Analisis Tingkat Pemanfaatan Ikan Pelagis Dominan di Pelabuhan Perikanan Pantai Pasongsongan Kabupaten Sumenep Berdasarkan Data Statistik Tahun 2016 - 2023

Ummah, Desinta Kaffatul and Dr. Ir. Tri Djoko Lelono, M.Si and Wahida Kartika Sari, S.Pi, M.Si (2024) Analisis Tingkat Pemanfaatan Ikan Pelagis Dominan di Pelabuhan Perikanan Pantai Pasongsongan Kabupaten Sumenep Berdasarkan Data Statistik Tahun 2016 - 2023. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kabupaten Sumenep adalah wilayah pesisir di ujung timur Pulau Madura dengan potensi perikanan yang melimpah. Salah satu kecamatan pesisir yang memiliki tempat pendaratan ikan di Kecamatan Pasongsongan. Ikan pelagis menjadi hasil tangkapan yang paling sering ditangkap oleh nelayan setempat berdasarkan data produksi tahunan. Pemanfaatan sumber daya perikanan secara berlebihan tanpa memperhatikan keterbatasannya akan menyebabkan terganggunya stok sumber daya ikan. Permasalahan tersebut dapat ditanggulangi dengan melakukan pengkajian stok, adalah dengan metode Schaefer dan Feedback Harvest Control Rule. Metode Schaefer telah banyak dilakukan di berbagai perairan di Indonesia untuk menganalisis potensi maksimum lestari, begitupun dengan Feedback Harvest Control Rule yang telah sukses diterapkan di Jepang untuk menganalisis kuota tangkapan tahunan yaitu ABC (Allowable Biological Catch). Analisis ikan pelagis dominan digunakan untuk mengetahui produksi tertinggi jenis ikan pelagis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis hasil tangkapan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai Pasongsongan, menganalisa jenis ikan pelagis dominan, menganalisa kondisi potensi maksimum lestari (MSY) jenis ikan pelagis dominan, menganalisa tingkat pemanfaatan dan pengupayaan pada jenis ikan pelagis dominan di Pelabuhan Perikanan Pantai Pasongsongan. Pelabuhan Perikanan Pantai Pasongsongan Kabupaten Sumenep menjadi lokasi penelitian pada bulan Januari – Februari 2024. Wawancara dan enumerasi adalah metode dalam memperoleh data primer. Data sekunder yang didapatkan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumenep dan Pelabuhan Perikanan Pantai Pasongsongan. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode identifikasi spesies, metode analisis ikan dominan, metode Schaefer, metode Feedback harvest control rule (FHCR), dan menentukan persentase tingkat pemanfaatan serta pengupayaannya. Hasil penelitian didapatkan bahwa ikan hasil tangkapan di Pelabuhan Perikanan Pantai Pasongsongan selama periode penelitian didominasi oleh ikan pelagis. Ikan pelagis dominan di Pelabuhan Perikanan Pantai Pasongsongan berdasarkan data statistik produksi tahun 2016 – 2023 adalah Decapterus spp (layang), Sardinella gibbosa (tembang) dan Euthynnus affinis (tongkol). Rata – rata produktivitas tertinggi ialah pukat cincin sehingga dijadikan sebagai alat tangkap standar. Analisis metode Schaefer pada ikan layang diperoleh bahwa nilai potensi maksimum lestari (MSY / Ct) adalah 2.732 ton dengan upaya maksimum (Ft) sebesar 7.713 trip penangkapan. Ikan tembang pada analisis Schaefer memiliki nilai potensi maksimum lestari (MSY / Ct) sebesar 568 ton dan upaya maksimum (Ft) yakni 10.526 trip penangkapan. Ikan tongkol berdasarkan memiliki nilai potensi maksimum lestari (MSY / Ct) mencapai 406,45 ton dengan upaya penangkapan optimum (Ft) yakni 8.433 trip. Metode Feedback harvest control rule (FHCR) menjelaskan bahwa level stok ikan layang adalah tinggi yang menunjukkan bahwa populasi ikan tersebut memiliki jumlah yang melimpah dan dapat mendukung tingkat penangkapan yang lebih tinggi tanpa mengancam keberlanjutannya. Nilai ABC2024 (Allowable Biological Catch) pada ikan layang adalah 2.744 ton dengan ABE2024 (Allowable Biological Effort) sebesar 4.357 trip. Ikan tembang berada pada level stok rendah dengan nilai ABC2024 adalah 120,8 ton dan ABE2024 sebesar 2.678 trip. Perhitungan metode FHCR pada ikan tongkol berada pada level stok sedang dengan nilai Allowable ABC2024 yaitu 41,27 ton dan ABE2024 adalah 1.303 trip penangkapan. Level stok rendah pada ikan tembang menandakan bahwa jumlah stok ikan dalam populasi menunjukkan penurunan yang signifikan dan dapat mengancam keberlanjutan sumber daya perikanan, sedangkan level stok sedang pada ikan tongkol menunjukkan bahwa populasi ikan stabil dan cukup untuk mendukung keberlanjutan perikanan. Ketiga jenis ikan pelagis dominan tersebut tingkat pemanfaatannya telah mencapai kategori tangkap penuh (full exploited) sehingga tidak dianjurkan adanya peningkatan upaya penangkapan pada tahun berikutnya.

