Kedatangan Pageblug : Korelasi Antara Pageblug dengan “Diangan” Sebagai Ritual Mitigasi Bencana (Pada Studi Kasus Masyarakat Desa Kedung Pedaringan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang)

Apriandrasari, Naila Vania and Siti Zurinani, S.Ant., M.A. (2023) Kedatangan Pageblug : Korelasi Antara Pageblug dengan “Diangan” Sebagai Ritual Mitigasi Bencana (Pada Studi Kasus Masyarakat Desa Kedung Pedaringan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

a ekonomi maupun sosial. Dampak yang ditimbulkan adanya penyebaran virus Covid- 19 ini adalah angka kematian yang cukup tinggi di awal kemunculannya. Sehingga oleh masyarakat Jawa hal tersebut dianggap sebagai sebuah musibah yang kemudian dikenal dengan istilah “Pageblug”. Respon masyarakat dengan adanya musibah, yakni masyarakat mengkorelasikan dengan kepercayaan budaya setempat khususnya kepercayaan Jawa yang dinamakan dengan sebutan pageblug. Datangnya pageblug, masyarakat mempercayai serangkaian ritual yang dinamakan dengan “Diangan”. Diangan dipercayai oleh masyarakat sebagai arena ritual mitigasi bencana. Diangan diartikan dengan istilah obong-obong dimana didalamnya terdapat unsur-unsur religiusitas seperti garam yang diartikan sebagai penutup dari segala sesuatu serta dipercayai dapat mengusir roh jahat atau penyakit yang akan datang. Hal ini sesuai dengan Dede Mulyanto (2013) yang menyebutkan bahwa praktik-praktik sosial yang ada dapat digunakan untuk menghadapi kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan selama situasi krisis. Ritual Diangan ini dilakukan sebagai upaya pengurangan resiko bencana, yang bertujuan untuk mengambangkan fisik kognitif dan meningkatkan kemampuan merespon ancaman bencana alam dengan melakukan praktik ritual adat. Hal tersebut sama halnya dengan penelitian ini dimana terkait adanya tradisi penolak bala yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kedung Pedaringan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Masyarakat desa di daerah ini masih mempercayai budaya spiritual yang mereka miliki secara turun temurun. Media yang digunakan dalam menjalankan praktiknya berupa media yang sudah disepakati bersama dan memiliki nilai historis. Filosofi Jawa memaknainya sebagai upaya keselamatan yang ada di jagad raya. Salah satu tradisi yang mempresentasikan filosofi tersebut yakni ritual diangan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kedung Pedaringan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Penelitian ini ingin melihat Bagaimana respon masyarakat tentang adanya Pageblug? serta Sejauh mana masyarakat membangun kebertahanan dalam rangka mitigasi bencana dengan cara ritual diangan?. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi

English Abstract

The emergence of Covid-19 makes community activities begin to be disturbed both economically and socially. The impact caused by the spread of the Covid-19 virus is a fairly high mortality rate at the beginning of its emergence. So that Javanese people are considered a disaster which came to be known as "Pageblug". The response of the community with the disaster, namely the community correlated with local cultural beliefs, especially Javanese beliefs called Pageblug. The arrival of Pageblug, the community believes in a series of rituals called "Diangan". It is trusted by the community as a disaster mitigation ritual arena. It is interpreted as the term obongles in which there are elements of religiosity such as salt which is interpreted as a closing of everything and is believed to be able to drive out evil spirits or future diseases. This is in accordance with Dede Mulyanto (2013) which states that existing social practices can be used to deal with unfavorable conditions during the crisis situation. The ritual in this area is carried out as an effort to reduce disaster risk, which aims to develop physical cognitive and improve the ability to respond to the threat of natural disasters by practicing traditional rituals. This is the same as this research which is related to the tradition of reinforcement conducted by the people of Kedung Pedaringan Village, Kepanjen District, Malang Regency. The village community in this area still trusts the spiritual culture they have for generations. The media used in carrying out practice in the form of media that have been mutually agreed upon and have historical values. The Javanese philosophy interpreted it as a safety effort in the universe. One of the traditions that presented the philosophy is the ritual in the area carried out by the people of Kedung Pedaringan Village, Kepanjen District, Malang Regency. This research wants to see how the community response about the presence of Pageblug? And the extent to which the community builds defense in the context of disaster mitigation by means of rituals in the way?. Data collection techniques in this study use observation techniques, in depth interviews and documentation.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523120332
Uncontrolled Keywords: Pageblug, Ritual Diangan, Mitigasi Bencana-Pageblug, Ritual Diangan, Disaster Mitigation
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Antropologi Budaya
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 11 Jun 2024 08:14
Last Modified: 11 Jun 2024 08:14
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/220501
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Naila Vania Apriandrasari.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item