Pengaruh Solar dan Lateks pada Asbuton B 50/30 terhadap Karakteristik AC-WC

Ramadhan, Risqullah and Hetarizqi, Muhammad Raihan and Arifin, MT, Dr. Ir. Muhammad Zainul and Bowoputro, ST., MT., IPU., Ir. Hendi (2024) Pengaruh Solar dan Lateks pada Asbuton B 50/30 terhadap Karakteristik AC-WC. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kebutuhan aspal di Indonesia untuk perawatan dan pembangunan jalan mencapai 1,2 juta ton setiap tahunnya dan Pertamina sebagai produsen utama aspal minyak nasional hanya dapat memenuhi sebagian kebutuhan tersebut. Defisit aspal dapat diatasi dengan optimalisasi pemanfaatan aspal alam. Indonesia memiliki potensi kekayaan aspal alam yang signifikan, terutama dalam bentuk asbuton (aspal Buton). Deposit asbuton mencapai 650 juta ton, dengan kadar aspal bervariasi antara 10-35%, setara dengan 170 juta ton aspal minyak. Jumlah deposit asbuton ini mencukupi untuk memenuhi kebutuhan aspal selama 170 tahun ke depan. Salah satu produk dari asbuton yang diproduksi di Indonesia adalah Asbuton Murni dan Asbuton B 50/30. Asbuton murni memiliki karakteristik yang identik dengan aspal minyak biasa namun memiliki kualitas yang lebih unggul, sehingga dapat menjadi pengganti yang efektif untuk aspal minyak. Inovasi dalam penggunaan asbuton murni melibatkan penambahan asbuton B 50/30 sebagai bahan substitusi dalam campuran beraspal. Sementara itu, Asbuton B 50/30 memiliki karakteristik butiran yang cukup kering, untuk memaksimalkan potensi aspal di dalamnya diperlukan bahan peremaja. Dalam Penelitian ini, digunakan solar sebagai bahan peremaja karena senyawa hidrokarbon yang terkandung di dalamnya dapat mengaktifkan aspal dalam asbuton B 50/30 untuk bekerja secara optimum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan kadar optimum penambahan solar dan lateks terhadap karakteristik marshall pada asbuton murni dengan substitusi asbuton B 50/30. Dalam penlitian ini, digunakan metode eksperimental dalam skala laboratorium dengan melakukan pengujian terhadap karakteristik marshall. Penelitian ini dilakukan dengan mencari KAO dari asbuton murni (variasi kadar 5,5%, 6%, 6,5%, dan 7%) dengan substitusi asbuton B 50/30 (ditetapkan kadar 8% sebagai variabel kontrol). Kemudian ditambahkan solar dengan variasi kadar 2%, 2,5%, 3%, dan 3,5% dari berat campuran dan lateks dengan variasi kadar 0,75%, 1%, 1,25%, dan 1,5% dari bahan peremaja. Analisis data yang digunakan adalah Respons Surface Methodology 2 variabel dan Analisis Grafik Pita. Pada analisa RSM akan didapatkan grafik 3D yang menunjukkan nilai optimum dari kombinasi solar dan lateks. Dari hasil analisis diperoleh nilai optimum kombinasi penambahan solar dan lateks untuk campuran laston lapis aus asbuton (AC-WC Asb) yaitu kadar solar sebesar 2% dan kadar lateks sebesar 1,412 %, kadar optimum ini menghasilkan nilai stabilitas sebesar 848,886 kg, nilai tersebut menurun sebesar 29,7 % dibandingkan tanpa penambahan solar dan lateks. Nilai MQ sebesar 301,219 mm, nilai tersebut menurun sebesar 24,6 % dibandingkan tanpa penambahan solar dan lateks. Nilai kelelehan sebesar 2,909 mm, nilai tersebut menurun sebesar 4,1% dibandingkan tanpa penambahan solar dan lateks. Nilai VMA sebesar 15,737 %, nilai tersebut menurun sebesar 4,18 % dibandingkan tanpa penambahan solar dan lateks, nilai VFB sebesar 74,448 %, nilai tersebut meningkat sebesar 4,69 % dibandingkan tanpa penambahan solar dan lateks. Nilai VIM sebesar 3,987 %, nilai tersebut menurun sebesar 16,43 % dibandingkan tanpa penambahan solar dan lateks. Secara keseluruhan penambahan solar dan lateks memiliki pengaruh yang signifikan dengan menurunkan nilai stabilitas, MQ, flow, VIM, VMA dan meningkatkan nilai VFB

