Strategi Peningkatan Partisipasi Kelompok Asmantoga Dalam Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga dan Akupresure (Kasus di Desa Prangi Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro)

Ekowati, Farida Agustin and Prof. Dr. Ir. Yayuk Yuliati, M.S. and Hery Toiba, S.P., M.P., Ph.D. (2024) Strategi Peningkatan Partisipasi Kelompok Asmantoga Dalam Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga dan Akupresure (Kasus di Desa Prangi Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Upaya pengobatan dan Pelayanan Kesehatan dengan obat-obatan tradisional dan ketrampilan Akupresure merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dan sekaligus merupakan teknologi tepat guna yang berpotensi untuk menunjang pembangunan kesehatan. Saat ini kesehatan tradisional telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional. Selain itu, Program ini merupakan implementasi Permenkes Nomor 9 tahun 2016 tentang Upaya Pengembangan Kesehatan Tradisional Melalui Asuhan Mandiri Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga dan Keterampilan budidaya dan pengolahannya yang disingkat Asmantoga. Program Asmantoga dan ketrampilan Akupresure di Desa Prangi Kecamatan Padangan ini terbentuk dan dimulai tahun 2019 dan masih tetap berjalan sampai dengan sekarang. Akan tetapi menurunnya performa kelompok, dimana pengolahan hasil TOGA masih belum optimal, tidak termanfaatkannya TOGA di pekarangan, dan Sosialisasi pemanfataan TOGA belum maksimal, hal tersebut masih perlu mendapatkan perhatian. Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis peran fasilitator dan kader Asmantoga dalam Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga dan Akupresure, menganalisis partisipasi 2 (dua) kelompok Asman TOGA dalam Program Pemberdayaan Kader dalam Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga dan Akupresure, mendeskripsikan hambatan-hambatan partisipasi kelompok Asmantoga dalam Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga dan Akupresure, serta menganalisis strategi peningkatan partisipasi kelompok asmantoga dalam pemanfaatan tanaman obat keluarga dan akupresure di Desa Prangi Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro. Penelitian dilaksanakan bulan Oktober s.d. Desember 2023. Pendekatan peneltian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penentuan lokasi dengan purposive. Penentuan informan secara purposive sampling yaitu 17 orang informan. Metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam tidak terstruktur, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles, Hubberman, dan Saldana (2014). Teknik keabsahan data dengan triangulasi sumber dan metode. Hasil dari penelitian ini adalah peran fasilitator dalam pemanfaatan akupresure adalah edukator, motivator, mediator, stimulan dalam menumbuhkan partisipasi Masyarakat sedangkan peran kader adalah motivator, implementator, komunikator, edukator dan inovator. Partisipasi 2 (dua) kelompok dalam program pemberdayaan kader dalam pemanfaatan tanaman obat keluarga dan akupresure adalah anggota kelompok masih pasif dalam perencanaan program, anggota kelompok sudah aktif dalam pelaksanaan program, diantaranya aktif berpartisipasi berupa kehadiran/tenaga yaitu mengikuti sebagian besar dari kegiatan peningkatan pemanfaatan tanaman toga dan Akupresure, tetapi anggota kelompok pasif berpartisipasi berupa dana/uang dikarenakan kegiatan ini sudah didanai dari Pemerintah Desa Prangi, dan anggota kelompok pasif berpartisipasi berupa ide baru karena terbatasnya pengetahuan, serta anggota kelompok masih pasif dalam evaluasi program. Hasil analisis partisipasi 2 (dua) xi kelompok asmantoga dan akupresure berdasar delapan tingkatan/tangga partisipasi menurut teori Arnstein (Reka Lingkungan, 2018), termasuk dalam tangga ke 5 (lima) yaitu Consultation atau konsultasi, dimana masyarakat sudah melakukan kegiatan pemanfaatan tanaman obat keluarga dan ketrampilan akupresure secara sukarela, sudah mengetahui manfaatnya, dan masyarakat dapat membuat usulan mengenai hal tersebut, walaupun ada jaminan tidak diterima, tetapi kelompok masih pasif tidak menyampaikan usulannya dan masih terkesan malu-malu dan hanya manut petunjuk fasilitator atau bidan desa saja. Hambatan-hambatan partisipasi kelompok dalam peningkatan pemanfaatan toga dan Akupresure diantaranya dikarenakan: 1) Kurangnya Pengetahuan anggota kelompok, 2) Keterbatasan Akses kesehatan, 3) Kesulitan dalam Pengolahan Produk Inovasi dan pemasarannya, 4) Kurangnya Kesadaran Masyarakat, 5) Kendala Ekonomi, dan 6) Kurangnya Dukungan Institusi dari Dinas Kesehatan Kabupaten dan Provinsi. Strategi peningkatan Partisipasi Kelompok dalam Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga dan Akupresure di Desa Prangi Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro adalah: peningkatan pelatihan rutin kepada kader yang dilengkapi dengan praktek meramu jamu serta pemijatan akupresure, Promosi Kesadaran kepada masyarakat, Pengembangan Keterampilan anggota kelompok, Kolaborasi dengan Pusat Kesehatan, Monitoring dan Evaluasi, Penghargaan dan Pengakuan.

