Strategi Pengembangan Agrowisata Berkelanjutan Berbasis Komunitas di Kota Batu

Parlindungan, Soaniton David Stefanus and Dr. Fitria Dina Riana, SP., MP. and Dr. Dwi Retno Andriani, S.P., MP. (2024) Strategi Pengembangan Agrowisata Berkelanjutan Berbasis Komunitas di Kota Batu. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pariwisata merupakan sektor strategis sebagai penggerak perekonomian suatu negara maupun daerah yang tren pertumbuhannya sangat pesat dari tahun ke tahun. Indonesia sendiri sebagai negara memiliki potensi alam yang indah, keramahtamahan penduduknya, dan kekhasan budaya yang dimilikinya (Nugroho, 2020). Adanya kegiatan pariwisata juga terbukti memiliki andil terhadap pembangunan ekonomi nasional atau negara. Terdapat banyak objek wisata di Indonesia yang telah dikenal luas oleh masyarakat dari luar negeri maupun dalam negeri. Menurut Badan Pusat Statistik (2023), jumlah perjalanan wisatawan nusantara atau domestik mengalami peningkatan dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2022. Dapat diketahui bahwa jumlah wisatawan domestik yang melakukan kegiatan perjalanan wisata pada tahun 2017 sebanyak 270,8 juta orang dan terus meningkat sehingga pada tahun 2022 sekitar 734,8 juta orang. Kota Batu merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Batu (2022) total wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu pada tahun 2021 sebanyak 3,029,708 orang wisatawan domestik. Sedangkan sebelumnya pada tahun 2016 total wisatawan yang berkunjung sebesar 2,914,199 orang wisatawan. Agrowisata merupakan konsep wisata yang memanfaatkan pertanian sebagai objek utamanya. Pengembangan agrowisata juga dapat menjadi produk wisata baru yang menggabungkan pertanian dan pariwisata. Namun, pengembangan agrowisata juga dapat menghadapi tantangan, seperti mengelola pelayanan dan kinerja dari agrowisata, jumlah pengunjung dan mempertahankan karakteristik unik desa. Pengembangan pariwisata Community Based Tourism (CBT) merupakan pengembangan pariwisata yang dikembangkan serta dikelola oleh masyarakat sekitar obyek wisata. Ketika pariwisata tidak dikelola dengan baik, dapat terjadi kerusakan lingkungan seperti kerusakan ekosistem atau lingkungan, polusi air dan udara. Sustainable Livelihood Asset (SLA) atau aset penghidupan berkelanjutan merupakan konsep yang digunakan dalam konteks pariwisata berkelanjutan untuk memahami dan mengelola sumber daya yang mendukung penghidupan berkelanjutan masyarakat lokal di destinasi pariwisata. Tujuan dari penelitian ini adalah pengaruh dari pengelolaan agrowisata dan Community Based Tourism (CBT) terhadap kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan agrowisata di Kota Batu. Kemudian untuk menganalisis tingkat kerentanan dan keberlanjutan Livelihood Assets yang dimiliki oleh agrowisata di Kota Batu, dan merumuskan Merumuskan strategi untuk keberlanjutan agrowisata di Kota Batu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2023 di Desa Wisata Sidomulyo, Desa Wisata Pandanrejo, dan Wisata Eduaksi Dadaprejo yang merupakan agrowisata berbasis komunitas di Kota Batu. Sampel yang digunakan sebanyak 150 responden, dengan pendekatan cohen. Teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling, dengan metode simple random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, kuesioner dan dianalisis menggunakan alat analisis Structural Equation Modeling-Partial Least Square (SEM-PLS) dengan bantuan software WarpPLS 8.0 dan Livelihood Vulnerability Index (LVI) dalam menganalisis data penelitian yang telah dikumpulkan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 1). Variabel pengelolaan agrowisata dan community based tourism memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan agrowisata, serta variabel kesejahteraan masyarakat memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keberlanjutan agrowisata. 2). Keberlanjutan agrowisata Desa Wisata Sidomulyo memiliki nilai LVI sebesar 0.359 yang tergolong dalam kategori kerentanan sedang, Desa Wisata Pandanrejo memiliki Nilai LVI sebesar 0.391 yang tergolong dalam kategori kerentanan sedang, dan Wisata Eduaksi Dadaprejo memiliki nilai LVI sebesar 0.266 yang tergolong dalam kategori kerentanan rendah. Maka dapat dikatakan dari ketiga agrowisata tersebut dapat berlanjut. Rumusan strategi pengembangan agrowisata berkelanjutan yang didasarkan pada penilaian LVI yang memiliki nilai yang tinggi antara lain: Peningkatan keterampilan pengelola dan anggota agrowisata, peningkatan dalam pengembangan agrowisata berbasis masyarakat seperti dalam pembentukan, pengelolaan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar; menerapkan Sustainable Tourism Development (STD) agar terjaganya lingkungan sekitar agrowisata; Memperkuat kegiatan pemasaran melalui bauran pemasaran pariwisata, dan menerapkan responsible marketing agar terjaganya lingkungan disaat melakukan kegiatan pemasaran. Kata Kunci:

English Abstract

Tourism is a strategic sector as an economic driver for a country or region, with a growth trend that is rapidly increasing from year to year. Indonesia, as a country, possesses beautiful natural potential, the friendliness of its people, and a unique cultural richness (Nugroho, 2020). The impact of tourism activities on the national or state economic development is evident. Indonesia is home to numerous well-known tourist attractions widely recognized by both international and domestic visitors. According to the Central Statistics Agency (2023), the number of domestic tourist trips has increased from 2017 to 2022. It is observed that the number of domestic tourists engaging in tourism activities was 270.8 million people in 2017, steadily increasing to around 734.8 million people in 2022. Batu City is one of the most visited areas in East Java by tourists. Based on the data from the Central Statistics Agency of Batu City (2022), the total number of tourists visiting Batu City in 2021 was 3,029,708 domestic tourists, compared to 2,914,199 tourists in 2016. Agrotourism is a tourism concept that utilizes agriculture as its main attraction. The development of agrotourism can introduce a new tourism product that combines farming and tourism. However, agrotourism development faces challenges, such as managing services and performance, handling the number of visitors, and maintaining the unique characteristics of the village. The development of Community-Based Tourism (CBT) is a tourism development managed and operated by the local community around the tourist site. When tourism is not well-managed, environmental damage such as ecosystem or environmental degradation, water, and air pollution may occur. Sustainable Livelihood Asset (SLA) is a concept used in the context of sustainable tourism to understand and manage resources that support the sustainable livelihood of the local community in tourist destinations. The objective of this research is to examine the influence of agrotourism and Community-Based Tourism (CBT) management on community welfare and agrotourism sustainability in Batu City. Additionally, the research aims to analyze the vulnerability and sustainability levels of Livelihood Assets owned by agrotourism in Batu City and formulate strategies for the sustainability of agrotourism in Batu City. This research was conducted from September to November 2023 in the Community-Based Agrotourism Villages of Sidomulyo, Pandanrejo, and Eduaksi Dadaprejo in the city of Batu. The sample size consisted of 150 respondents, selected using the Cohen approach. Probability sampling was employed as the sampling technique, specifically simple random sampling. Data collection methods included observation, interviews, and questionnaires. The collected data were analyzed using Structural Equation Modeling-Partial Least Square (SEM-PLS) with the assistance of WarpPLS 8.0 software. Additionally, the Livelihood Vulnerability Index (LVI) was used to analyze the collected research data. The results of this research indicate that: 1) The variables of agrotourism management and community-based tourism have a positive and significant impact on community welfare and agrotourism sustainability. Additionally, the variable of community welfare has a positive and significant influence on agrotourism sustainability. 2) The sustainability of agrotourism in Sidomulyo Village has an LVIxi (Livelihood Vulnerability Index) value of 0.359, categorizing it as having moderate vulnerability. Pandanrejo Village has an LVI value of 0.391, also classified as having moderate vulnerability, while Eduaksi Dadaprejo has an LVI value of 0.266, indicating low vulnerability. Therefore, it can be concluded that all three agrotourism sites have the potential to continue. The formulated strategies for sustainable agrotourism development, based on the LVI assessment with high values, include: improving the skills of agrotourism managers and members, enhancing communitybased agrotourism development through the formation, management, and maintenance carried out by the local community; implementing Sustainable Tourism Development (STD) to preserve the environment around agrotourism sites; strengthening marketing activities through a tourism marketing mix, and applying responsible marketing to ensure environmental preservation during marketing activities

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 0424040043
Uncontrolled Keywords: Agrowisata, Keberlanjutan, Kesejahteraan Masyarakat
Divisions: S2/S3 > Magister Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 08 Aug 2024 04:41
Last Modified: 08 Aug 2024 04:41
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/222678
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Soaniton David Stefanus Parlindungan.pdf
Restricted to Registered users only

Download (13MB)

Actions (login required)

View Item View Item