Analisis Kesesuaian Dan Daya Dukung Kawasan Ekowisata Kebun Raya Mangrove Surabaya, Jawa Timur

Wulandari, Dian Rufita and Prof. Dr. Ir. Mimit Primyastanto, MP and Mentari Puspa Wardani, S.Pi., M.Si (2024) Analisis Kesesuaian Dan Daya Dukung Kawasan Ekowisata Kebun Raya Mangrove Surabaya, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pemerintah Kota Surabaya meresmikan Kebun Raya Mangrove Surabaya pada tahun 2018 sebagai alternatif kawasan ekowisata di Kota Surabaya. Dengan adanya pembangunan wisata tersebut tentunya potensi dan kondisi saat ini harus di kembangkan secara berkelanjutan agar lingkungan mangrove tersebut tidak rusak ataupun hancur. Kebun raya mangrove Surabaya memiliki potensi jenis mangrove dengan kerapatan mangrove ± 5-10 meter. Tingginya potensi yang dimiliki oleh Kebun Raya Surabaya menjadi faktor utama untuk menarik wisatawan untuk berkunjung ke tempat wisata tersebut. Tujuan dari penulisan laporan skripsi ini adalah : 1). Menganalisis kesesuaian lahan Kebun Raya Mangrove Surabaya sebagai kawasan ekowisata mangrove, 2). Menganalisis daya dukung kawasan Kebun Raya Mangrove Surabaya sebagai kawasan ekowisata mangrove, 3). Menganalisis strategi pengelolaan Kebun Raya Mangrove Surabaya sebagai kawasan ekowisata mangrove.Metode yang digunakan yaitu metode observasi, survei, dan wawancara. Pengambilan data lapangan yang digunakan yaitu terkait dengan ekologi mangrove yang meliputi kerapatan mangrove, ketebalan mangrove, jenis mangrove, pasang surut, dan biota asosiasi. Data pasang surut diperoleh dengan menggunakan data sekunder yaitu TMD. Pengumpulan data sekunder tersebut digunakan untuk menunjang studi literatur hasil penelitian. Parameter yang digunakan menggunakan nilai kesesuaian berupa nilai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) dengan melihat lima parameter diantaranya yaitu kerapatan mangrove, ketebalan mangrove, jenis mangrove, pasang surut, dan biota asosiasi. Parameter tersebut dikatakan sesuai dengan melihat data lapangan lalu diberikan skor sesuai dengan kategori dan dikalikan dengan bobot tiap parameternya. Hasil analisis kesesuaian wisata dari keempat stasiun menunjukkan bahwa kawasan Gunung Anyar sesuai untuk dijadikan tempat pengembangan ekowisata mangrove. Pada stasiun 1 termasuk dalam kategori sesuai dengan nilai IKW 57,41%. Selanjutnya pada stasiun 2 termasuk dalam kategori sesuai dengan nilai IKW 57,41%. Pada stasiun 3 termasuk dalam kategori sesuai dengan nilai IKW 57,41%, dan pada stasiun 4 masuk dalam kategori sesuai dengan nilai IKW sebesar 51,85%. Perhitungan Daya Dukung Kawasan (DDK) bertujuan untuk mengetahui batas maksimum pengunjung yang dapat mengunjungi atau menghabiskan waktu di area ekowisata dengan menggunakan pertimbangan luas tanpa memberikan dampak negatif bagi ekosistem mangrove. Berdasarkan perhitungan menurut (Yulianda,2007) stasiun 1 memiliki nilai daya dukung yaitu 137 orang/ hari di kawasan ekowisata yang mampu menampung wisatawan dengan atraksi yang ada pada stasiun 1. Pada stasiun pengunjung dapat menggunakan atraksi seperti fotografi, berperahu, pengamatan burung, jogging track. Kegiatan wisata di stasiun 2 memiliki nilai daya dukung yaitu 100 orang/hari yang artinya tempat wisata tersebut mampu menampung 100 orang setiap harinya dengan fasilitas yang tersedia seperti fotografi, jogging track, pengamatan burung, dan mencara pandang. Pada stasiun 3 setiap harinya mampu menampung sebanyak 84 orang/hari dengan atraksi yang diberikan yaitu fotografi, jogging track dan pengamatan burung. Dan stasiun 4 yaitu 107 orang/harinya dengan atraksi seperti fotografi, pengamatan burung, dan berperahu. Berdasarkan perhitungan (Cifuentas, 1992) nilai daya dukung fisik (PCC), daya dukung riil (RCC), dan daya dukung efektif (ECC) maka diperoleh persamaan PCC > RCC > ECC dengan nilai 1.238 > 1.115 > 1.071. kesimpulan yang didapatkan yaitu ekowisata Kebun Raya Mangrove Surabaya masih dapat menampung pengunjung dengan atraksi yang ada dengan baik. Saran bagi pengelola Kebun Raya Mangrove Surabaya yaitu melakukan pembatasan pengunjung dengan menerapkan sistem peak and low season agar ekowisata Kebun Raya Mangrove Surabaya tetap terjaga sumberdaya dan kualitas lingkungannya. Selain itu, bisa dilakukan menerapkan sistem konservasi dan edukasi kepada pengunjung terdahap pentingnya menjaga kawasan ekowisata mangrove sehingga tidak terjadi penurunan kualitas lingkungannya. Saran kepada pemerintah khususnya kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya yang seharusnya melakukan pembinaan kepada masyarakat sekitar untuk peduli terhadap ekosistem mangrove untuk menunjang kebutuhan sosial, ekonomi, dan budaya. Dari lembaga akademis sendiri perlu adanya kajian analisis yang lebih mendalam kembali serta melakukan penelitian baru guna membantu meningkatkan perkembangan ekosistem mangrove dengan melihat kesesuaian dan daya dukung kawasan mangrove. Penelitian selanjutnya yang bisa dilakukan seperti evaluasi kebijakan kesesuaian mangrove dan daya dukung kawasan.

English Abstract

The Surabaya City Government inaugurated the Surabaya mangrove botanical garden in 2018 as an alternative ecotourism area in Surabaya City. With the development of these tours, of course, the potential and current conditions must be developed sustainably so that the mangrove environment is not damaged or destroyed. Surabaya mangrove botanical garden has the potential of mangrove species with mangrove density ± 5-10 meters. The high potential owned by Surabaya Botanical Garden is the main factor to attract tourists to visit the tourist attractions. The objectives of writing this thesis report are: 1). Analyzing the suitability of Surabaya Mangrove Botanical Garden land as a mangrove ecotourism area, 2). Analyzing the carrying capacity of the Surabaya Mangrove Botanical Garden area as a mangrove ecotourism area, 3). Analyzing the management strategy of Surabaya Mangrove Botanical Garden as a mangrove ecotourism area. The methods used are observation, survey, and interview methods. Field data collection used is related to mangrove ecology which includes mangrove density, mangrove thickness, mangrove species, tides, and associated biota. Tidal data was obtained using secondary data, namely TMD. The secondary data collection was used to support the literature study of the research results. The parameters used used the suitability value in the form of Tourism Suitability Index (IKW) value by looking at five parameters including mangrove density, mangrove thickness, mangrove type, tides, and associated biota. These parameters are said to be suitable by looking at field data and then given a score according to the category and multiplied by the weight of each parameter. The results of the analysis of tourism suitability of the four stations show that the Gunung Anyar area is suitable to be used as a place for mangrove ecotourism development. Station 1 is included in the appropriate category with an IKW value of 57.41%. Furthermore, station 2 is included in the appropriate category with an IKW value of 57.41%. Station 3 is included in the appropriate category with an IKW value of 57.41%, and station 4 is included in the appropriate category with an IKW value of 51.85%. The calculation of Area Support Capacity (DDK) aims to determine the maximum limit of visitors who can visit or spend time in the ecotourism area using broad considerations without having a negative impact on the mangrove ecosystem. Based on calculations according to (Yulianda, 2007) station 1 has a carrying capacity value of 137 people / day in the ecotourism area that can accommodate tourists with attractions at station 1. At the station visitors can use attractions such as photography, boating, bird watching, jogging track. Tourist activities at station 2 have a carrying capacity value of 100 people / day, which means that the tourist spot is able to accommodate 100 people every day with available facilities such as photography, jogging track, bird watching, and viewing. At station 3 every day can accommodate as many as 84 people / day with the attractions provided, namely photography, jogging track and bird watching. And station 4 is 107 people / day with attractions such as photography, bird watching, and boating. Based on calculations (Cifuentas, 1992) the value of physical carrying capacity (PCC), real carrying capacity (RCC), and effective carrying capacity (ECC), the equation PCC> RCC> ECC is obtained with a value of 1.238> 1.115> 1.071. The conclusion obtained is that the Surabaya Mangrove Botanical Garden ecotourism can still accommodate visitors with existing attractions well. Suggestions for the Surabaya Mangrove Botanical Garden manager are to limit visitors by implementing a peak and low season system so that the Surabaya Mangrove Botanical Garden ecotourism resources and environmental quality are maintained. In addition, it can be done by implementing a conservation and education system for visitors to the importance of maintaining the mangrove ecotourism area so that there is no decrease in the quality of the environment. Suggestions to the government, especially to the Surabaya City Food Security and Agriculture Office, which should provide guidance to the surrounding community to care for mangrove ecosystems to support social, economic and cultural needs. From academic institutions themselves, there is a need for more in-depth analytical studies and conducting new research to help improve the development of mangrove ecosystems by looking at the suitability and carrying capacity of mangrove areas. Further research that can be done such as evaluating mangrove suitability policies and carrying capacity of the area.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524080259
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 07 Aug 2024 03:21
Last Modified: 07 Aug 2024 03:21
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/223533
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
DIAN RUFITA WULANDARI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item