting Bakau Di Kawasan Mangrove Kampung Blekok, Situbondo, Jawa Timur

Dewanti, Rheiza Alvina Amelia and Ir. Mulyanto,, M.Si (2024) Potensi Kepiting Bakau Di Kawasan Mangrove Kampung Blekok, Situbondo, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan suatu sistem yang terdiri dari organisme yang didominasi oleh vegetasi mangrove, tumbuh dan berkembang pada daerah tropis dan subtropis yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Secara ekologi, ekosistem mangrove berfungsi sebagai daerah memijah, daerah mencari makan, serta daerah asuhan bagi berbagai macam organisme seperti ikan, kerang, udang, dan kepiting. Kepiting bakau merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai jual tinggi. Kepiting bakau dewasa mampu bertahan hidup dengan salinitas yang luas atau disebut sebagai euryhaline. Kampung Blekok merupakan tempat ekowisata mangrove yang dikembangkan di Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dugaan populasi dan pola pertumbuhan kepiting bakau di kawasan mangrove Kampung Blekok, Situbondo, Jawa Timur. Waktu penelitian adalah selama 7 Hari, yaitu antara tanggal 24 Januari sampai 4 Februari 2024. Metode analisis data menggunakan perhitungan Catch per Unit of Effort (CPUE) dan pola pertumbuhan, sehingga mampu memberikan perimbangan upaya layak tangkap kepiting bakau agar keberadaan kepiting bakau tetap berkelanjutan di wilayah ekosistem mangrove Kampung Blekok. Hasil yang didapatkan pada penelitian yaitu, kepiting bakau yang ditemukan pada kawasan mangrove Kampung Blekok terdiri dari Scylla serrata 36 ekor, Scylla olivaceae 5 ekor, dan Scylla tanquebarica 8 ekor. Hasil perhitungan Catch per Unit Effort (CPUE) dugaan populasi memperoleh nilai sebesar 63 ekor/trip dengan tingkat pemanfaatan memperoleh nilai 76%. Pada pola pertumbuhan menunjukkan pola pertumbuhan alometrik negatif, yaitu nilai b<3. Ukuran layak tangkap kepiting bakau masih banyak yang tidak sesuai hampir 63,3% masih dibawah ukuran kepiting dewasa. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu analisis Catch per Unit of Effort (CPUE) dan pola pertumbuhan merupakan indikator penting dalam memahami potensi tangkapan kepiting bakau. Hasil CPUE dapat memberikan gambaran tentang dugaan populasi kepiting bakau pada penelitian tingkat pemanfaatan termasuk kategori potensi lestari. Pola pertumbuhan menggambarkan kondisi kesehatan populasi, pada penelitian termasuk dalam kategori pola pertumbuhan allometrik negatif. Kedua faktor ini dapat dikembangkan untuk menjaga keberlanjutan populasi kepiting bakau. Saran dari penelitian ini, perlu dilakukan perhitungan Catch per Unit of Effort (CPUE) secara berkala dari tahun ke tahun agar mendapatkan data yang lebih akurat. Lokasi pada daerah tangkapan di tengah hutan mangrove dapat dijadikan lokasi potensi tangkapan.

English Abstract

The mangrove ecosystem is a community dominated by mangrove vegetation, which grows and develops in tropical and subtropical areas, influenced by sea tides. Ecologically, the mangrove ecosystem functions as a spawning area, a foraging area, and a nursery area for various types of organisms such as fish, shellfish, shrimp and crabs. Mangrove crabs are a fishery commodity that is able to adapt strongly to mangrove forests. Adult mangrove crabs are able to survive with a wide range of salinity or what is known as euryhaline. Blekok Village is a mangrove ecotourism site developed in Klatakan Village, Kendit District, Situbondo Regency. Some residents of Blekok Village carry out mangrove crab fishing efforts in the mangrove ecosystem area. The aim of this research is to analyze the estimated population and growth patterns of mangrove crabs in the mangrove area of Kampung Blekok, Situbondo, East Java. The research period is 7 days, namely between January 24 to February 4 2024. The data analysis method uses Catch per Unit of Effort (CPUE) calculations and growth patterns, so that it is able to provide a balanced effort to catch mud crabs so that the existence of mud crabs remains sustainable in the area. Blekok Village mangrove ecosystem area. The results obtained in the research were that the mangrove crabs found in the mangrove area of Blekok Village consisted of 36 Scylla serrata, 5 Scylla olivaceae, and 8 Scylla tanquebarica. The results of the Catch per Unit Effort (CPUE) calculation show that the estimated population obtained a value of 63 individuals/trip with a utilization rate of 76%. The growth pattern shows a negative allometric growth pattern, namely the b value <3. There are still many suitable sizes for catching mud crabs that are not suitable, almost 63.3% are still below the size of an adult crab. The conclusion of this research is that the Catch per Unit of Effort (CPUE) analysis and growth patterns are important indicators in understanding the catch potential of mud crabs. The CPUE results can provide an overview of the estimated mud crab population in research on utilization levels including the sustainable potential category. The growth pattern describes the health condition of the population, in the study it is included in the negative allometric growth pattern category. These two factors can be developed to maintain the sustainability of the mud crab population. The suggestion from this research is that it is necessary to calculate Catch per Unit of Effort (CPUE) periodically from year to year in order to get more accurate data. Locations in catchment areas in the middle of mangrove forests can be used as potential catchment locations.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052408
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 26 Aug 2024 03:51
Last Modified: 26 Aug 2024 03:51
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/224610
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Rheiza Alvina Amelia Dewanti.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item