Saifurrahman, Muhammad and Hartono, MS. IPU., ASEAN Eng., Prof. Dr. Ir. Budi and Febrianto, S.Pt.,MP, Dr. Ir. Nanang (2024) Pengaruh Peran Media Sosial dan Adaptasi Peternakan Terhadap Kondisi Perubahan Iklim pada Pendapatan Peternak Sapi Potong di Kabupaten Sumenep. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Perubahan iklim merupakan masalah global yang mempengaruhi banyak sektor, termasuk peternakan. Perubahan iklim berdampak pada kegiatan peternakan sapi potong melalui beberapa aspek, seperti menurunnya hasil produksi ternak, ketersediaan udara yang kurang, dan kelangkaan air yang buruk. Dampak perubahan iklim juga berpengaruh terhadap penurunan ketersediaan pakan ternak, kekurangan hijauan, serta terbatasnya sumber daya air. Dampak perubahan iklim menyebabkan degradasi lahan pertanian dan menurunkan produktivitas ternak dan tanaman pakan. Dampak perubahan iklim menyebabkan stres pada ternak akibat panas, mengganggu kesejahteraan ternak, dan meningkatkan risiko penyebaran penyakit ternak. Cekaman panas yang diakibatkan oleh perubahan iklim dapat berdampak buruk pada produktivitas sapi potong, yang kemudian dapat berdampak pada pendapatan peternak dan ketahanan pangan. Dampak kerugian dari permasalahan perubahan iklim terhadap peternakan sapi potong di Indonesia sangatlah besar dengan penurunan hasil produksi ternak hingga 20% telah diproyeksikan akan terjadi pada tahun 2050 di Asia Tenggara. Perubahan iklim dapat menyebabkan kerugian ekonomi pada peternakan sapi potong seperti penurunan hasil produksi dan penurunan produktivitas ternak. Peternakan dalam Angka 2023, produksi daging sapi dan kerbau mencapai 524.760 ton, sementara konsumsi daging sapi dan kerbau di Indonesia mencapai 816.790 ton, dengan populasi sekitar 278.835.740 jiwa. Adanya kekurangan produksi sebesar 292.030 ton atau sekitar 35,8%, yang perlu dipenuhi untuk menjaga ketahanan pangan terhadap konsumsi protein hewani penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2023). Meskipun jika tidak ada dampak perubahan iklim, produksi daging sapi di Indonesia mungkin tidak akan terganggu, namun kenyataannya ketersediaan daging sapi tetap menurun, terlebih dengan dampak perubahan iklim yang dapat menyebabkan penurunan yang sangat drastis. Tindakan pencegahan perlu dilakukan oleh peternak sapi potong dengan peran media sosial dan adaptasi dalam membantu pendapatan peternak sapi potong akibat permasalahan perubahan iklim. Strategi adaptasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peternak dapat membantu mengurangi dampak buruk yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial dapat membantu peternak dalam mengidentifikasi masalah peternakan dan membantu penyuluhan. Penggunaan media sosial juga dapat membantu peternak dalam mengadopsi perkembangan teknologi yang berbasis media serta membantu pemilihan adaptasi peternakan untuk mencegah dampak perubahan iklim di sektor peternakan. Tujuan penelitian dari penulisan yaitu untuk menganalisis profil usaha peternak sapi potong di Kabupaten Sumenep dan menganalisis hubungan antara media sosial dan adaptasi peternakan terhadap pendapatan peternak sapi potong di Kabupaten Sumenep Jawa Timur yang diakibatkan adanya perubahan iklim. Penelitian dilaksanakan dari bulan November 2023 sampai Februari 2024 di Kecamatan Batuputih, Kecamatan Lenteng dan Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data dari 150 responden peternak sapi potong di Kabupaten Sumenep. Metode pengambilan sampel menggunakan dua metode yaitu multistage sampling dan purposive sampling. Metode tersebut menentukan desa setiap kecamatan yaitu Kecamatan Batuputih (Desa Aengmerah dan Gedang-gedang), Kecamatan Lenteng (Desa Lenteng Timur dan Daramista) dan Kecamatan Kalianget (Desa Kertasada dan Karanganyar). Jenis sumber data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dengan cara wawancara, pengamatan (observasi), pengisian kuesioner, dokumentasi dan focus group discussion sedangkan data sekunder bersumber dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Sumenep, Badan Pusat Statistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sumenep, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Trunojoyo Madura, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sumenep dan penelitian serta kajian literatur, buku, data statistik pemerintah, media sosial dan jurnal. