Uji Daya Hasil Beberapa Galur Jagung Ketan (Zea mays L. var. ceratina Kulesh) di Nusa Tenggara Timur (NTT)

Daroini, Robby Akhsinanda and Prof. Ir. Arifin Noor Sugiharto, M.Sc., Ph.D (2024) Uji Daya Hasil Beberapa Galur Jagung Ketan (Zea mays L. var. ceratina Kulesh) di Nusa Tenggara Timur (NTT). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jagung merupakan tanaman yang dikonsumsi dengan berbagai jenis olahan makanan yang termasuk jagung ketan memiliki nama ilmiah Zea mays L. var. ceratina. Jagung ketan memiliki kandungan pati dalam amilopektin yang hampir 100%. Kandungan pati dalam endosperm jagung ketan terdiri dari atas 25% bagian amilosa dan 75% amilopektin. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi dari karakter galur jagung ketan dan mengetahui potensi hasil galur jagung ketan. Galur jagung yang digunakan meliputi galur dari benih jagung ketan yang terdiri dari empat galur jagung ketan lokal dan dua galur jagung ketan yang telah dilakukan seleksi sebelumnya dengan kode galur G1, G2, G3, G4, G5, G6. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan galur dan 4 kali ulangan sehingga terdapat 24 unit percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari 24 tanaman dengan total 576 tanaman. Analisis data yang digunakan dalam penelitian menggunakan uji lanjut DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%. Analisis lain untuk mendapatkan karakter tanaman yang diinginkan dapat dilakukan dengan menggunakan pendugaan nilai heritabilitas, koefisien keragaman genetik (KKG), dan koefisien keragaman fenotipe (KKF) untuk mempermudah proses seleksi. Dari hasil uji lanjut dari beberapa galur jagung ketan pada penelitian terdapat galur jagung lokal G3 terlihat mendominasi hampir pada semua karakter kuantitatif galur tersebut. Sehingga galur tersebut terdapat potensi hasil paling tinggi dibandingkan dengan yang lainya. Dalam metode skoring, tingkat keseragaman dari karakter enam galur jagung didominasi oleh galur jagung MRC2 UB Malang (G2). Karakter jagung ketan yang paling prospektif untuk diseleksi berdasarkan metode skoring karakter dari diameter tongkol jagung dan panjang tongkol yang memiliki keseragaman tinggi. Sedangkan pada hasil pendugaan nilai heritabilitas, KKG dan KKF menunjukkan hampir seluruh karakter tanaman terdapat nilai heritabilitas yang tinggi kecuali parameter dari rendemen jagung. Sedangkan nilai KKG dan KKF terlihat dengan kategori rendah hingga sedang. Tingginya nilai heritabilitas suatu karakter menunjukkan bahwasanya terdapat korelasi antara ragam fenotipik dan ragam genetik yang tinggi. Pada nilai KKF dan KKG digunakan untuk mengukur keragaman genetik berbagai sifat tanaman. Keragaman genetik yang tinggi menunjukkan peluang terhadap perbaikan karakter tanaman yang efektif untuk dilakukan seleksi. Nilai KKG menunjukkan karakter tanaman dipengaruhi oleh faktor genetiknya yang sedangkan nilai KKF di pengaruhi oleh faktor lingkungan dari pada faktor genetiknya.

English Abstract

Corn is a plant consumed in various forms, including sticky corn, which has the scientific name Zea mays L. var. ceratina. Sticky corn has a starch content in amylopectin that is almost 100%. The starch content in the endosperm of sticky corn consists of about 25% amylose and 75% amylopectin. This research aims to obtain information on the characteristics of sticky corn lines and to determine the yield potential of sticky corn lines. The corn lines used include seeds of sticky corn consisting of four local sticky corn lines and two previously selected sticky corn lines coded G1, G2, G3, G4, G5, G6. This study uses a Randomized Block Design (RBD) with 6 treatments of lines and 4 replications, resulting in 24 experimental units. Each experimental unit consists of 24 plants with a total of 576 plants. Data analysis used in this research includes the DMRT (Duncan Multiple Range Test) at a 5% significance level. Other analyses to obtain desired plant characteristics can be performed using estimates of heritability values, genetic coefficient of variation (GCV), and phenotypic coefficient of variation (PCV), for facilitate the selection process. From the advanced tests on several sticky corn lines in the study, it was found that the local sticky corn line G3 dominated almost all quantitative traits of the lines. Thus, this line shows the highest yield potential compared to others. In the scoring method, the uniformity level of the characteristics of the six corn lines was dominated by the MRC2 UB Malang sticky corn line (G2). The most prospective sticky corn characteristics for selection based on the scoring method were cob diameter and cob length, which had high uniformity. In contrast, the estimates of heritability values, GCV, and PCV showed that almost all plant traits had high heritability values except for the corn yield parameter. Meanwhile, the GCV and PCV values ranged from low to medium categories. A high heritability value of a trait indicates a strong correlation between phenotypic variance and genetic variance. The GCV and PCV values are used to measure the genetic variability of various plant traits. High genetic variability indicates the potential for effective trait improvement through selection. GCV values indicate that plant traits are influenced by their genetic factors, while PCV values are more influenced by environmental factors than genetic factors.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052404
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 15 Aug 2024 03:03
Last Modified: 15 Aug 2024 03:03
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/223211
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Robby Akhsinanda Daroini.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item