Analisis Kekalahan Artis Mila Rachmawati, SE. MM., Pada Pemilihan Umum Legislatif di Jawa Barat VI Tahun 2019

Revansyah, Rifky and Taufik Akbar, S.IP., M.IP (2023) Analisis Kekalahan Artis Mila Rachmawati, SE. MM., Pada Pemilihan Umum Legislatif di Jawa Barat VI Tahun 2019. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Fenomema pencalonan kandidat dengan latar belakang artis marak terjadi di Indonesia sejak era reformasi. Hal ini di dukung dengan perkembangan zaman yang mendukung iklim demokrasi yang terbuka untuk seluruh kalangan termasuk kalangan artis. Pencalonan artis di kontestasi politik menjadi isu yang menarik dibahas karena modal artis yang identik dengan popularitas terkesan seperti “jalan pintas” bagi partai dan juga kandidat dalam memenangkan pemilihan umum. Walaupun demikian, fakta di lapangan menemukan bahwa popularitas tidak selalu mendukung kemenangan artis. Salah satu nya terjadi pada pencalonan Mila Rachmawati di Dapil Jawa Barat VI Tahun 2019. Modal citra artis yang dimiliki Mila Rachmawati dan dukungan mesin politik Partai Perindo yang dimiliki kandidat tidak menjamin kemenangan bagi Mila Rachmawati di Pileg Tahun 2019 Menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi kampanye yang dilakukan Mila Rachmawati selama masa kampanye Pileg Tahun 2019 dengan menggunakan teori Marketing Politik 4p menurut Niffenenger sebagai pisau analisis peneliti untuk mengungkap penyebab kekalahan politik artis Mila Rachmawati di Dapil VI Jawa Barat pada Pileg Tahun 2019. Hasil temuan di lapangan menemukan Mila Rachamawati memiliki beberapa kekurangan dalam strategi kampanye yang menyebabkan kampanye kandidat kurang maksimal. Hasil temuan di lapangan di analisis menggunakan teori marketing politik Niffenengger 4p memamparkan bahwa secara produk, citra kendaraan politik yang digunakan kandidat mempengaruhi elektabilitas Mila Rachmawati di Dapil Jawa Barat VI. Selain itu, biaya kampanye yang dibawah ratarata Caleg Tingkat DPR RI turut andil dalam menghambat eksekusi kampanye kandidat. Penguasaan tempat juga menjadi kekurangan kandidat karena hanya menguasai 7 kecamatan dari 23 kecamatan di Kota Bekasi dan Kota Depok. Analisa peneliti memberikan hasil bahwa Mila Rachmawati hanya unggul dalam aspek promosi, modal popularitas artis yang dibawa kandidat tidak serta merta mendongkrak elektabilitas kandidat dan menjamin kemenangan bagi Mila Rachmawati di Pileg 2019.

English Abstract

The phenomenon of nominating candidates with a entertainment background has been popular in Indonesia since the reformation era. This is supported by the evolution of times that favor an open democratic climate for all peoples, including those from the entertainment background. The candidacy of artists in political contests has become an intriguing issue because the celebrity status associated with them seems like a 'shortcut' for parties and candidates to win elections. However, the facts on the field find that popularity does not always guarantee win elections for artists. One such instance occurred in the candidacy of Mila Rachmawati in the legislative elections of West Java Region VI in 2019. Despite her celebrity status and the support of the Perindo Party political machinery, Mila Rachmawati's victory in the 2019 legislative elections was not assure Using a qualitative case study research method, this study aimed to elucidate Mila Rachmawati's campaign strategy during the 2019 legislative elections, Using Niffenenger's 4P Political Marketing theory as the analytical framework to uncover the reasons for the political defeat of Mila Rachmawati in the West Java VI Electoral District during the 2019 legislative elections. Field findings revealed several shortcomings in Mila Rachmawati's campaign strategy, leading to suboptimal campaign performance. Analysis using Niffenengger's 4P political marketing theory demonstrated that, regarding product, the image of the political vehicle used by the candidate influenced Mila Rachmawati's electability in the West Java VI Electoral District. Additionally, below-average campaign costs for candidates at the level of the Indonesian House of Representatives also hindered the execution of the candidate's campaign. Lack of territorial control was also a weakness for the candidate, as she only campaign 7 out of 23 districts in Bekasi and Depok cities. The researcher's analysis concluded that Mila Rachmawati only excelled in the promotion aspect, and the celebrity status brought by the candidate did not necessarily boost her electability or provided victory in the 2019 Pileg

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052311
Uncontrolled Keywords: Marketing Politik, Pileg, Artis-Political Marketing, Legislative Elections, Artists
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Politik
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 20 Jun 2024 04:21
Last Modified: 20 Jun 2024 04:21
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/220936
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Rifky Revansyah.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item