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS) menggunakan software SmartPLS versi 3.2.9. Partial Least Square (PLS) selain dapat mengkonfirmasi teori, namun juga untuk menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antar variabel laten. PLS juga digunakan untuk mengkonfirmasi teori, sehingga dalam penelitian yang berbasis prediksi PLS lebih cocok untuk menganalisis data. Partial Least Square (PLS) juga dapat digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik PLS yang dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap pertama adalah melakukan uji measurement model, yaitu menguji validitas dan reliabilitas konstruk dari masing-masing indikator. Tahap kedua adalah melakukan uji structural model yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antar variabel/korelasi antara konstruk- konstruk yang diukur dengan menggunakan uji t dari PLS itu sendiri. Pemilihan metode Partial Least Square (PLS) didasarkan pada pertimbangan bahwa dalam penelitian ini terdapat 4 variabel laten yaitu variabel media sosial, variabel adaptasi, variabel perubahan iklim dan variabel pendapatan yang dibentuk dengan indikator refleksif terdapat 9 indikator seperti, indikator itensitas penggunaan dan manfaat media sosial, indikator perubahan iklim makro dan perubahan iklim mikro, indikator efesiensi teknologi dan ternak adaptif, indikator pengelolaan pakan ternak, indikator peningkatan kesehatan ternak, indikator pendapatan on farm dan pendapatan off farm dan kemudian varaibel diukur dengan pendekatan refleksif second order factor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil peternak sapi potong di Kabupaten Sumenep pada penelitian antara lain mayoritas responden adalah berusia 31-45 tahun, dengan memiliki pendidikan terakhir Sekolah Dasar. Sebagian besar responden memiliki pengalaman beternak selama 20-30 tahun. Kebanyakan jumlah anggota keluarga peternak sebesar 3 orang serta memiliki jumlah ternak sebanyak 3 ekor sapi potong. Hasil analisis dengan menggunakan analisis PLS (Partial Least Square) dengan bantuan perangkat lunak SmartPLS 3.2.9 menunjukan bahwa uji hipotesis variabel eksogen yaitu media sosial dan ix perubahan iklim, sedangkan variabel endogen yaitu adaptasi dan pendapatan memiliki pengaruh positif dan signifikan. Pengaruh variabel media sosial terhadap variabel adaptasi diperoleh nilai t statistik (2,430) dengan nilai signifikansi (0,008). Pengaruh variabel perubahan iklim terhadap variabel adaptasi diperoleh nilai t statistik (2,862) dengan nilai signifikansi (0,002). Pengaruh variabel media sosial terhadap variabel pendapatan diperoleh nilai t statistik (3,734) dengan nilai signifikansi (0,000). Pengaruh variabel perubahan iklim terhadap variabel pendapatan diperoleh nilai t statistik (2,681) dengan nilai signifikansi (0,004). Pengaruh variabel adaptasi terhadap variabel pendapatan diperoleh nilai t statistik sebesar (3,175) dengan nilai signifikansi (0,001). Pengaruh variabel media sosial terhadap variabel pendapatan dengan variabel mediasi adaptasi diperoleh nilai t statistik sebesar (1,837) dengan nilai signifikansi (0,033). Pengaruh variabel perubahan iklim terhadap variabel pendapatan dengan variabel mediasi adaptasi diperoleh nilai t statistik (2,006) dengan nilai signifikansi (0,023). Profil peternak sapi potong di Kabupaten Sumenep mayoritas responden adalah berusia 31-45 tahun, dengan memiliki pendidikan terakhir Sekolah Dasar. Sebagian besar responden memiliki pengalaman beternak selama 20-30 tahun. Kebanyakan jumlah anggota keluarga peternak sebesar 3 orang serta memiliki jumlah ternak sebanyak 3 ekor sapi potong. Peternak di Kabupaten Sumenep yang aktif menggunakan media sosial merasakan banyak manfaat. Media sosial membantu meningkatkan pemasaran dan promosi produk, mendapatkan informasi terkait praktik peternakan serta mempermudah koneksi dengan peternak lainnya. Platform seperti browser, whatsApp, facebook, instagram, dan youtube menyediakan informasi penting tentang inovasi, teknologi, dan praktik terbaik dalam peternakan, membantu pengambilan keputusan strategis adaptasi. Peternak menggunakannya untuk adaptasi seperti inseminasi buatan, mengganti pakan dan masa tanam, menampung pasokan air minum ternak dan kerjasama dengan dokter hewan. Media sosial juga memfasilitasi transaksi jual beli dan promosi hasil ternak, menghemat biaya dan waktu, serta memungkinkan diskusi tanpa batasan jarak dan waktu, menjadi sumber solusi bagi masalah peternakan. Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu peningkatan terhadap tingkat pendidikan dan akses internet yang merata perlu dilakukan oleh pemerintah ataupun pihak swasta sehingga keputusan penggunaan adaptasi dalam menghadapi perubahan iklim dapat meningkat sehingga tercipta ketahanan usaha sapi potong terhadap perubahan iklim. Pemerintah melalui pemerintah daerah membangun sekolah mulai tingkat SD hingga SMA dan akses internet secara merata di seluruh wilayah serta memberikan beasiswa terhadap peternak yang ingin melanjutkan pendidikan. Adapun saran untuk peneliti berikutnya dengan mempertimbangkan penggunaan sampel dan variabel yang lebih beragam yang mendukung penelitian khususnya dalam hal jenis peternakan dan lokasi di Kabupaten Sumenep agar hasil penelitian lebih akurat.
English Abstract
This study aims to analyse the relationship between the role of social media and farm adaptation to climate change conditions on the income of beef cattle farmers in Sumenep District. The research method used was a survey using a questionnaire as a data collection tool from 150 beef cattle farmer respondents in Sumenep District. Quantitative analysis with a correlation approach was used to analyse the data collected using SmartPLS 3.2.9 software and the PLS (Partial Least Square) model was used to analyse the relationship between the role of social media and farm adaptation to climate change conditions on the income of beef cattle farmers in Sumenep District. The results showed that the majority respondents were aged 31-45 years (53%), with the last education being primary school (36%). Most respondents had 20-30 years of farming experience (42%). Most farmers' household size was 3 people (35%) and the number of livestock was 3 (65%). Farmers in Sumenep district who actively use social media experience many benefits. Social media helps improve marketing, obtain information on farming practices and facilitate connections with other farmers. Platforms such as browsers, WhatsApp, Facebook, Instagram and YouTube provide information on innovations, technologies and best practices and help with decision-making. Farmers use them for adaptations such as artificial insemination, changing feed, collecting livestock drinking water, and collaboration with veterinarians. Social media also facilitates buying and selling, promotion of livestock products, saves costs and time, and allows unlimited discussion, becoming a source of solutions to livestock problems.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 0424050021 |
Uncontrolled Keywords: | Adaptation, beef cattle, climate change, income, social media |
Divisions: | S2/S3 > Magister Ilmu Ternak, Fakultas Peternakan |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 24 Jul 2024 05:10 |
Last Modified: | 24 Jul 2024 05:10 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/221663 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Muhammad Saifurrahman.pdf Restricted to Registered users only Download (8MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |