Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Kegiatan Pengolahan Hasil Panen Bawang Merah Kabupaten Nganjuk

Farreliansyah, Rizal Aristo and Alia Fibrianingtyas, S.P., M.P. and Septian Maulana Purnama MBA, S.P., M.P., MBA (2024) Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Kegiatan Pengolahan Hasil Panen Bawang Merah Kabupaten Nganjuk. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk memberikan kekuatan atau kemampuan kepada kelompok yang kurang beruntung yang tidak memiliki kemampuan untuk mandiri yang konsisten melaksanakan keputusan kolektifnya dalam tujuan memiliki kemampuan untuk mandiri. Desa Klagen merupakan salah satu wilayah di kecamatan Rejoso yang sebagian besar lahannya ditanami oleh komoditas bawang merah, hal ini disebabkan karena masyarakat di desa Klagen memiliki mata pencaharian sebagai petani dan pembudidaya komoditas bawang merah. Pengelolaan dan penanganan hasil panen bawang merah di Desa Klagen belum banyak dilakukan oleh para petani bawang merah. Kegiatan pasca panen dilakukan dalam meminimalisir terjadinya kerusakan fisik dan kualitas produk pertanian, ketika terjadinya kekeliruan dalam kegiatan dan penanganan pasca panen berakibat pada kerugian hasil panen yang besar. Kegiatan Pemberdayaan dilakukan dari bulan Oktober 2023 hingga Maret 2024 dengan fokus pada produksi pengolahan bawang merah. pemberdayaan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan masyarakat Desa Klagen melalui anggota PKK dalam pemanfaatan bawang merah menjadi produk jadi berupa bawang goreng, meningkatkan nilai jual bawang merah menjadi produk jadi. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dilakukan bersama 30 orang anggota aktif PKK Desa Klagen bertempat di Kantor Kelurahan Desa Klagen sebagai tempat sosialisasi dan tempat produksi bawang goreng. Kegiatan pemberdayaan diawali dengan identifikasi potensi dan wilayah serta kegiata persiapan yang selanjutnya dilakukan kegiatan sosialisasi hingga monitoring dan evaluasi. Metode pemberdayaan masyarakat dilakukan menggunakan campuran beberapa metode yakni: Participatory Rural Appraisal (PRA), Rapid Rural Appraisal (RRA), Focus Group Discussion (FGD). Metode-metode tersebut digunakan dalam penyesuaian terhadap keadaan di lapang sehingga mempermudah dalam pelaksanaan tujuan kegiatan pemberdayaan. Berdasarkan kegiatan pemberdayaan yang dilakukan, didapatkan hasil berupa ketercapaian tujuan dalam peningkatan aspek pengetahuan sasaran pemberdayaan dari nilai 38,67% (Kategori Kurang) menjadi nilai 90,22% (Kategori Baik), ketecapaian tujuan dalam peningkatan aspek sikap sasaran pemberdayaan dari nilai 40,89% (Kategori Kurang) menjadi nilai 92,44% (Kategori Baik), ketercapaian tujuan dalam peningkatan aspek keterampilan sasaran pemberdayaan dari nilai 37,78% (Kategori Kurang) menjadi nilai 89,78% (Kategori Baik). Hasil dari kegiatan pemberdayaan lainnya berupa produk bawang goreng yang dikemas menggunakan kemasan standing pouch dari bahan aluminium foil, booklet pelatihan produksi dilengkapi dengan gambar dari pemrosesan bawang merah menjadi bawang goreng lengkap dengan alur pemrosesan yang telah terdaftar hak ciptanya sehingga mempermudah pembaca dalam menerapkan inovasi produksi, terciptanya jurnal pemberdayaan masyarakat, Terciptanya laporan hasil kegiatan pemberdayaan masyarakat, video kegiatan pemberdayaan masyarakat. Saran untuk kegiatan selanjutnya adalah 1) Ibu-ibu di Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga dapat melanjutkan kegiatan pengolahan produk pertanian bawang merah, 2) Mahasiswa sebagai agent of change diharapkan dapat melanjutkan peningkatan kapasitas masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dan belum dimaksimalkan pemanfaatannya, 3) Lembaga pertanian setempat dapat melakukan pendampingan terkait pengolahan komoditas bawang merah agar kegiatan ini dapat berlanjut.

English Abstract

Community empowerment aims to provide strength or ability to disadvantaged groups who lack the capability to be self-reliant and consistently implement their collective decisions with the goal of becoming self-sufficient. Klagen Village is one of the areas in the Rejoso sub-district where most of the land is planted with shallot commodities, as the majority of the residents in Klagen Village are farmers and cultivators of shallot commodities. The management and handling of shallot harvests in Klagen Village have not been extensively carried out by the shallot farmers. Postharvest activities are conducted to minimize physical damage and quality deterioration of agricultural products, as errors in post-harvest activities and handling can result in significant harvest losses. The empowerment activities were conducted from October 2023 to March 2024, focusing on the production and processing of shallots. This empowerment was carried out to enhance the knowledge, attitudes, and skills of the Klagen Village community through PKK members in utilizing shallots into finished products such as fried shallots, thereby increasing the market value of shallots as finished products. The Community Empowerment activities were conducted with 30 active members of the Klagen Village PKK at the Klagen Village Office, which served as the venue for socialization and fried shallot production. The empowerment activities began with the identification of potential and areas, followed by preparatory activities, then continued with socialization activities, and finally monitoring and evaluation. The community empowerment methods used included a mix of several approaches: Participatory Rural Appraisal (PRA), Rapid Rural Appraisal (RRA), and Focus Group Discussion (FGD). These methods were adapted to field conditions to facilitate the achievement of the empowerment activities' objectives. Based on the empowerment activities conducted, the results showed an achievement in the target group's knowledge aspect from a score of 38.67% (Low Category) to 90.22% (Good Category), an achievement in the target group's attitude aspect from a score of 40.89% (Low Category) to 92.44% (Good Category), and an achievement in the target group's skill aspect from a score of 37.78% (Low Category) to 89.78% (Good Category). Other results from the empowerment activities included fried shallot products packaged in standing pouches made of aluminum foil, and a production training booklet complete with images of the shallot processing into fried shallots, along with a registered processing flow that simplifies readers in applying the production innovation, the creation of community empowerment journals, the creation of community empowerment activity reports, and videos of community empowerment activities. Suggestions for the next activities are: 1) The women in the PKK program can continue the processing of agricultural products, especially shallots, 2) Students as agents of change are expected to continue enhancing community capacity by utilizing abundant and underutilized resources, 3) Local agricultural institutions can provide assistance related to the processing of shallot commodities to ensure the sustainability of these activities.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052404
Uncontrolled Keywords: Pemberdayaan masyarakat, pengelolaan hasil panen, pengembangan PKK Participatory Rural Appraisal (PRA), Rapid Rural Appraisal (RRA), Focus Group Discussion (FGD)-Community empowerment, Harvest management, PKK development, Participatory Rural Appraisal (PRA), Rapid Rural Appraisal (RRA), Focus Group Discussion (FGD)
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 15 Aug 2024 03:05
Last Modified: 15 Aug 2024 03:05
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/223209
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Rizal Aristo Farreliansyah.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item