Peran Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani (Studi Pada Desa Rumah Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo)

Sembiring, Amelia Sri Pamela and Dr. Niken Lastiti V.A., S.AP.,M.AP and Martina Purwaning Diah, S.AP., M.AP (2024) Peran Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani (Studi Pada Desa Rumah Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Negara Indonesia merupakan negara agraris dengan sebanyak 29,96 persen penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian. Sektor pertanian menjadi penyerap tenaga kerja terbanyak di Indonesia (BPS, 2022). Kelompok tani merupakan suatu lembaga pertanian yang mewadahi petani untuk belajar dan meningkatkan kemampuan. Pemberdayaan kelompok tani dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kehidupan kelompok tani menjadi lebih baik dan sejahtera. Salah satu upaya untuk memberdayakan kelompok tani dengan dilakukannya kegiatan penyuluhan kepada kelompok tani oleh penyuluh pertanian lapangan. Sebagai petugas penyuluhan, penyuluh pertanian lapangan memiliki fungsi yang harus dijperankan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran penyuluh pertanian lapangan dalam pemberdayaan kelompok tani serta faktor yang mendukung dan menghambat dalam menjalankan perannya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan pengambilan data melalui proses wawancara, observasi dan analisis dokumentasi. Proses pengolahan data dilakukan berdasarkan teori Miles, Huberman dan Saldana yaitu pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian dilakukan di Desa Rumah Berastagi sebagai desa yang memiliki kelompok tani terbanyak di Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo yang masih memiliki permasalahan dengan tidak adanya penyuluhan terkait hasil pengelolaan produksi pertanian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran penyuluh pertanian lapangan meliputi peran edukasi yang melalui pelatihan dan pembelajaran sekolah lapangan yang kurang efektif, diseminasi informasi/inovasi melalui media website masih kurang digunakan kelompok tani dan media whatsapp tidak tersampaikan secara keseluruhan kepada anggotan kelompok tani, fasilitas melalui bantuan bibit sudah terlaksana dengan maksimal dan subsidi pupuk belum maksimal, konsultasi melalui pemecahan masalah belum maksimal, supervisi/pembinaan melalui pengawasan pelaksanaan program juga belum dilaksanakan secara maksimal, pemantauan dan evaluasi belum dilakukan secara maksimal, sehingga belum memberikan dampak besar pada kelompok tani. Faktor penghambat dalam menjalankan peran tersebut meliputi media penyuluhan pertanian, waktu pelaksanaan penyuluhan pertanian dan partisipasi kelompok tani.

English Abstract

Indonesia is an agrarian country, with 29.96 percent of its population working in the agricultural sector. The agricultural sector is the largest employer in Indonesia (BPS, 2022). Farmer groups are agricultural institutions that provide a platform for farmers to learn and improve their skills. Empowering farmer groups is an effort to improve their livelihoods and achieve better welfare. One of the efforts to empower farmer groups is through extension activities conducted by field agricultural extension workers. As extension officers, field agricultural extension workers have functions that they must fulfill. The aim of this study is to describe the role of field agricultural extension workers in empowering farmer groups, as well as the factors that support and hinder them in carrying out their roles. This study uses a descriptive research type with a qualitative approach, with data collection through interviews, observations, and document analysis. The data processing process is based on the theory of Miles, Huberman, and Saldana, which includes data collection, data condensation, data presentation, and conclusion drawing. The study was conducted in the village of Rumah Berastagi, which has the most farmer groups in the Berastagi District, Karo Regency, and still faces issues due to the lack of extension services related to agricultural production management.The results of this study show that the roles of field agricultural extension workers include: Educational Role: Training and learning through field schools are less effective. Dissemination of Information/Innovation: The use of websites is still low, and information via WhatsApp is not fully communicated to farmer group members. Facilities: Provision of seed assistance has been maximized, but fertilizer subsidies have not been fully optimized.Consultation: Problem-solving efforts are not maximized. Supervision/Coaching: The supervision of program implementation has not been carried out to its fullest. Monitoring and Evaluation: These have not been carried out maximally, thus not having a significant impact on farmer groups. The inhibiting factors in carrying out these roles include: The media used for agricultural extension. The timing of the extension activities. The participation of farmer groups. By addressing these obstacles, it is hoped that the role of field agricultural extension workers can be more effective in empowering farmer groups and improving their welfare.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524030326
Uncontrolled Keywords: Peran, Pembangunan Pertanian, Penyuluh Pertanian Lapangan, Pemberdayaan Kelompok Tani
Divisions: Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Publik / Negara
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 30 Aug 2024 05:52
Last Modified: 30 Aug 2024 05:52
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/223985
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Amelia Sri Pamela Sembiring.pdf
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Actions (login required)

View Item View Item