Mahardika, Mahendra Narendra and Kristanto Adi Nugroho, S.T., M.T (2023) Redesain Interior Museum Batik di Pekalongan dengan Pendekatan Analog Batik pada Bangunan Cagar Budaya. Diploma thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kota Pekalongan juga di kenal sebagai kota batik dan memiliki tagline “World’s City of Batik” Museum Batik Pekalongan merupakan tempat untuk mempelajari dan belajar tentang batik. Museum Batik Pekalongan menggunakan bangunan cagar budaya peninggalan dari masa penjajahan belanda. Museum Batik Pekalongan belum pernah mengalamai rehabilitasi lagi sejak di resmikan sebagai museum batik. Sehingga terdapat kerusakan yang bervariatif pada bangunan. Kesan colonial pada museum batik sangat terasa pada unsur fasad dan ornament interior. Sehingga pada saat ini museum perlu penguatan identitas museum dan rehabilitasi. Kajian teori yang digunakan antara lain mengenai museum, cagar budaya, batik, pendekatan analogi, dan rehabilitasi bangunan cagar budaya. Peneliti mengunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik analisa data yang di gunakan adalah reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Setelah penelitian dilakukan, dilanjutkan perancangan interior Museum Batik Pekalongan dengan metode desain analogi batik dan pendekatan reabilitasi bangunan cagar budaya. Konsep pada ruangan interior museum batik menerapkan analogi proses membatik, motif batik, dan bentuk alat batik yang di implementasikan teradap program ruang, karakteristik ruang, furniture, dan element interior. Konsep ini diarapkan dapat mencapai tujuan perancangan museum pekalongan agar memiliki identitas juga mempertahankan bangunan cagar budaya sehingga menarik pengunjung datang ke museum.
English Abstract
Pekalongan City is also known as the city of batik and has the tagline "World's City of Batik". The Pekalongan Batik Museum is a place to study and learn about batik. The Pekalongan Batik Museum uses cultural heritage buildings left over from the Dutch colonial period. The Pekalongan Batik Museum has never undergone rehabilitation since it was inaugurated as a batik museum. So there is varied damage to the building. The colonial impression of the batik museum is felt in the facade elements and interior ornaments. So currently museums need to strengthen their museum identity and rehabilitate them. The theoretical studies used include museums, cultural heritage, batik, analogical approaches, and rehabilitation of cultural heritage buildings. Researchers used qualitative research methods with a descriptive approach. The data analysis techniques used are data reduction, data presentation, drawing conclusions. After the research was carried out, the interior design of the Pekalongan Batik Museum continued with the batik analogy design method and a cultural heritage building rehabilitation approach. The concept for the interior of the batik museum applies the analogy of the batik process, batik motifs and forms of batik tools which are implemented in the space program, room characteristics, furniture and interior elements. It is hoped that this concept can achieve the goal of designing the Pekalongan museum so that it has an identity and also maintains a cultural heritage building so that it attracts visitors to come to the museum.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Identification Number: | 0523170645 |
Uncontrolled Keywords: | Museum, Museum Batik Pekalongan, Kota Pekalongan, Bagunan Cagar Budaya, Kawasan Cagar Budaya, Analogi Batik-Museum, Pekalongan Batik Museum, Pekalongan City, Cultural Heritage Building, Cultural Heritage Area, Batik Analogy |
Divisions: | Program Vokasi > D4 Desain Grafis |
Depositing User: | Sugeng Moelyono |
Date Deposited: | 21 Jun 2024 08:21 |
Last Modified: | 21 Jun 2024 08:21 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/221071 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Mahendra Narendra Mahardika.pdf Restricted to Registered users only Download (7MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |