Wijayanti, Mayang and Ir. Edi Dwi Cahyono, M.Agr.Sc., MS., Ph.D. and Mas Ayu Ambayoen, S.P., M.Si. (2024) Strategi Penghidupan Rumah Tangga Petani Jambu Biji dengan Pendekatan Sustainable Livelihood. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Terjadinya perubahan iklim yang tidak terduga dapat mengancam aspek kehidupan. Musim paceklik ditandai dengan kemarau yang berkepanjangan dan kesulitan memperoleh hasil pertanian yang maksimal karena adanya perubahan cuaca. Kondisi pertanian yang seperti ini menyebabkan sumber daya atau aset semakin berkurang. Penghidupan masyarakat sebagai suatu konsep yang digunakan masyarakat dalam rangka mempertahankan kehidupan dilakukan dengan mengandalkan aset penghidupan yang terdiri dari modal manusia, alam, sosial, finansial, dan fisik. Penggunaan sumber daya masing-masing individu/rumah tangga bervariasi dan tergantung dengan ketersediaan sumber daya atau aset penghidupan yang tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan aset penghidupan, (2) mendeskripsikan strategi yang dilakukan, dan (3) menganalisis pengaruh aset penghidupan terhadap strategi penghidupan rumah tangga petani jambu biji Desa Argosuko, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2023 hingga Mei 2024. Jenis pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu non-probability sampling dengan teknik convenience sampling. Sampel pada penelitian ini adalah petani jambu biji Desa Argosuko yang berjumlah 81 orang. Pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara terstruktur dengan kuesioner dan observasi. Data sekunder diperoleh dari dokumentasi monografi dan demografi Desa Argosuko serta jurnal atau penelitian terdahulu sebagai pendukung data primer. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial Structural Equation Modeling - Partial Least Squares (SEM�PLS) dengan menggunakan aplikasi SmartPLS versi 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Aset penghidupan tertinggi petani jambu biji Desa Argosuko adalah modal fisik, sedangkan aset penghidupan terendah yakni modal sosial. (2) Strategi penghidupan yang dilakukan petani jambu biji Desa Argosuko untuk mencapai keberlanjutan yaitu strategi bertahan hidup (survival) dan strategi akumulasi, strategi bertahan hidup dilakukan dengan cara mengerjakan kegiatan menggunakan sumber daya yang dimiliki yang umumnya masih mengandalkan sumber daya manusia dengan bekerja sebagai tenaga kerja upahan untuk mendapatkan pemasukan karena kepemilikan terhadap aset lainnya yang sangat terbatas, sedangkan strategi akumulasi dilakukan petani jambu biji dengan melakukan kegiatan lain diluar pekerjaan utama mereka sebagai petani jambu biji untuk meningkatkan produktivitas, keuntungan, dan keberlanjutan dalam jangka panjang dengan cara membuka usaha baru seperti berdagang sayuran dan kebutuhan sehari-hari, beternak (kambing, domba, sapi, dan unggas), dan melakukan investasi khususnya membeli peralatan untuk proses produksi dan pengolahan jambu biji. Sejumlah petani yang memiliki penghasilan besar juga memperluas usahatani mereka melalui pembelian lahan pertanian untuk ii meningkatkan hasil produksi jambu biji. (3) Aset penghidupan mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap strategi penghidupan rumah tangga petani jambu biji Desa Argosuko. Kelima aset penghidupan yang terdiri dari modal manusia, modal alam, modal sosial, modal finansial, dan modal fisik masing�masing berpengaruh signifikan dan positif terhadap strategi penghidupan petani jambu biji Desa Argosuko. Nilai R-squared untuk variabel strategi penghidupan sebesar 0,636 yang berarti modal manusia, modal alam, modal sosial, modal finansial, dan modal fisik mempunyai pengaruh terhadap strategi penghidupan rumah tangga petani jambu biji Desa Argosuko sebesar 63,6% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Saran yang dapat diberikan kepada petani jambu biji Desa Argosuko yaitu dapat lebih memaksimalkan komponen modal finansial dan fisik sebagai aset penghidupan. Modal finansial diperkuat dari sisi pendapatan per bulan, kondisi keuangan, dan akses meminjam uang baik ke lingkungan sosial terdekat (tetangga) maupun ke lembaga keuangan. Modal fisik diperkuat dari segi jumlah alat transportasi, jumlah alat elektronik pendukung produksi jambu biji, dan akses jalan menuju lahan. Selain itu, dibutuhkan kombinasi yang baik dalam penerapan strategi penghidupan saat menggunakan aset penghidupan petani jambu biji Desa Argosuko yang terdiri dari modal manusia, modal alam, modal sosial, modal finansial, dan modal fisik. Direkomendasikan untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan baik secara formal maupun informal, mengambil bagian dan peran dalam kegiatan sosial atau pelatihan demi keberlanjutan dan meningkatnya pendapatan setiap rumah tangga petani jambu biji Desa Argosuko