English Abstract

The need for asphalt in Indonesia for road maintenance and construction reaches 1.2 million tons annually and Pertamina as the main producer of national oil asphalt can only meet some of these needs. The asphalt deficit can be overcome by optimizing the use of natural asphalt. Indonesia has significant natural asphalt wealth potential, especially in the form of asbuton (Buton asphalt). Asbuton deposits reached 650 million tons, with asphalt content varying between 10-35%, equivalent to 170 million tons of oil asphalt. This amount of asbuton deposits is sufficient to meet the needs of asphalt for the next 170 years. One of the products of asbuton produced in Indonesia is Pure Asbuton and Asbuton B 50/30. Pure asbuton has identical characteristics to ordinary oil asphalt but has superior quality, so it can be an effective substitute for oil asphalt. Innovations in the use of pure asbuton involve the addition of asbuton B 50/30 as a substitution agent in paved mixtures. Meanwhile, Asbuton B 50/30 has the characteristics of fairly dry granules, to maximize the potential of asphalt in it, a rejuvenating material is needed. In this study, diesel is used as a rejuvenating material because the hydrocarbon compounds contained in it can activate the asphalt in asbuton B 50/30 to work optimally. This study aims to determine the effect and optimum levels of the addition of diesel and latex on the characteristics of marshall in pure asbuton with asbuton B 50/30 substitution. In this research, experimental methods were used on a laboratory scale by testing the characteristics of marshalls. This study was conducted by finding KAO from pure asbuton (variation in levels of 5.5%, 6%, 6.5%, and 7%) with asbuton B substitution 50/30 (set 8% content as a control variable). Then added diesel with variations in levels of 2%, 2.5%, 3%, and 3.5% of the weight of the mixture and latex with variations in levels of 0.75%, 1%, 1.25%, and 1.5% of the rejuvenating material. The data analysis used was Response Surface Methodology 2 variables and Tape Graph Analysis. In RSM analysis, a 3D graph will be obtained that shows the optimum value of the combination of solar and latex. From the results of the analysis, the optimum value of the combination of adding diesel and latex to the laston layer mixture of wear asbuton (AC-WC Asb) is a diesel content of 2% and a latex content of 1.412%, this optimum level produces a stability value of 848.886 kg, the value decreases by 29.7% compared to without the addition of diesel and latex. The MQ value was 301.219 mm, a decrease of 24.6% compared to without the addition of diesel and latex. The melting value of 2,909 mm, the value decreased by 4.1% compared to without the addition of diesel and latex. VMA value of 15.737%, the value decreased by 4.18% compared to without the addition of diesel and latex, VFB value of 74.448%, the value increased by 4.69% compared to without the addition of diesel and latex. The VIM value was 3.987%, the value decreased by 16.43% compared to without the addition of diesel and latex. Overall the addition of solar and latex has a significant effect by lowering the value of stability, MQ, flow, VIM, VMA and increasing the value of VFB.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	0524070119
Uncontrolled Keywords:	Asbuton Murni, AC-WC Asb, Asbuton, Solar, Lateks
Divisions:	Fakultas Teknik > Teknik Sipil
Depositing User:	Unnamed user with username nova
Date Deposited:	24 Jun 2024 04:15
Last Modified:	24 Jun 2024 04:15
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/221605

Text (DALAM MASA EMBARGO) Risqullah Ramadhan.pdf Restricted to Registered users only Download (12MB)

Actions (login required)

View Item