Pengaruh Komposisi Serbuk Sengon dan Ampas Tebu sebagai Media Tanam pada Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus).

Ulum, Muhamad Miftakhul and n Prof. Dr. Ir. Sitawati, M.S. (2024) Pengaruh Komposisi Serbuk Sengon dan Ampas Tebu sebagai Media Tanam pada Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jamur tiram adalah jenis jamur perombak kayu yang dapat tumbuh pada berbagai jenis media. Beberapa media yang digunakan meliputi serbuk gergaji, jerami, sekam, limbah kapas, limbah daun teh, klobot jagung, ampas tebu, limbah kertas. Kelangkaan dari serbuk gergaji kayu sengon yang merupakan bahan utama membuat petani mengambil opsi lain untuk mengganti sumberdaya utama dalam pembuatan media tanam jamur tiram. Ampas tebu merupakan limbah yang dihasilkan dari industri gula yang jumlahnya sangat besar di Indonesia percobaan ini bertujuan untuk mengkaji efek kombinasi serbuk sengon dan ampas tebu sebagai media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih. Percobaan ini bertujuan untuk memanfaatkan ampas tebu sebagai salah satu bahan media tanam dalam budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Percobaan dilakukan di Desa Sonoageng, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, dari Agustus hingga Desember 2023. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) non-faktorial dengan lima perlakuan yang diulang lima kali. Perlakuan terdiri dari berbagai kombinasi serbuk kayu sengon, ampas tebu, dedak, dan kapur dengan persentase yang berbeda-beda. Setiap kombinasi perlakuan diujikan pada lima baglog, menghasilkan total 125 baglog untuk seluruh percobaan. Pengamatan dilakukan terhadap variabel-variabel antara lain panjang miselium, persentase penutupan miselium, umur muncul tubuh buah (pin head), diameter tudung, jumlah tudung, dan bobot segar jamur tiram putih pada berbagai umur pengamatan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penambahan ampas tebu berpengaruh signifikan terhadap beberapa variabel pertumbuhan jamur, antara lain panjang miselium dan bobot segar jamur. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan M5 (serbuk sengon 0%, ampas tebu 80%) dan M4 (serbuk sengon 20%, ampas tebu 60%) memberikan panjang miselium tertinggi, masing-masing mencapai 20,0 cm dan 18,0 cm pada minggu keempat. Persentase penutupan miselium juga paling tinggi pada perlakuan M5, mencapai 100% pada minggu keempat. Selain itu, M5 menghasilkan diameter tudung terbesar. jumlah tudung terbanyak, dan bobot segar tertinggi. penggunaan ampas tebu sebagai bahan media tanam dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas jamur tiram putih. Perlakuan terbaik untuk mendapatkan hasil optimal adalah kombinasi media tanam yang mengandung serbuk kayu sengon dan ampas tebu dengan proporsi tertentu.

English Abstract

Oyster mushrooms are a type of wood-decomposing fungus that can grow on various types of substrates. Some of the substrates used include sawdust, straw, rice husks, cotton waste, tea leaf waste, corn cobs, sugarcane bagasse, and paper waste. The scarcity of sengon wood sawdust, which is the main material, has led farmers to explore alternative resources for making oyster mushroom cultivation substrates. Sugarcane bagasse, a byproduct of the sugar industry, is produced in large quantities in Indonesia. This experiment aims to investigate the effect of combining sengon sawdust and sugarcane bagasse as a cultivation substrate on the growth and yield of white oyster mushrooms. This experiment aimed to utilize sugarcane bagasse as one of the growth media components in the cultivation of white oyster mushrooms (Pleurotus ostreatus). The experiment was conducted in Desa Sonoageng, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, East Java, from August to December 2023. The method used was a Completely Randomized Design (CRD) non-factorial with five treatments repeated five times. The treatments consisted of various combinations of sengon wood sawdust, sugarcane bagasse, rice bran, and lime in different percentages. Each treatment combination was tested on five bags, resulting in a total of 125 bags for the entire experiment. Observations were made on variables such as mycelium length, mycelium coverage percentage, time of pinhead appearance, cap diameter, number of caps, and fresh weight of white oyster mushrooms at various observation periods. The results showed that the addition of sugarcane bagasse significantly affected several growth variables of the mushrooms, including mycelium length and fresh weight of the mushrooms. The experiment revealed that the treatments M5 (0% sengon sawdust, 80% sugarcane bagasse) and M4 (20% sengon sawdust, 60% sugarcane bagasse) produced the highest mycelium lengths, reaching 20.0 cm and 18.0 cm, respectively, in the fourth week. Mycelium coverage percentage was also highest in the M5 treatment, reaching 100% in the fourth week. Additionally, M5 produced the largest cap diameter, the highest number of caps, and the highest fresh weight. The use of sugarcane bagasse as a growth medium component can enhance the growth and productivity of white oyster mushrooms. The best treatment for achieving optimal results is a combination of sengon sawdust and sugarcane bagasse in specific proportions.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	052404
Divisions:	Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User:	Unnamed user with username nova
Date Deposited:	29 Aug 2024 04:42
Last Modified:	29 Aug 2024 04:42
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/223833

Text (DALAM MASA EMBARGO) Muhamad Miftakhul Ulum.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB)

Actions (login required)

View Item