English Abstract
Unexpected climate change can threaten aspects of life. The lean season is characterized by prolonged drought and difficulty in obtaining maximum agricultural yields due to weather changes. Agricultural conditions like this cause resources or assets to decrease. Livelihood as a concept used by the community in order to sustain life is carried out by relying on livelihood assets consisting of human, natural, social, financial and physical capital. The use of resources by each individual/household varies and depends on the availability of resources or livelihood assets. This study aims to (1) describe livelihood assets, (2) describe the strategies adopted, and (3) analyze the influence of livelihood assets on the livelihood strategies of guava farming households in Argosuko Village, Poncokusumo District, Malang Regency, East Java. The research was conducted from September 2023 to May 2024. The type of approach in this research is a quantitative approach. The sampling method used is non-probability sampling with convenience sampling technique. The sample in this study were guava farmers in Argosuko Village, totaling 81 people. Data collection used primary data and secondary data. Primary data was obtained from structured interviews with questionnaires and observations. Secondary data were obtained from monographic and demographic documentation of Argosuko Village as well as journals or previous research to support primary data. The data obtained will be analyzed using descriptive analysis techniques and Structural Equation Modeling - Partial Least Squares (SEM-PLS) inferential analysis using the SmartPLS version 4 application. The results show that (1) The highest livelihood asset of guava farmers in Argosuko Village is physical capital, while the lowest livelihood asset is social capital. (2) Livelihood strategies carried out by guava farmers in Argosuko Village to achieve sustainability are survival strategies and accumulation strategies, survival strategies are carried out by carrying out activities using the resources they have, which generally still rely on human resources by working as hired labor to get income because ownership of other assets is very limited, whereas accumulation strategies are carried out by guava farmers by carrying out other activities outside their main job as guava farmers to increase productivity, profits, and sustainability in the long term by opening new businesses such as trading vegetables and daily necessities, raising livestock (goats, sheep, cattle, and poultry), and making investments, especially buying equipment for guava production and processing. A number of farmers with high incomes also expanded their farms by purchasing farmland to increase guava production. (3) Livelihood assets have a significant and positive influence on the household livelihood strategies of guava farmers in Argosuko Village. The five livelihood assets consisting of human capital, natural capital, social capital, financial capital, and physical capital each have a significant and positive effect on the livelihood strategies of guava farmers in Argosuko Village. The R-squared value for the livelihood strategy variable is 0.636, which means that human capital, natural capital, social capital, financial capital, and iv physical capital have an influence on the livelihood strategies of guava farmer households in Argosuko Village by 63.6% and the rest is influenced by other variables outside the model. Suggestions that can be given to guava farmers in Argosuko Village are to maximize the financial and physical capital components as livelihood assets. Financial capital is strengthened in terms of income per month, financial condition, and access to borrow money both to the closest social environment (neighbors) and to financial institutions. Physical capital is strengthened in terms of the number of means of transportation, number of electronic devices, and road access to the land. In addition, a good combination is needed in implementing livelihood strategies when using guava farmers' livelihood assets in Argosuko Village, which consist of human capital, natural capital, social capital, financial capital, and physical capital. It is recommended to expand knowledge and skills both formally and informally, take part and play a role in social activities or training for the sustainability and increased income of each Argosuko Village guava farmer household.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0524040441 |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 17 Jul 2024 05:13 |
Last Modified: | 17 Jul 2024 05:13 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/221426 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Mayang Wijayanti.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |