Analisis Pengaruh Modal Sosial Terhadap Keberlangsungan Agroindustri Gula Tumbu (Studi Kasus di Desa Gemulung Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara

Rodiah, Sofa Khanifatu and Prof. Dr. Ir. Keppi Sukesi, MS. and Dr. Dwi Retno Andriani (2002) Analisis Pengaruh Modal Sosial Terhadap Keberlangsungan Agroindustri Gula Tumbu (Studi Kasus di Desa Gemulung Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Modal sosial merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberlangsungan suatu usaha. Pengarajin gula tumbu di Desa Gemulung, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara merupakan bagian dari agroindustri kecil yang berkembang secara turun temurun, sehingga menarik untuk dikaji dari sisi modal sosial sebagai bagian modal pengrajin gula tumbu. Potensi modal sosial yang ada yaitu adanya kerjasama dalam kelompok tani dan usaha turun temurun sehingga menjadi kearifan lokal sebagai alternatif solusi atas kompleksitas masalah yang ada. Problematika yang sifatnya teknis seperti pengadaan bahan baku maupun tenaga kerja yang mulai minim, maupun sisi permintaan barang yang mulai meningkat namun menurunnya hasil produksi. Esensi pokok dalam penelitian ini dapat menekankan terbentuknya diantara pengrajin gula tumbu melalui non ekonomis yaitu modal sosial sebagai strategi dalam mencapai keberlangsungan agroindustri. Tujuan pada penelitian ini adalah mendeskripsikan modal sosial dan keberlangsungan usaha yang terjadi di agroindustri gula tumbu serta pengaruh modal sosial terhadap keberlangsungan agroindustri gula tumbu di Desa Gemulung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan fenomena-fenomena objektif yang dikaji secara kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu 3 bulan yakni bulan Januari hingga Maret 2024. Penentuan sampel menggunakan teknik sampling jenuh yaitu menggunakan semua jumlah populasi dijadikan sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemilik agroindustri gula tumbu di Desa Gemulung berjumlah 35. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif menggunakan crosstab untuk mendeskripsikan modal sosial dan keberlangsungan agroindustri gula tumbu dan analisis kuantitatif menggunakan regresi linier berganda untuk menganalisis pengaruh modal sosial terhadap keberlangsungan agroindustri gula tumbu. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu modal sosial dan keberlangsungan agroindustri yang dimiliki oleh responden berada pada kategori tinggi. Terlihat bahwa partisipasi jaringan responden kategori tinggi mempunyai keberlangsungan agroindustri tinggi sebesar 82,9% atau berjumlah 29. Resiprositas responden dalam kategori tinggi dengan keberlangsungan agroindustrinya tinggi sebesar 97,1% atau berjumlah 34. Kepercayaan responden dengan kategori tinggi dan keberlangsungan agroindustri tinggi sebesar 88.6% atau berjumlah 31. Norma sosial dengan kategori tinggi dan keberlangsungan agroindustri tinggi sebesar 65,7% atau berjumlah 23. Terdapat pengaruh signifikan antara modal sosial dengan keberlangsungan agroindustri gula tumbu di Desa Gemulung dengan koefisien regresi sebesar 1,189 dengan Thitung sebesar 0,490 dan nilai signifikansi sebesar 0,628. Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara partisipasi jaringan, resiprositas, kepercayaan dan norma sosial terhadap keberlangsungan agroindustri gula tumbu dengan nilai koefisien determinasi sebesar 85,9%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 85,9% keberlangsungan agroindustri gula tumbu di Desa Gemulung mampu dijelaskan oleh variabel partisipasi jaringan, resiprositas, kepercayaan dan norma sosial, sedangkan koefisien determinasi lainnya yaitu 14,1% dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.

English Abstract

Social capital is one of the important factors that influence the sustainability of a business. Tumbu sugar craftsmen in Gemulung Village, Pecangaan Subdistrict, Jepara Regency are part of a small agro-industry that has developed for generations, so it is interesting to study social capital as part of the tumbu sugar craftsmen's capital. The existing social capital potential is the cooperation in farmer groups and hereditary businesses so that it becomes local wisdom as an alternative solution to the complexity of existing problems. Problems of a technical nature such as the procurement of raw materials and labor that began to be minimal, as well as the demand for goods that began to increase but decreased production. The main essence of this research can emphasize the formation among tumbu sugar craftsmen through non-economic, namely social capital as a strategy in achieving agroindustry sustainability. The purpose of this study is to describe the social capital and business sustainability that occur in the tumbu sugar agroindustry and the influence of social capital on the sustainability of the tumbu sugar agroindustry in Gemulung Village. This research uses a quantitative approach that emphasizes objective phenomena that are studied quantitatively. This research was conducted over a period of 2 months from January to February 2004. Determination of the sample using saturated sampling technique that is using all the population as a sample. The samples used in this research were the owners of tumbu sugar agro-industry in Gemulung Village totaling 35. This research used primary data and secondary data. The analysis method used in this research is descriptive analysis using crosstab to describe social capital and the sustainability of tumbu sugar agroindustry and quantitative analysis using multiple linear regression to analyze the influence of social capital on the sustainability of tumbu sugar agroindustry. The results obtained are social capital and agro-industry sustainability owned by respondents in the high category. It can be seen that the respondent's network participation in the high category has high agroindustry sustainability of 82.9% or 29. Respondent reciprocity in the high category with high agroindustry sustainability of 97.1% or 34. Respondent trust in the high category and high agroindustry sustainability of 88. There is a significant influence between social capital and the sustainability of agro-industry in Gemulung Village with a regression coefficient of 1.189 with a Tcount of 0.490 and a significance value of 0.628. There is a significant influence together between network participation, reciprocity, trust and social norms on the sustainability of the tumbu sugar agroindustry with a coefficient of determination of 85.9%. This shows that 85.9% of the sustainability of tumbu sugar agro-industry in Gemulung Village can be explained by the variables of network participation, reciprocity, trust and social norms, while the other determination coefficient of 14.1% is explained by other variables outside this study.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052404
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 15 Aug 2024 03:03
Last Modified: 15 Aug 2024 03:03
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/223213
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Sofa Khanifatu Rodiah.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item