Handayani, dr. Tatik and dr. Ariani, Sp.A (K), M.Kes and dr. A.Susanto Nugroho, Sp.A(K (2023) Faktor Risiko Gangguan Tidur Pada Anak Dengan Leukemia Limfoblastik Akut. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kanker merupakan penyebab utama kematian pada anak dan remaja di seluruh dunia, dengan sekitar 280.000 anak usia 0-19 tahun didiagnosis setiap tahun. Leukemia, khususnya Leukemia Limfoblastik Akut (LLA), merupakan jenis kanker paling umum pada anak dengan persentase 28% dari seluruh kasus kanker. Data di Indonesia menunjukkan sekitar 11.000 kasus kanker baru pada anak setiap tahun, 70% di antaranya adalah leukemia. Pengembangan pengobatan telah meningkatkan tingkat kelangsungan hidup anak dengan LLA, tetapi efek samping pengobatan, termasuk gangguan tidur, menjadi semakin signifikan. Prevalensi gangguan tidur pada anak kanker mencapai sekitar 40%, dengan dampak buruk pada fungsi sehari-hari, kualitas hidup, dan perkembangan kognitif. Gangguan tidur pada anak dengan LLA dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk sakit fisik, efek samping pengobatan (kemoterapi dan radioterapi), dan dampak psikologis seperti kecemasan dan depresi. Kurang tidur dapat mengakibatkan perubahan dalam fungsi tubuh dan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Beberapa faktor risiko yang perlu dipahami terkait gangguan tidur pada anak dengan LLA melibatkan tingkat stres, tingkat nyeri, waktu layar (screen time), stratifikasi risiko kemoterapi, dan fase kemoterapi (induksi, konsolidasi, rumatan). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor tersebut dan gangguan tidur pada anak dengan LLA, untuk mengembangkan strategi manajemen yang lebih efektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional dalam bentuk penelitian observasional analitik. Dilakukan di Rumah Sakit Umum dr. Saiful Anwar Malang pada bulan Juli 2022 hingga Februari 2023 dengan melibatkan 45 pasien anak yang terdiagnosa Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) yang menjalani kemoterapi. Populasi target adalah seluruh pasien anak dengan diagnosis LLA di rumah sakit tersebut, dan sampel dipilih secara consecutive sampling. Kriteria inklusi melibatkan pasien anak berusia 5 hingga 18 tahun yang terdiagnosa LLA, sedang menjalani kemoterapi, dan mengalami gangguan tidur. Data diperoleh melalui wawancara dan pengisian kuesioner, termasuk Sleep Disturbances Scale for Children (SDSC), Perceived Stress Scale for Children (PSS-C), Visual Analog Scale (VAS) untuk nyeri, dan pertanyaan tentang screen time. Variabel terikat adalah gangguan tidur pada pasien anak dengan LLA yang menjalani kemoterapi. Variabel bebas melibatkan tingkat stres, tingkat nyeri, terapi ALL sesuai dengan stratifikasi risiko, fase kemoterapi, dan rerata screen time. Kuesioner diuji validitas dan reliabilitas sebelum digunakan. Analisis data melibatkan uji korelasi Spearman dan uji statistik Chi-Square, Fisher, dan Kruskal-Wallis untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen. Tingkat signifikansi yang diambil adalah 0,05. Berdasarkan karakteristik pasien diketahui bahwa pasien anak dengan diagnosis LLA dominan berusia 2 – 15 tahun berjumlah 38 pasien (84,4%) dan merupakan laki-laki sebanyak 26 pasien (57.8%). Mayoritas latar Pendidikan ayah pasien adalah SMA berjumlah 20 orang (44,4%) dan Pendidikan Ibu pasien adalah SMP berjumlah 16 orang (35.6%). Mayoritas pasien memiliki status gizi baik 27 vi pasien (60%). Data penghasilan orang tua pasien mayoritas >5.000.000 sebanyak 24 orang (53.3%). Pada analisis data didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan pada tngkat stres, tingkat nyeri, screentime, dan fase kemoterapi dengan gangguan tidur (p<0,05). Di samping itu, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara stratifikasi risiko dengan gangguan tidur (p>0,05). Pasien dengan stres sedang memiliki nilai p=0.001 dengan OR 25.636 (CI 95% 3.752 – 175.157) artinya pasien anak yang didiagnosis LLA dengan stres sedang meningkatkan resiko gangguan tidur dibandingkan dengan pasien dengan stres ringan sebanyak 25 kalinya. Pasien dengan stres berat memiliki nilai p=0.006 dengan OR 56.305 (CI 95% 3.171 – 999.778) artinya pasien anak yang didiagnosis LLA dengan stres berat meningkatkan resiko gangguan tidur dibandingkan dengan pasien dengan stres ringan sebanyak 56 kalinya. Hasil prediksi model regresi dengan melibatkan faktor stres menghasilkan Nagelkereke R square 62.5% dengan model dinyatakan layak (sig Hosmer and Lemeshow = 0.509 > 0.05). Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menganalisa lebih lanjut menilai gangguan tidur pasien leukemia limfoblastik akut pada setiap fase kemoterapi dengan lebih dari satu pengukuran. Selain itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menilai korelasi antara faktor risiko lainnya yang mempengaruhi gangguan tidur pasien anak dengan leukemia limfoblastik akut.
