Perbandingan Suhu Rektal, Frekuensi Nafas, Heat Tolerance Coefficient (HTC), dan Sweating Rate pada sapi Madura dan sapi Limousin

Dwianto, Bagus and Dr. Ir. Ita Wahju Nursita, M.Sc. (2024) Perbandingan Suhu Rektal, Frekuensi Nafas, Heat Tolerance Coefficient (HTC), dan Sweating Rate pada sapi Madura dan sapi Limousin. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sapi Madura adalah hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sundaicus) dengan sapi Zebu (Bos indicus). Sapi Madura merupakan salah satu ternak lokal tipe pedaging yang sudah lama dikembangbiakan untuk dimanfaatkan dagingnya sebagai penunjang kebutuhan daging nasional. Sapi Limousin adalah salah satu ras sapi yang berasal dari daerah Limousin di Prancis. Sapi Limousin termasuk sapi keturunan Bos Taurus dikenal karena memiliki tubuh yang besar, otot yang kuat, Sapi Limousin juga memiliki bentuk pantat yang besar dan lebar serta mempunyai ekor yang pendek. Sapi Limousin disukai peternak karena memiliki pertambahan bobot badan yang tergolong cepat. Terdapat beberapa kelebihan sapi lokal Indonesia, sapi Madura memiliki adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dibandingkan sapi Limousin. Tingkat adaptif kedua sapi dapat diketahui kemudian dibandingkan melalui pengukuran nilai suhu rektal, frekuensi nafas, Sweating rate dan HTC (Heat Tolerance Coefficient) Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat adaptasi pada kedua bangsa sapi dengan memperthatikan nilai rataan suhu rektal, freuensi nafas, Sweating Rate, dan HTC (Heat Tolerance Coefficient) sehingga dapat dijadikan acuan bahwa sapi lokal memiliki kelebihan dibandingkan sapi Limousin. Hal ini akan menjadikan sapi lokal menjadi pilihan peternak dalam membudidayakan sapi potong serta menjaga sapi lokal agar tetap lestari, selain itu juga menunjang jumlah produksi sapi potong di Indonesia. Penelitian dilakukan di RPH kedurus Surabaya serta A&O Farm Bangkalan, Madura, pada Bulan September-Desember 2023 dengan metode survey lapang. Penelitian dilakukan dengan penagamatan pada masing masing 2 ekor disetiap bangsa sapi. Variabel yang diamati suhu rektal diukur menggunakan thermometer klinis, frekuensi nafas dikur menggunakan hand tally counter, Sweating rate diukur ,menggunakan cobalt chloride disc (CCD) sebanyak 10%, dengan mengamati lama perubahan warna dari biru ke merah muda dan HTC (Heat Tolerance Coefficient) Analisis data menggunakan uji T-student tidak berpasangan. Berdasarakan hasil Analisis rataan suhu rektal sapi Madura 38.10±0.64ºC sedangkan sapivii Limousin 39.58±0.61ºC. Untuk frekuensi nafas sapi Madura dan Sapi Limousin 27.5 ± 2.08/menit, 39.75 ± 3.59/menit, masing masing berurutan. Hasil Analisa sweating rate sapi Madura 420.20 ± 16.04 g/m²/h , pada sapi Limousin 332.85 ± 44.48 g/m²/h . Nilai HTC 2.19 ± 0.08 untuk sapi Madura, 2.69 ± 0.27 untuk Sapi Limousin. Dari semua Analisa mendapatkan hasil terdapat perbedaan nyata dengan (P<0,05). Hasil tersebut menandakan bahwa adanya perbedaaan adaptasi pada kedua bangsa. Sapi Madura unggul dalam semua aspek yang diamati dibandingkan dengan sapi Limousin menandakan bahwa sapi Madura lebih adaptif dibandingkan sapi Limousin. Hal ini dapat terjadi karena perbedaab fisiologis dan adaptasi yang berbeda pada kondisi lingkungan.

English Abstract

This research aims to compare the level of adaptation of Limousin and Madurese cattle by paying attention to the average values of rectal temperature, respiratory frequency, sweat rate and HTC (Heat Tolerance Coefficient) so that it can be used as a reference. that local cattle have advantages over Limousin cattle. This research uses a field survey method. The research was carried out by observing 2 heads each of Madurese cattle and Limousine cattle. The average rectal temperature of Madurese cattle was 38.10 ± 0.64 while for Limousin cattle it was 39.58 ± 0.61. the respiratory rate of Madura cattle and Limousin cattle was 27.5 ± 2.08/minute, 39.75 ± 3.59/minute, respectively. the sweat rate of Madurese cattle is 420.20 ± 16.04 and that of Limousin cattle is 332.85 ± 44.48. HTC value 2.19 ± 0.08 for Madurese cattle, 2.69 ± 0.27 for Limousin cattle. All results show significant differences with (P < 0.05). These results indicate that there are differences in adaptation between the two nations. Based on the research results, it can be concluded that Madurese cattle and Limousin cattle show significant differences in terms of average body temperature, respiratory rate, sweating rate and HTC. From these results, it can be seen that the adaptability, resistance to heat stress and transpiration level of Madurese cattle are better than those of Limousine cattle when subjected to heat stress.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524050482
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 12 Aug 2024 04:49
Last Modified: 12 Aug 2024 04:49
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/222955
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Bagus Dwianto.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item