English Abstract

Sumenep district is a coastal area on the eastern tip of Madura Island with abundant fisheries potential. One of the coastal sub-districts that has a fish landing site is Pasongsongan sub-district. Pelagic fish is the most common catch caught by local fishermen based on annual production data. Over-utilization of fisheries resources without considering its limitations will cause disruption of fish resource stocks. The problem can be overcome by conducting a stock assessment, namely the Schaefer method and Feedback Harvest Control Rule. The Schaefer method has been widely used in various waters in Indonesia to analyze the maximum sustainable potential, as well as the Feedback Harvest Control Rule which has been successfully applied in Japan to analyze the annual catch quota, namely ABC (Allowable Biological Catch). Analysis of dominant pelagic fish is used to determine the highest production of pelagic fish species. This study aims to determine the types of catches landed at Pasongsongan Beach Fishing Port, analyze the dominant pelagic fish species, analyze the condition of the maximum sustainable potential (MSY) of the dominant pelagic fish species, analyze the level of utilization and exploitation of the dominant pelagic fish species at Pasongsongan Beach Fishing Port. Pasongsongan Coastal Fishery Port of Sumenep Regency was the research location in January - February 2024. Interviews and enumeration were the methods in obtaining primary data. Secondary data were obtained from the Sumenep Regency Marine and Fisheries Service and Pasongsongan Beach Fishing Harbor. The analysis carried out in this study is the species identification method, the dominant fish analysis method, the Schaefer method, the Feedback harvest control rule (FHCR) method, and determining the percentage level of utilization and its efforts. The results showed that the fish caught at the Pasongsongan Coastal Fishing Port during the study period were dominated by pelagic fish. The dominant pelagic fish in Pasongsongan Coastal Fishing Port based on production statistics from 2016 - 2023 are Decapterus spp (kite), Sardinella gibbosa (tembang) and Euthynnus affinis (cob). The highest average productivity is purse seine so it is used as standard fishing gear. Analysis of the Schaefer method on swallowfish obtained that the maximum sustainable potential value (MSY / Ct) is 2,732 tons with a maximum effort (Ft) of 7,713 fishing trips. Tembang fish in the Schaefer analysis has a maximum sustainable potential value (MSY / Ct) of 568 tons and a maximum effort (Ft) of 10,526 fishing trips. Tuna based on the maximum sustainable potential value (MSY / Ct) reached 406.45 tons with an optimum fishing effort (Ft) of 8,433 trips. The Feedback harvest control rule (FHCR) method explains that the stock level of kingfish is high which indicates that the fish population is abundant and can support higher fishing rates without threatening its sustainability. The ABC2024 (Allowable Biological Catch) value of swallowfish is 2,744 tons with ABE2024 (Allowable Biological Effort) of 4,357 trips. Tembang fish is at a low stock level with ABC2024 value of 120.8 tons and ABE2024 of 2,678 trips. The calculation of the FHCR method on tuna is at a medium stock level with an Allowable ABC2024 value of 41.27 tons and ABE2024 is 1,303 fishing trips. The low stock level in tembang fish indicates that the number of fish stocks in the population shows a significant decline and can threaten the sustainability of fisheries resources, while the medium stock level in tuna indicates that the fish population is stable and sufficient to support the sustainability of fisheries. The three leading pelagic fish species have reached the full exploited category, so an increase in fishing effort in the following year is not recommended.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052408
Uncontrolled Keywords: pelagis, pendugaan stok ikan, potensi maksimum lestari, feedback harvest control rule, tingkat pemanfaatan perikanan.- pelagic, fish stock assessment, maximum sustainable potential, feedback harvest control rule, fishery utilization rate.
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 20 Aug 2024 07:58
Last Modified: 20 Aug 2024 07:58
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/224373
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
DESINTA KAFFATUL UMMAH.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item