Efisiensi Produksi Usahatani Sawi Putih dan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi (Kasus di Desa Tulungrejo, Kota Batu)

Hafiidha, Laila Nur and Prof. Dr. Ir. Syafrial, MS. and Dr. Rosihan Asmara, SE., MP. (2024) Efisiensi Produksi Usahatani Sawi Putih dan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi (Kasus di Desa Tulungrejo, Kota Batu). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sawi putih merupakan salah satu sayuran yang terkenal tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Sentra produksi sawi putih berasal dari Provinsi Jawa Timur. Meskipun sebagai sentra produksi, ternyata produktivitas sawi putih di Jawa Timur masih lebih rendah dibandingkan produktivitas sawi putih beberapa provinsi lain seperti Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Bengkulu. Produksi sawi putih di Kecamatan Bumiaji merupakan kecamatan dengan produksi sawi putih tertinggi di Kota Batu, meskipun penghasil produksi tertinggi, ternyata produktivitas sawi putih di Kecamatan Bumiaji lebih rendah dibandingkan produktivitas sawi putih kecamatan lain seperti Kecamatan Batu dan Kecamatan Junrejo. Rendahnya produktivitas mengindikasikan kegiatan usahatani belum efisien. Dalam hal ini disebabkan penggunaan input yang berlebihan atau tidak sesuai dan penggunaan faktor produksi yang tidak melihat biaya yang digunakan petani sawi putih sehingga usahatani belum mencapai keuntungan maksimum. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan produktivitas sawi putih di wilayah tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu (1) menganalisis tingkat efisiensi teknis, alokatif, dan ekonomi usahatani sawi putih di Desa Tulungrejo dan (2) menganalisis faktor�faktor sosial ekonomi apa saja yang berpengaruh terhadap inefisiensi teknis usahatani sawi putih di Desa Tulungrejo. Penelitian ini dilakukan di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive. Populasi dalam penelitian ini adalah petani sawi putih yang mengikuti gabungan kelompok tani. Sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 67 petani. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data usahatani sawi putih pada musim tanam 2022-2023. Metode analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis Data Envelopment analysis (DEA) asumsi VRS input dan analisis regresi tobit. Berdasarkan hasil analisis dengan DEA dengan asumsi VRS berorientasi pada input, petani sawi putih di Desa Tulungrejo belum efisien secara teknis, alokatif, dan ekonomi karena memiliki nilai efisien rata-rata kurang dari 1, yaitu nilai tingkat efisiensi teknis rata-rata adalah 0,949, nilai tingkat efisiensi alokatif rata-rata adalah 0,896 dan nilai tingkat efisiensi ekonomi rata-rata adalah 0,851. Jumlah petani yang efisien produksi usahatani sawi putih dengan nilai EE=1 adalah sebanyak 7 petani dan jumlah petani inefisiensi EE<1 adalah 60 petani. Faktor sosial ekonomi yang berpengaruh nyata dan positif terhadap inefisiensi teknis usahatani sawi putih adalah jumlah anggota keluarga dan faktor sosial ekonomi yang berpengaruh nyata dan negatif terhadap inefisiensi teknis ii usahatani sawi putih adalah kepemilikan lahan. Setiap penambahan jumlah anggota keluarga sebanyak 1, maka inefisiensi teknis akan bertambah sebanyak 0,0394085. Pada petani dengan status kepemilikan lahan milik sendiri, maka tingkat inefisiensi teknis akan berkurang sebanyak 0,1164052. Untuk itu bagi petani inefisiensi dapat mengurangi inefisiensinya dengan cara sharing informasi dengan petani yang lebih berpengalaman, atau petani yang dijadikan acuan atau peer.

English Abstract

White mustard is one of the famous vegetables not only in Indonesia but also in the world. The white mustard production centre comes from East Java Province. Even though it is a production centre, it turns out that white mustard productivity in East Java is still lower than white mustard productivity in several other provinces, such as North Sulawesi, West Java and Bengkulu. White mustard production in Bumiaji District is the sub-district with the highest white mustard production in Batu City. Even though it produces the most increased production, it turns out that white mustard productivity in Bumiaji District is lower than white mustard productivity in other districts such as Batu District and Junrejo District. Low productivity indicates that farming activities still need to be more efficient. In this case, the farming business has not achieved maximum profits due to excessive or inappropriate inputs and the use of production factors that do not consider the costs used by white mustard farmers. Therefore, efforts need to be made to increase chicory productivity in the region. The objectives of this research are (1) to analyze the technical, allocative and economic efficiency of white mustard farming in Tulungrejo Village and (2) to analyze what socio-economic factors influence the technical inefficiency of white mustard farming in Tulungrejo Village. This research was conducted in Tulungrejo Village, Bumiaji District, Batu City. Location determination is carried out purposively. The population in this study were white mustard farmers who participated in combined farmer groups. The sample in this research was 67 farmers. The data used in this research is white mustard farming data in the 2022- 2023 planting season. Data Envelopment Analysis (DEA) with VRS input assumptions and Tobit regression analysis is the data analysis method used. Based on the results of the analysis with DEA with the assumption that VRS is input-oriented, white mustard farmers in Tulungrejo Village are not technically, allocative and economically efficient because they have an average efficient value of less than 1, namely the average technical efficiency level value is 0.949, a value The intermediate allocative efficiency level is 0.896. The average economic efficiency level value is 0.851. The number of efficient farmers in white mustard farming production with a value of EE=1 is 7, and the number of farmers who are inefficient at EE<1 is 60. The socio-economic factor that has a real and positive influence on the technical inefficiency of white mustard farming is the number of family members, and the socio-economic factor that has a natural and negative impact on the technical inefficiency of white mustard farming is land ownership. For every iv increase in the number of family members by 1, technical inefficiency will increase by 0.0394085. For farmers with land ownership status, the level of technical inefficiency will be reduced by 0.1164052. For this reason, inefficient farmers can reduce their inefficiency by sharing information with more experienced farmers or farmers who are used as references or peers.

Item Type:	Thesis (Magister)
Identification Number:	042404
Divisions:	S2/S3 > Magister Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian
Depositing User:	Unnamed user with username nova
Date Deposited:	23 Aug 2024 05:39
Last Modified:	23 Aug 2024 05:39
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/224434

Text (DALAM MASA EMBARGO) Laila Nur Hafiidha.pdf Restricted to Registered users only Download (8MB)

Actions (login required)

View Item