Ghaissani, Nisya (2017) Konstruksi Identitas Gender Pada Komunitas Virtual Roleplay (Analisis Etnografi Virtual Fenomena Gender Swap Pada Jejaring Sosial Twitter). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Cultural studies banyak mengkritik konstruksi sosial gender, dan konsep patriarki yang mengkategorikan perempuan sebagai pihak yang termarjinalkan. Pada praktiknya, laki-laki dan perempuan direpresentasikan media untuk menyesuaikan dengan peran gender secara tradisional berdasarkan stereotip yang ada pada kebudayaan. Salah satu fenomena yang menarik untuk dibahas adalah gender swapping yang mengangkat identitas gender yang diubah berdasarkan keinginan atau kebutuhan penggunanya. Wood & Smith (2005, h.61) menjelaskan gender swap sebagai aktivitas yang dilakukan individu dengan merepresentasikan gendernya sebagai gender lawan jenis. Gender swap berkembang bersamaan dengan semakin mudahnya akses informasi dan juga kontrol terhadap individu untuk melakukan konstruksi dan presentasi terhadap identitasnya. Pengaturan dalam komunitas virtual roleplayer, membuat fungsi roleplay sebagai media interaksi penggemar, bergeser menjadi sebuah alter. Meminjam konsep alter, roleplay mengalihkan kesadaran diri mereka dengan membangun kepribadian yang lain melalui proses yang disebut dengan 'identity alteration'. Fenomena gender swapping dapat dipahami dalam konsep gender performativity. Gender performativity menurut Barker (2013, h.260) membicarakan bagaimana konstruksi identitas seksual yang berasal dari pengulangan norma-norma yang sudah terlebih dahulu diterima dan menjadi suatu praktik yang diulang-ulang. Gender performaqtivity memahami jenis kelamin lebih dari sekedar fenomena biologis yang dimiliki baik laki-laki dan perempuan, melainkan sebuah konstruksi ideal yang timbul dengan cara memaksa dan terus-menerus melalui pengaturan dan norma-norma. Objek penelitian ini merupakan roleplayer K-Pop, yang pemilihannya didasari pada pengaruh Korean wave sebagai fenomena budaya popular. Melalui analisis etnografi, penelitian menyimpulkan bahwa pemilihan identitas maskulin ini merupakan cerminan ketidakpuasan terhadap identitas gender yang dimiliki informan. Informan melakukan konstruksi dengan berperilaku sebagai seorang laki-laki dan mengadopsi stereotip terhadap laki-laki dan memperlakukan perempuan sebagaimana asumsi masyarakat mengenai bagaimana seorang laki-laki bersikap. Konstruksi identitas gender yang dilakukan informan melalui aktivitas gender swap dalam virtual roleplay ini menunjukkan sikap user yang melakukan gender swap dipengaruhi pengharapan yang mengikuti bagaimana peran gender ditampilkan, dibandingkan bagaimana representasi gender itu sendiri berdasarkan tubuh digitalnya.
English Abstract
Cultural studies has many critics about social gender construction, and patriachy concept which kategorized woman as the marginalized. In the field, both woman and men being representated by media to adjust traditional image with the stereotypes in social culture. Gender swap become one of many unusual phenomenon in the new media era which seen identity gender modified based on the desires or needs of its users. Wood & Smith (2005, p.61) explained gender swap as when an individual of one gender self-presents as a member of another gender. Gender swap expanded along with the accessibility of information and individual controls to the construction they make and presentation of their identity. Regulation of virtual roleplay changing the idea nof roleplay, not only as fan interaction media, but also become alter. By the concept of alter, roleplay distracting their self conciousness by creating another personality that is called as "identity alteration" process. Gender-swapping phenomenon occurs when it is understood in the concept of Butler's gender performativity. Gender performativity as for Barker (2013, p.260) is how sexual identity construction which come from gender norms get established and policed. Gender performativity understands that sex is more than just a biological phenomenon which is owned by both men and women, but an ideal construction arising through force and continually through the regulation and norms. The Object of this study is K-POP roleplayer, whose (picked) is based on the influence of the "Korean Wave" as a popular cultural phenomenon. Through ethnographic analysis, the research concluded that the selection of male identity is a reflection of dissatisfaction with the gender identity which is owned by the informant. This discontent based on labeling by gender based assumptions of heteronormative society. Informants are doing gender identity construction to behave as a man and adopted stereotypes of men and treat women as community assumptions about how a man are. Construction gender identity who applied by informants through gender swap activity in virtual roleplay shows how user who performs gender swap influenced by the expectation of how gender role displayed ompared how representation gender itself based on the digital body.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FIS/2017/600/051706688 |
Uncontrolled Keywords: | Gender swap, komunitas virtual, identitas gender, gender performativity. |
Subjects: | 300 Social sciences > 305 Groups of people > 305.3 People by gender or sex |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Komunikasi |
Depositing User: | Kustati |
Date Deposited: | 07 Sep 2017 06:35 |
Last Modified: | 28 Jul 2022 06:41 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/2222 |
![]() |
Text
135120209111006_COVER + DAFTAR ISI.pdf Restricted to Registered users only Download (914kB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |