Multimodality and Feminism in the Movie Barbie by Greta Gerwig

Sari, Eva Tri Kurnia and Tantri Refa Indhiarti, S.S., M.A. (2024) Multimodality and Feminism in the Movie Barbie by Greta Gerwig. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Film merupakan salah satu media artistik yang memiliki sifat multimodal dengan kompleksitasnya sehingga dapat menyampaikan makna. Salah satu gagasan yang disampaikan dalam film ini adalah poin utama terkait peran gender dalam feminisme. Penelitian ini mengkaji bagaimana mode multimodal dapat mengkonstruksi makna feminisme yang lebih dalam dalam film Barbie karya Greta Gerwig. Penelitian ini menggunakan Tata Bahasa Visual dari Kress dan van Leeuwen (2006) dan Linguistik Fungsional Sistemik dari Halliday (1994). Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki bagaimana kombinasi mode visual dan verbal dapat menciptakan makna yang berdampak besar pada masyarakat. Penelitian ini berfokus pada nilai feminisme dengan menggunakan teori Pemikiran Feminisme dari Tong (2009). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Oleh karena itu, 22 temuan data disajikan dalam bentuk paragraf yang menganalisis secara mendalam makna dari beberapa mode untuk menyampaikan nilai feminisme dalam film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film ini membahas isu feminisme secara mendalam. Nilai feminisme dalam film ini terlihat secara visual dan verbal. Pada aspek visual, peneliti meneliti proses naratif dan konseptual, sudut pandang kamera, jarak kamera, komposisi warna, pembingkaian, dan penempatan elemenelemen dalam film. Pada aspek verbal, penggunaan kata kerja menjadi poin penting yang dapat menyampaikan makna sebenarnya dari film tersebut. Ada 4 jenis feminisme yang muncul: feminisme liberal, feminisme radikal, feminisme psikoanalisis, dan feminisme postmodern. Feminisme liberal memprioritaskan pencapaian perempuan dalam hal kebebasan pribadi dan kesetaraan ekonomi. Kemudian, feminisme radikal membahas perbedaan biologis perempuan, yang memberikan hak kepada perempuan untuk menentukan pilihannya sendiri terkait tubuh dan reproduksinya. Sementara itu, feminisme psikoanalisis membahas bagaimana pengalaman masa kecil dapat membentuk pemikiran seseorang menjadi maskulin atau feminin. Selain itu, feminisme postmodern terjadi karena efek dari patriarki sehingga mereka tidak setuju ketika perempuan ditindas dan mendukung perempuan untuk lebih berani memaknai nilai feminisme sesuai dengan yang mereka inginkan. Melalui film ini, penonton, khususnya perempuan, diajak untuk lebih peduli terhadap kebebasan pribadinya dengan mengutamakan pencapaian pribadinya. Film ini juga menggambarkan perempuan yang menginginkan kesetaraan yang sama dengan laki-laki. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa beberapa mode dari multimodal berkontribusi dalam mengungkap makna dari film tersebut secara mendalam.

English Abstract

The movie is one of the artistic media with a multimodal characteristic with its complexity to deliver meaning. One of the ideas conveyed in this movie is the main point related to gender roles in feminism. This study examines how multimodal modes can construct the deeper meaning of feminism in Greta Gerwig's Barbie movie. This study uses Kress and van Leeuwen's (2006) Visual Grammar and Halliday's (1994) Systemic Functional Linguistics. This research investigates how the combination of visual and verbal modes can create meanings that have a significant impact on society. This research focuses on feminist values using Tong's (2009) theory of feminist thought. This research uses a descriptive qualitative approach. Therefore, the 22 data findings were presented in paragraphs that deeply analyzed the meaning of several modes to convey feminist values in the movie. The results show that this movie addresses the issue of feminism in depth. The value of feminism in this movie is seen visually and verbally. On the visual aspect, the researcher examines the narrative and conceptual process, camera angle, distance of the camera, color composition, framing, and the placement of elements that occurred in the movie. In the verbal aspect, the use of verbs becomes an important point that can convey the real meaning of the movie. There are four types of feminism emerged: liberal feminism, radical feminism, psychoanalytic feminism, and postmodern feminism. Liberal feminism prioritizes women’s achievement in terms of personal freedom and economic equality. Later on, radical feminism discusses the biological differences of women, which gives women the right to make their own choices regarding their bodies and reproduction. Meanwhile, psychoanalytic feminism addresses how childhood experiences can shape a person’s thinking in a masculine or feminine way. Moreover, postmodern feminism occurs because of the effect of patriarchy, so they disagree when women are oppressed and support women to be bolder in interpreting the value of feminism as they want. Through the movie, the viewers, especially women, are encouraged to be more concerned with their personal freedom by prioritizing their personal achievements. The movie also depicts women who are seeking the same equality as men. Hence, it can be concluded that several modes of multimodality contribute to revealing the movie's meaning in depth.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524120105
Uncontrolled Keywords: multimodal discourse analysis, feminism, barbie movie-multimodal discourse analysis, feminism, barbie movie
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris
Depositing User: soegeng Moelyono
Date Deposited: 02 Aug 2024 07:21
Last Modified: 02 Aug 2024 07:21
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/223439
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Eva Tri Kurnia Sari.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item