English Abstract
Cancer is the leading cause of death in children and adolescents worldwide, with approximately 280,000 children aged 0-19 years diagnosed each year. Leukemia, especially Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL), is the most common type of cancer in children with a percentage of 28% of all cancer cases. Data in Indonesia shows around 11,000 new cases of cancer in children every year, 70% of which are leukemia. Treatment developments have improved the survival rates of children with ALL, but treatment side effects, including sleep disturbances, are becoming increasingly significant. The prevalence of sleep disorders in children with cancer reaches approximately 40%, with adverse impacts on daily functioning, quality of life, and cognitive development. Sleep disorders in children with ALL can be caused by various factors, including physical pain, side effects of treatment (chemotherapy and radiotherapy), and psychological impacts such as anxiety and depression. Lack of sleep can result in changes in body function and affect the patient's quality of life. Several risk factors that need to be understood related to sleep disorders in children with ALL involve stress levels, pain levels, screen time, chemotherapy risk stratification, and chemotherapy phases (induction, consolidation, maintenance). This study was conducted to analyze the relationship between these factors and sleep disorders in children with ALL, in order to develop more effective management strategies. This research uses a cross-sectional approach in the form of analytical observational research. Carried out at Dr. General Hospital. Saiful Anwar Malang from July 2022 to February 2023 involving 45 pediatric patients diagnosed with Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) undergoing chemotherapy. The target population was all pediatric patients diagnosed with ALL at the hospital, and the sample was selected using consecutive sampling. Inclusion criteria involved pediatric patients aged 5 to 18 years who were diagnosed with ALL, were undergoing chemotherapy, and experienced sleep disorders. Data was obtained through interviews and filling out questionnaires, including the Sleep Disturbances Scale for Children (SDSC), Perceived Stress Scale for Children (PSS-C), Visual Analog Scale (VAS) for pain, and questions about screen time. The dependent variable is sleep disturbance in pediatric patients with ALL undergoing chemotherapy. Independent variables involved stress level, pain level, ALL therapy according to risk stratification, chemotherapy phase, and mean screen time. The questionnaire was tested for validity and reliability before use. Data analysis involved the Spearman correlation test and Chi-Square, Fisher, and Kruskal-Wallis statistical tests to determine the relationship between independent and dependent variables. The significance level taken is 0.05. Based on patient characteristics, it is known that 38 pediatric patients with a dominant diagnosis of ALL were aged 2 - 15 years (84.4%) and 26 patients (57.8%) were male. The majority of patients' fathers' educational background was high school, totaling 20 people (44.4%) and the patient's mother's education was junior high school, totaling 16 people (35.6%). The majority of patients had good nutritional status, 27 patients (60%). The majority of patients' parents' income data was >5,000,000, as many as 24 people (53.3%). In data analysis, it was found that viii there was a significant relationship between stress level, pain level, screen time, and chemotherapy phase with sleep disorders (p<0.05). In addition, there was no significant relationship between risk stratification and sleep disorders (p>0.05). Patients with moderate stress had a p value = 0.001 with an OR of 25.636 (CI 95% 3.752 – 175.157), meaning that pediatric patients diagnosed with ALL with moderate stress had an increased risk of sleep disorders compared to patients with mild stress by 25 times. Patients with severe stress had a p value = 0.006 with an OR of 56,305 (CI 95% 3,171 – 999,778), meaning that pediatric patients diagnosed with ALL with severe stress had an increased risk of sleep disorders compared to patients with mild stress by 56 times. The prediction results of the regression model involving stress factors produced a Nagelkereke R square of 62.5% with the model declared feasible (sig Hosmer and Lemeshow = 0.509 > 0.05). Further research is needed to further analyze sleep disturbances in acute lymphoblastic leukemia patients at each phase of chemotherapy with more than one measurement. In addition, further research is needed to assess the correlation between other risk factors that influence sleep disorders in pediatric patients with acute lymphoblastic leukemia.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 04230600040 |
Uncontrolled Keywords: | leukemia limfoblastik akut, gangguan tidur, faktor risiko -Acute lymphoblastic leukemia, sleep disorder, risk factor |
Divisions: | Profesi Kedokteran > Spesialis Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 25 Jul 2024 07:27 |
Last Modified: | 25 Jul 2024 07:27 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/221805 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Tatik Handayani.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB) |
Actions (login required)
View Item |