Nugraha, Fauzan Diva and Dr. Ir. Putu hadi Setyarini, ST., MT. and Dr. Ir. Achmad As'ad Sonief, MT. (2024) Sintesis Dan Karakterisasi Karbon Aktif Bambu Ampel Dengan Aktivator NaCl. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman flora terbanyak di dunia. Salah satu komoditas terbesarnya adalah bambu, yang memiliki 176 spesies dari 1620 jenis yang ada di dunia. Bampu ampel (Bambussa Vulgaris) memiliki kandungan selulosa dan lignin sebesar 44% dan 23% yang menjadikannya cocok untuk dijadikan sebagai arang aktif. Penelitian ini berfokus pada proses pembuatan karbon aktif serta karakterisasi karbon aktif briket yang diproduksi dari variasi ukuran partikel dan holding time arang aktif bambu ampel. Sintesis spesimen diawali dengan karbonisasi arang bambu ampel kemudian dihancurkan untuk mendapatkan serbuk dengan variasi ukuran 50 mesh dan 70 mesh, aktivasi serbuk menggunakan larutan NaCl 0,3 M, analisis parameter proksimat, pencampuran arang aktif dengan larutan perekat tepung sagu, pembentukan briket dengan metode kompaksi bertekanan 10 ton/dia ram 80 mm menggunakan mesin Hydraulic Press dengan variasi holding time 120, 180, dan 240 s. Terakhir briket dikeringkan di dalam oven. Kemudian dilakukan pengujian karakterisasi untuk melihat kualitas briket arang bambu ampel sebagai adsorben pemurnian limbah. Pengujian karaterisasi diawali dari pengujian SEM untuk melihat morfologi permukaan pori, pengujian BET – BJH untuk mengetahui luas permukaan spesifik, adsorpsi-desorpsi N2 dan persebaran distribusi pori, serta pengujian FTIR untuk menganalisa gugus fungsi arang bambu ampel. Hasil didapatkan bahwa proses pembuatan arang aktif dengan aktivator NaCl telah memenuhi standar kualitas. Ukuran kecil akan mempersulit porses penguapan sehingga meningkatkan kandungan air pada briket. Perbedaan permukaan pori sebelum dan setelah aktivasi divalidasi melalui pengujian SEM, dan analisis EDS yang menunjukkan pengurangan zat-zat pengotor setelah aktivasi. Melalui pengujian BET dan BJH, ditemukan bahwa ukuran pori kecil menghasilkan luas permukaan diameter pori yang besar. Hal ini dikarenakan pembentukan pori lebih banyak terjadi pada ukuran partikel yang lebih kecil selama proses aktivasi. Holding time pada proses kompaksi menyebabkan interaksi butir antar partikel lebih padat sehingga luas permukaan lebih kecil dan kemampuas adsorpsi-desorpsi N2 lebih rendah; holding time juga mempengaruhi kepadatan briket. Selanjutnya melalui spektrum dari pengujian FTIR, diketahui tidak terjadi perubahan gugus fungsi arang.
English Abstract
Indonesia is one of the most flora-diverse countries in the world. One of its biggest commodities is bamboo, which has 176 species out of 1620 species in the world. Bampu ampel (Bambussa Vulgaris) has a cellulose and lignin content of 44% and 23% which makes it suitable to be used as activated charcoal. This research focuses on the process of making activated carbon and characterizing activated carbon briquettes produced from variations in particle size and holding time of ampel bamboo activated charcoal. The synthesis of specimens begins with carbonization of ampel bamboo charcoal then crushed to obtain powder with a size variation of 50 mesh and 70 mesh, activation of powder using 0.3 M NaCl solution, analysis of proximate parameters, mixing activated charcoal with sago starch adhesive solution, forming briquettes with a pressure compaction method of 10 tons / 80 mm ram using a Hydraulic Press machine with a holding time variation of 120, 180, and 240 s. Finally the briquettes are dried in the oven. Then characterization testing was carried out to see the quality of ampel bamboo charcoal briquettes as waste purification adsorbents. Characterization testing begins with SEM testing to see the morphology of the pore surface, BET-BJH testing to determine the specific surface area, N_2 adsorption-desorption and pore distribution, and FTIR testing to analyze the functional groups of ampel bamboo charcoal. The results showed that the process of making activated charcoal with NaCl activator has met the quality standards. The small size will complicate the evaporation process so as to increase the water content in the briquettes. The difference in pore surface before and after activation was validated through SEM testing, and EDS analysis which showed a reduction in impurities after activation. Through BET and BJH testing, it was found that small pore size resulted in large pore diameter surface area. This is because more pore formation occurs at smaller particle sizes during the activation process. Holding time in the compacting process causes denser grain interactions between particles resulting in smaller surface area and lower N2 adsorptiondesorption capability; holding time also affects the density of the briquettes. Furthermore, through the spectrum of FTIR testing, it is known that there is no change in the functional groups of charcoal.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0524070096 |
Uncontrolled Keywords: | Arang Aktif Bambu Ampel, Sintesis, Karakterisasi, Ukuran Partikel, Holding Time |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Mesin |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 16 Jul 2024 07:15 |
Last Modified: | 16 Jul 2024 07:15 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/221376 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Fauzan Diva.pdf Restricted to Registered users only Download (7MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |