Aplikasi Model SWAT untuk Analisis Laju Erosi dan Arahan Konservasi pada DAS Rondoningo Kabupaten Probolinggo

Aliyah, Firda Samaniyatul and Prof. Dr. Ir. Lily Montarcih Limantara, M.Sc. and Jadfan Sidqi Fidar, ST., MT. (2024) Aplikasi Model SWAT untuk Analisis Laju Erosi dan Arahan Konservasi pada DAS Rondoningo Kabupaten Probolinggo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perubahan penggunaan lahan berpotensi terhadap berubahnya nilai laju erosi yang terjadi di suatu DAS. Pada DAS Rondoningo sendiri mengalami perubahan penggunaan lahan yang cukup signifikan baik berupa penambahan maupun pengurangan ditinjau dari tahun 2013 dan 2022. Untuk mengatasi permasalah ini, diperlukan arahan konservasi lahan, baik melalui perlindungan vegetatif maupun metode mekanis. Dalam penelitian ini, model ArcSWAT digunakan untuk menganalisis potensi nilai laju erosi dan sedimentasi yang bertujuan untuk mengetahui besarnya laju erosi di DAS Rondoningo berdasarkan penggunaan lahan pada tahun 2013 dan 2022, untuk mengetahui klasifikasi tingkat bahaya erosi di DAS Rondoningo, dan untuk mengetahui arahan konservasi yang tepat, baik secara mekanik maupun vegetatif, sesuai dengan kondisi DAS Rondoningo di Kabupaten Probolinggo, serta pengaruh konservasi tersebut terhadap nilai laju erosi yang terjadi. Berdasarkan hasil simulasi pada ArcSWAT ditemukan nilai laju erosi meningkat sebesar 67% dari 6.907 ton/ha/tahun (0.576 mm/tahun) menjadi 20.973 ton/ha/tahun (1.748 mm/tahun), sementara nilai laju sedimen meningkat sebesar 81% dari 3.499 ton/ha/tahun (0.292 mm/tahun) menjadi 18.060 ton/ha/tahun (1.505 mm/tahun) dengan rerata hasil laju erosi dan sedimen ditinjau dari 10 tahun perhitungan mendapatkan rerata hasil laju erosi sebesar 6.865 ton/ha/tahun (0.572 mm/tahun) dan laju sedimen sebesar 3.575 ton/ha/tahun (0.298 mm/tahun). Tingkat Bahaya Erosi pada DAS Rondoningo sebagian besar oleh kriteria ringan yaitu dengan luas 229.972 km2 (92.78%), diikuti oleh kriteria sedang dengan luas 8.487 km2 (3.42%), kriteria berat 38.78 km2 (0.16%), dan sangat berat dengan luas 9.02 km2 (3.64%). Hasil dari arahan penggunaan lahan baru menunjukkan nilai laju erosi dan dan laju sedimen yang lebih rendah daripada kondisi eksisting. Analisis arahan penggunaan lahan baru dapat mereduksi nilai laju erosi sebesar 23% dari 20.973 ton/ha/tahun (1.748 mm/tahun) menjadi 17.027 ton/ha/tahun (1.419 mm/tahun) dan laju sedimen sebesar 79% dari 18.060 ton/ha/tahun (1.505 mm/tahun) menjadi 10.094 ton/ha/tahun (0.841 mm/tahun). Sementara arahan konservasi mekanis yang melibatkan Bangunan Pengendali Sedimen dapat mengurangi volume penampungan sebesar 55.759% dalam waktu satu tahun. Upaya konservasi mekanis ini memberikan hasil yang positif di DAS Rondoningo yaitu mereduksi volume sedimen yang semula 5732.704 m³ menjadi 2536.198 m³.

English Abstract

Changes in land use have the potential to change the value of the erosion rate that occurs in a watershed. The Rondoningo watershed itself experienced quite significant changes in land use, both in the form of additions and reductions, in terms of 2013 and 2022. To overcome this problem, land conservation direction is needed, both through vegetative protection and mechanical methods. In this research, the ArcSWAT model is used to analyze the potential value of erosion and sedimentation rates which aims to determine the magnitude of the erosion rate in the Rondoningo watershed based on land use in 2013 and 2022, to determine the classification of the erosion hazard level in the Rondoningo watershed, and to find out conservation directions. appropriate, both mechanically and vegetatively, in accordance with the conditions of the Rondoningo watershed in Probolinggo Regency, as well as the effect of conservation on the rate of erosion that occurs. Based on the simulation results in ArcSWAT, it was found that the erosion rate value increased by 67% from 6,907 tons/ha/year (0.576 mm/year) to 20,973 tons/ha/year (1,748 mm/year), while the sediment rate value increased by 81% from 3,499 tons/ha/year (0.292 mm/year) to 18,060 tons/ha/year (1,505 mm/year) with the average erosion and sediment rate results reviewed from 10 years of calculations getting an average erosion rate result of 6,865 tons/ha/year (0.572 mm/year) and a sediment rate of 3,575 tonnes/ha/year (0.298 mm/year). The level of erosion hazard in the Rondoningo watershed is mostly light criteria, namely with an area of 229,972 km2 (92.78%), followed by medium criteria with an area of 8,487 km2 (3.42%), heavy criteria of 38.78 km2 (0.16%), and very heavy criteria with an area of 9.02 km2. (3.64%). The results of the new land use direction show values for erosion rates and sediment rates that are lower than existing conditions. Analysis of new land use directions can reduce the erosion rate by 23% from 20,973 tons/ha/year (1,748 mm/year) to 17,027 tons/ha/year (1,419 mm/year) and the sediment rate by 79% from 18,060 tons/ha /year (1,505 mm/year) to 10,094 tonnes/ha/year (0.841 mm/year). Meanwhile, mechanical conservation directives involving Sediment Control Buildings can reduce storage volume by 55,759% within one year. This mechanical conservation effort has provided positive results in the Rondoningo watershed, namely reducing the sediment volume from 5732,704 m³ to 2536,198 m³.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524070097
Uncontrolled Keywords: Erosi, Laju Sedimen, Konservasi, SWAT, TBE
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Pengairan
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 15 Jul 2024 05:01
Last Modified: 15 Jul 2024 05:01
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/221384
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Firda Samaniyatul Aliyah.pdf
Restricted to Registered users only

Download (32MB)

Actions (login required)

View Item View Item