English Abstract

Treatment efforts and Health Services with traditional medicines and Acupressure skills are a form of community participation and at the same time an appropriate technology that has the potential to support health development. Currently, traditional health has been regulated in Government Regulation (PP) Number 103 of 2014 concerning Traditional Health Services. In addition, this program is an implementation of Permenkes Number 9 of 2016 concerning Traditional Health Development Efforts through Independent Care Utilisation of Family Medicinal Plants and their cultivation and processing skills abbreviated as Asmantoga.The Asmantoga program and Acupressure skills in Prangi Village, Padangan District were formed and started in 2019 and are still running until now. However, the decline in group performance, where the processing of TOGA products is still not optimal, the TOGA is not used in the yard, and the socialisation of TOGA utilization is not optimal, it still needs attention. The purpose of this study is to analyse the role of facilitators and Asmantoga cadres in the Utilisation of Family Medicinal Plants and Acupressure, analyse the participation of 2 (two) Asman TOGA groups in the Cadre Empowerment Program in the Utilisation of Family Medicinal Plants and Acupressure, describe the obstacles to the participation of Asmantoga groups in the Utilisation of Family Medicinal Plants and Acupressure, and analyse strategies to increase the participation of Asmantoga groups in the use of family medicinal plants and acupressure in Prangi Village, Padangan District, Bojonegoro Regency. The research was conducted from October to December 2023. The research approach used was descriptive qualitative. Determination of location by purposive. Determination of informants by purposive sampling, namely 17 informants. Data collection methods using unstructured in-depth interviews, observation and documentation. Data analysis techniques using the interactive model of Miles, Hubberman, and Saldana (2014). Data validity techniques using source and method triangulation. The results of this study are the role of facilitators in the use of acupressure is an educator, motivator, mediator, stimulant in fostering community participation while the role of cadres is a motivator, implementer, communicator, educator and innovator. The participation of 2 (two) groups in the cadre empowerment programme in the use of family medicinal plants and acupressure is that group members are still passive in programme planning, group members are active in programme implementation, including active participation in the form of attendance / energy, namely participating in most of the activities to increase the use of toga plants and acupressure, but group members passively participate in the form of funds / money because this activity has been funded by the Prangi Village Government, and group members passively participate in the form of new ideas due to limited knowledge, and group members are still passive in programme evaluation. The results of the analysis of the participation of 2 (two) asmantoga and acupressure groups based on the eight levels/stairs of participation according to Arnstein's theory (Reka Lingkungan, 2018), are xiii included in the 4th staircase, from under namely Consultation or consultation, where the community has carried out activities to utilise family medicinal plants and acupressure skills voluntarily, already knows the benefits, and the community can make proposals regarding this matter, although there is a guarantee that it will not be accepted, but the group is still passive in not submitting their proposals and still seems shy and only obeys the instructions of the facilitator or village midwife. Barriers to group participation in increasing the utilisation of toga and acupressure are due to: 1) Lack of knowledge of group members, 2) Limited access to health care, 3) Difficulties in processing innovative products and marketing them, 4) Lack of public awareness, 5) Economic constraints, and 6) Lack of institutional support from the District and Provincial Health Office. Strategies to increase Group Participation in the Utilisation of Family Medicinal Plants and Acupressure in Prangi Village, Padangan Sub-district, Bojonegoro Regency are: Increasing routine training for cadres equipped with the practice of concocting herbal medicine and acupressure massage, Awareness Promotion to the community, Skills Development of group members, Collaboration with Health Centres, Monitoring and Evaluation, Awards and Recognition.

Item Type:	Thesis (Magister)
Identification Number:	0424040032
Divisions:	S2/S3 > Magister Sosiologi, Fakultas Pertanian
Depositing User:	Unnamed user with username nova
Date Deposited:	15 Jul 2024 04:58
Last Modified:	15 Jul 2024 04:58
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/221356

Text (DALAM MASA EMBARGO) FARIDA AGUSTIN EKOWATI.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB)

Actions (login required)

View Item